Chapter 22

13.4K 1.5K 14
                                    

Karena tidur awal,Kirana juga terbangun lebih awal.
Melihat sisi Kiri,anak dan suaminya masih terlelap.

Kirana rasanya ingin berteriak. Di dunia modern, dia bahkan tidak pernah memegang tangan lawan jenis.
Sekarang, dia tidur dengan laki-laki dewasa.
Yah,meskipun dia suaminya sendiri,tapi merasa sangat canggung.

Bagaimana pun, ini demi Leng Yuqi,demi anaknya, dia harus kuat tahan banting.
Kirana merasa,Leng Xiao ini sosok yang acuh tak acuh,sifatnya terlihat dingin.

Kirana tidak tahu jika Leng Xiao merupakan sosok kapten yang di hormati di ketentaraan.
Kapten yang tegas,dingin dan gagah berani di medan tempur.
Dengan kekuatan tempurnya,dia disegani oleh pasukan militer,bahkan Jenderal pun kagum dengan kemampuanya.

Saat remaja, pertama kali pelatihan tentara,Leng Xiao dilatih oleh Jenderal sendiri, menjadi prajurit terkuat bersama dengan Zhang Tian di angkat jabatan menjadi kapten di pasukan elite White Tiger.

Leng Xiao sosok tegas dan dingin pada orang lain,akan tetapi, dengan darah dagingnya sendiri tentu saja dia menghangat.
Tanpa Kirana dan Leng Xiao sendiri sadari, Leng Xiao tidak terlalu dingin terhadap istrinya.
Leng Xiao sadar istrinya telah merawat anaknya dengan penuh kasih.

Kirana tidak akan menghindar,dia akan selalu menjadi dirinya sendiri.
Dia harus mensyukuri apa yang ada.

Di dunia ini, dia justru mendapatkan lebih banyak dari pada saat di dunia modernnya.
Terutama,disini dia dapat bertemu langsung dengan kedua orang tuanya tanpa perantara foto.

Kebiasaan Kirana,dia akan mengecup Leng Yuqi saat bangun tidur,namun melihat di sisi kiri anaknya,dia urungkan.
Bangun dari ranjang,Kirana melangkah ke kamar mandi.

Hari ini,Kirana membuat sarapan sederhana.
Panekuk dari bahan terigu, garam dan minyak wijen.
Awalnya,Kirana memang memasak sarapan nasi dan lauk untuk Leng Yuqi.
Lambat laun, dia hanya membuat makanan sederhana untuk sarapan seperti panekuk/pancake atau terkadang omelet.

Leng Xiao dan Leng Yuqi bangun,mencium aroma wangi dari dapur.
Leng Xiao mengajak anaknya untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
Leng Yuqi duduk di closed duduk yang tertutup.

Kirana menata sarapan di meja,tidak lama Leng Xiao dan Leng Yuqi duduk untuk sarapan bersama.
Melihat anak dan suaminya makan dengan lahap,dengan fitur wajah yang sama, Kirana menahan senyum.

Leng Xiao bersama putranya berada di halaman rumah, menatap tangan kecil Leng Yuqi yang memberi makan ayam dan kelinci.
Tidak lama,putranya melangkah ke belakang pohon apel dan menyiram tanaman dengan selang.
Leng Xiao merasa bangga dengan anaknya, tampak dia melakukanya bukan untuk pertama kali.

Kirana membersihkan rumah,
biasanya Leng Yuqi akan menawarkan bantuan,namun ibunya hanya meminta untuk menyiram tanaman dan memberi makan hewan peliharaan. Jadi menjadi suatu kebiasaan.

Ji Yuan datang ke rumah Leng Yuqi,dia menunggu temannya itu di kaki pegunungan namun tidak kunjung teka.

Melihat Leng Yuqi sedang duduk dengan seorang paman,Ji Yuan berpikir wajah mereka mirip.
Ji Yuan mengira dia adalah ayah Leng Yuqi.

"Yuan,ini ayahku" ucap Leng Yuqi cerah, dia sebelumnya iri melihat Ji Yuan bersama ayahnya,namun sekarang dia juga mempunyai ayah.

Leng Xiao menatap bocah gemuk di depanya,

"Halo paman," sapa Ji Yuan

Leng Xiao menganguk, paham,bocah di depanya adalah Ji Yuan yang telah diceritakan anaknya.
Leng Xiao melihat gelagat anaknya yang ragu-ragu ingin bermain,

"Kamu bermainlah dengan Ji Yuan,asal jangan pergi terlalu jauh," ucap Leng Xiao

Leng Yuqi ingin bersama ayah,namun dia juga ingin bermain.
Mendengar perkataan ayahnya dia mengangguk dan pergi bersama Ji Yuan.

Leng Xiao menatap punggung kedua bocah yang pergi ke arah pegunungan.

Mengingat pegunungan kunshan, Leng Xiao mengernyit, dia yakin pasukan pemberontak Black Eagle sudah di lumpuhkan dari akarnya.
Beralih memandang tanaman mawar disisi kanan rumahnya, Leng Xiao berpikir,jika bunga mawar di cabut dari akar,namun batang ditanam ditempat lain berkemungkinan besar tumbuh.

Sama hal nya dengan kelompok pemberontak Black Eagle.
Tidak semua anggota berada di atas tebing pegunungan Pamirtian yang merupakan markas Black Eagle.
Mereka juga tersebar di tempat lain, meskipun Jenderal sudah mengerahkan ribuan prajurit ke seluruh dataran tinggi di negeri Senji.
Namun,ada kemungkinan mereka akan membuat markas baru dengan sisa anggota.

Menatap Pegunungan Kunshan,Leng Xiao menyentuh kaki kiri.
Mendesah lega,saat merasakan rasa sakit ketika dia mencubit kakinya.

Leng Xiao bersyukur. Dia bisa selamat jatuh dari tebing tinggi, untung saja dia melihat tali dan sigap memegangnya,sehingga jatuh dari ketinggian yang tidak membuat kakinya hancur.

Saat Leng Xiao terjatuh,dia memikirkan anaknya, dan keinginan terakhir,dia ingin sekali melihat putranya. Sampai akhirnya dia selamat dengan berpegangan tali.

Pertama kali dia melihat Leng Yuqi membuka pintu,kedua tanganya terkepal ingin memeluk, namun, dia urungkan, merasa sangat lelah dan gugup.
Selesai makan yang disiapkan istrinya,dia mencari Leng Yuqi,kembali ingin melihat putranya.
Perasaan gugupnya hilang seketika,saat mengetahui anaknya yang ceria dan banyak bercerita kepadanya.

Kirana mandi setelah membuat teh krisan dan menempatkan di teko.
Dia akan ke pasar.

"Suami,aku akan ke pasar," ucap Kirana,
Dia memutuskan, harus mulai terbiasa dengan kehidupan baru dengan suaminya.
Melihat sifat dingin Leng Xiao,Kirana hanya mengalah untuk bisa memulai berteman denganya.

"Baiklah," ucap Leng Xiao

Setelah Kirana pergi, Leng Xiao duduk di ruang tamu,melihat teh di teko dia menuangkan ke gelas.
Mengernyit,baru pertama kali dia meminum teh seperti ini.
Bukan karena rasanya tidak enak, justru sebaliknya,rasanya manis sedikit asam dan merasakan aroma bunga.

Leng Xiao yang biasa bergerak merasa bosan dengan kondisi kakinya, untung saja kondisinya ini terjadi tidak permanen. Dia juga sudah menerima obat.
Cederanya tidak terlalu berat. kata dokter, jika permanen, dalam waktu cukup lama maka dapat menurunkan kemampuan otot dan terjadi atrofi atau mengecilnya otot-otot kaki.

Markas militer akan mengirim dokter ke rumah setiap 3 minggu sekali,akan mengecek dan melakukan penanganan baik dengan terapi fisik atau fisioterapi dan juga dia sudah menggunakan alat bantu gerak yaitu tongkat.

Kirana sampai di pasar membeli jagung, bayam, wortel, ikan,bawang,kunyit,lada dan bumbu-bumbu dapur lainnya.

Setelah itu mengunjungi restoran Fuwa,dia sangat bersemangat, akhirnya dia bisa memiliki kompor gas.

Wajan dan panci barunya di rumah, bisa dipakai tanpa takut menghitam.
Dan dia juga tidak perlu membeli arang berkarung-karung lagi, dia pikir akan ada kompor listrik seperti miliknya di dunia modern, ternyata baru ada kompor gas.

Sebelumnya dia meminta Tong mu untuk membantunya membeli kompor,yah,sebagai pemilik restoran mudah baginya memiliki kenalan penjual kompor.

Kirana membeli dengan gajinya sendiri, dia sudah menerima dividen.
Dan juga membuat akun di bank.
Meskipun gajinya tidak sebanyak uang yang dia terima dari suaminya.
Rasanya sangat senang, gaji suami miliknya dan gajinya sendiri juga tentu menjadi miliknya. Kini dia memiliki gaji double.







MENOLAK MENJADI TOKOH PENJAHAT DALAM NOVEL (Open PO s/d 5 Agustus 2021)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang