Bonus Chapter

814 90 5
                                    

Hai, apa kabar?
Ada yang kangen Daisy dan Davino, nggak? Semoga ada ya, soalnya mereka juga kangen sama kalian. Hehehe...

Sesuai subjudul ini adalah bonus chapter. Sebenarnya chapter ini harusnya aku publish Februari kemarin, tapi karena suatu hal jadi baru bisa publish sekarang. Semoga chapter ini bisa mengobati rasa kangen kalian ya. Oh ya, mulmed di atas itu adalah lagu yang menemaniku menulis Daisy dari awal sampai selesai. Itu juga alasanku kenapa bikin chapter ini.

Udah ya cukup sekian aku ngomongnya. Jangan lupa vote dan komen, ya... Happy reading...

***

Like a clock hand that chases after time

You want to keep going forward

Crossing the line that has been drawn

Toward that life

(Gaho - Start)

***

Tujuh bulan setelah acara malam itu ....

"Aman? Semua udah lengkap?"

Pertanyaan itu dilontarkan seorang laki-laki berkaus hitam kepada seorang gadis berkuncir kuda yang berjalan di sampingnya ketika keluar dari minimarket.

Si gadis mengecek belanjaannya lagi. Memastikan semua barang yang dibeli sudah sesuai dengan catatan di ponselnya. "Udah. Tapi kalau misalkan nanti ada yang kurang, lo yang balik lagi, ya?"

"Boleh, kalau lo mau nemenin," ucap laki-laki itu seraya mengambil alih plastik belanjaan dan mengantungnya di dashboard motor.

"Ogah! Yang ada lo malah modusin gue nanti. Dah, ayo buruan pulang. Belanjaannya udah ditungguin nih."

"Sesekali modus nggak apa-apa kali, Day. Sama pacar sendiri juga, masa nggak boleh?" Davino terkekeh, tapi langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Daisy. Davino segera menyalakan motornya dan meminta Daisy naik ke boncengan. Tak lama kemudian, motor Davino melaju meninggalkan pelataran parkir minimarket.

Rasanya Daisy masih tidak menyangka bisa melewati semua yang terjadi hingga sampai di titik sekarang ini. Di titik di mana Daisy berhasil berdamai dengan semua termasuk masa lalunya. Daisy sudah mengikhlaskan apa yang sudah terjadi dan kembali membuka lembaran baru dalam hidupnya dengan sukacita.

Dulu, Daisy pernah lelah dengan semua hal pahit dalam hidupnya. Hingga akhirnya ketika dia benar-benar berada di titik lelahnya, Tuhan mempertemukannya dengan Davino. Laki-laki yang kehidupannya membuat Daisy iri lantaran memiliki keluarga yang sempurna. Setidaknya itu yang ada di pikiran Daisy sebelum dia mengetahui fakta bahwa hidup Davino adalah ketidaksempurnaan.

Daisy dan Davino, tanpa sengaja terikat masa lalu yang sama. Kecelakaan satu tahun lalu menjadi awal kehancuran mereka. Namun, Davino masih beruntung bisa bertemu Pak Sandhi dan Bu Santi, sedangkan Daisy harus terpuruk selama beberapa waktu sambil terus mencoba bertahan. Jika bukan karena Sarah, sudah pasti Daisy akan menyerah sejak lama. Beruntung, keduanya dikelilingi orang-orang baik dan membuat mereka bisa bertahan sampai sekarang.

Yang lebih tidak Daisy sangka adalah laki-laki yang sekarang ini dia pegang kedua sisi jaketnya. Daisy sama sekali tidak mengharapkan kehadiran laki-laki yang sok akrab dengannya di lorong ketiga perpustakaan. Namun, pertemuan pertama itu justru menyeret mereka pada pertemuan-pertemuan selanjutnya yang tidak terduga. Dan Daisy tidak bodoh mengartikan semua sikap aneh Davino kepadanya itu karena Davino menyukainya.

Daisy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang