Chapter 25

13.6K 1.5K 9
                                    

Berada di pasar,Kirana selalu menyadari jika dirinya berada di dunia yang berbeda, seperti saat mengunjungi restoran dan beberapa toko,Kirana melihat semua orang tanpa teknologi mereka.

Berbeda jauh di dunia modern, dimana dia selalu melihat semua orang dengan barang teknologi mereka. Seperti orang-orang yang bahkan berjalan pun menggunakan ponsel, di coffe shop dengan laptop mereka.

Kirana menuju ke kantor pos yang berada tepat di samping bank, dia akan menggunakan surat untuk komunikasi. Mengabarkan ke orang tua dan kakaknya di desa H.

Di dunia ini,Kirana yakin sudah ada telepon,namun pasti masih terbatas dan hanya kalangan tertentu saja yang memilikinya. Kirana tidak merasa masalah hanya dengan surat.

Dia tidak akan mengunjungi orang tua Su dulu,dia juga menulis pada suratnya tidak nyaman meninggalkan Leng Xiao sendiri di rumah karena cederanya.

Karena dibutuhkan waktu 4 jam untuk pulang pergi antara desa B dan H dengan menggunakan kereta keledai.
Jadi Kirana memutuskan untuk tidak berkunjung.

Dia menulis surat cukup panjang,menceritakan kabarnya dan Leng Yuqi juga.

Saat ini, kali pertamanya Kirana menulis dan mengirim surat.
Kirana sampai di kantor pos, hanya bermodalkan 3 koin emas,dia bisa bercerita banyak hal.
Selain itu,tidak butuh waktu berhari-hari untuk bisa menerima surat yang dia kirim. Paling lama hanya membutuhkan waktu 24 jam.

Kirana keluar dari kantor pos menyempatkan ke bank, dan kemudian belanja sayur serta kue kukus, lalu langsung pulang.

Masuk ke dalam rumah,dia melihat Leng Xiao sedang duduk memangku Leng Yuqi.
Kirana heran anaknya sudah pulang bermain.

"Ibu kembali," ucap Kirana melihat Leng Yuqi dalam pangkuan ayahnya

Leng Xiao dan Leng Yuqi langsung melihat ke arah Kirana

"Kamu tidak bermain dengan Ji Yuan?," tanya Kirana.

Pasalnya, sebelum Kirana ke pasar ia jogging sebentar di sekitar halaman rumah dan melihat anaknya bermain dengan Ji Yuan

"Ji Yuan akan ke rumah bibinya bu," ucap Leng Yuqi

Kirana hanya menganggukan kepala,

"Oh ya ini kue kukus,makanlah bersama ayahmu," Kirana menata kue kukus yang baru saja dia beli dan meletakkan di atas meja.

Menata teko teh bunga krisan, Kirana tahu anaknya tidak akan meminumnya. sedangkan Leng Xiao tampaknya tidak merasa buruk dengan rasa teh yang dia buat.

Leng Xiao hanya menatap pergerakan istrinya, sedangkan Leng Yuqi turun dari pangkuan ayahnya dan mengambil kue kukus

Kirana memasuki kamar dengan membawa kantong plastik,membuka lemari dan mengambil kotak uang.
Dia meletakkan uang ke dalam kotak.

Sebelumnya, Kirana sempatkan diri ke bank untuk mengambil beberapa uang dari hasil dividen restoran Fuwa.

Dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa lembaga keuangan seperti bank, Seandainya tidak ada bank,Kirana berpikir dimana dia dapat menyimpan uang? Bagaimana pun uang hasil dari dividen restoran Fuwa dan uang dari suaminya tidaklah sedikit.

Kirana mengambil uang dari bank bukan karena uang dari suaminya habis, namun,karena semua uang yang disimpan dari suaminya dia simpan ke bank saat membuat akun.

Cukup sulit melakukan transaksi tanpa kartu dari bank,seperti uang dari Leng Xiao yang harus dikirim dalam bentuk amplop.
Jika Kirana belanja besar ke pasar di pusat kota kekaisaran,akan sangat merepotkan,dia harus membawa amplop-amplop besar yang dimasukkan ke dalam kantong plastik.

Tentu jauh berbeda situasinya di dunia modern. Pada zaman yang serba digital itu,kirana mudah untuk bertransaksi. Teknologi perbankan yang sudah terhubung antar penjuru dunia memungkinkan Kirana melakukan transaksi elektronik berapa pun jumlahnya dengan sangat mudah dan cepat.
Sepenuhnya ada di genggamanya. Dengan mobile banking, tinggal pencet tombol keyboard telepon seluler, transaksi pun langsung beres.

Sebelumnya, Su Ran belum mengenal bank,sehingga dia menyimpan uang tunai di rumah.
Sedangkan Kirana lebih memilih menyimpan di bank,sementara uang di rumahnya disimpan untuk kebutuhan,jika dia akan membeli sesuatu yang sekiranya mahal,dia akan mengambil lagi ke bank.

Kirana yang berpikiran modern merasa menyimpan uang di rumah tidak aman. Lebih baik punya tabungan di bank,uangnya lebih aman. Kebetulan dia juga dekat pasar dimana terdapat restoran,toko,kantor pos bahkan bank.

Kirana terkekeh membandingkan masa lalu dan masa kini. Meskipun sekarang repot, tidak bisa membayar pakai kartu tapi dia bahagia,tidak perlu disibukkan pekerjaan dan hanya fokus merawat anak dan suaminya.
Di dunia modern layanan transaksi elektronik mudah karena membantu masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Sehingga tidak perlu lagi datang ke kantor bank untuk segala keperluan perbankan.

Meletakkan kotak uang kembali, dan mengambil pakaian, lalu Kirana menuju kamar mandi untuk mandi.
Kirana tadi memang belum mandi, karena berniat jogging yang pasti berkeringat sehingga Kirana berpikir mandi setelah pulang dari pasar.

Setelah mandi dan berpakaian, Kirana menuju kamar, bercermin dia mulai mengolesi wajah dengan krim.

Sebelumnya Kirana pernah berjalan-jalan melewati pasar,tanpa Leng Yuqi dia bebas kesana kemari sampai akhirnya menemukan produk skin care yang dijual di dekat klinik.
Memang tidak banyak yang dijual, tapi Kirana merasa sangat senang.

Dengan kemasan warna kuning dan putih,skin care ini seputih salju dan membuat kulit wajahnya terasa adem dan Kirana juga merasa sangat unik,karena setelah dia memakai skin care ini,akan menguap setelah beberapa saat sehingga wajahnya tidak menakutkan.

Kirana saat itu ragu-ragu untuk membeli, namun,saat dia bertanya kandungan dari skin care kepada penjual, penjualnya mengatakan mengandung 50% Eucalyptus oil .

Kirana yang tahu kemampuan Eucalyptus oil,seperti dapat menenangkan kulit wajah, mempercepat pengeringan jerawat, dan menjadi antibakteri agar kulit wajah tetap bersih, dan tentunya sehat langsung memutuskan untuk membelinya.
Kemudian dia juga membeli sabun pembersih wajah, lipstik serta bedak fanbo yang katanya sering di pakai putri-putri bangsawan bahkan permaisuri kaisar saat ini.

Kirana saat itu membeli bedak fanbo tersebut, karena memiliki ide, dia menjadikanya masker.
Dengan mencampur bedak dengan air mawar dia bisa melancarkan metabolisme kulit.
Sementara untuk lipstik,dia akan memakainya jika akan berpegian jauh,jadi untuk punya-punya,dalam hati Kirana yang penting punya.

Saat itu Kirana akhirnya tahu dari penjual, jika pemilik toko skin care itu sebenarnya juga seorang dokter kandungan senior di klinik sebelahnya.

Kirana selesai memakai krim wajah,wajahnya terasa adem. Dia berpikir ini akan lebih mantap jika disimpan dalam kulkas untuk sensasi wajah ekstra adem.
Sayangnya dia tidak memiliki kulkas.

Menyisir rambut dan mengikatnya, Kirana keluar dari kamar melihat ruang tamu kosong.
Menuju ke luar,Leng Yuqi sedang bermain dengan kelinci bersama ayahnya.

Kirana menatap suaminya yang duduk di batu datar, melihat ke arah kaki sebelah kiri Leng Xiao,

"Suami,bagaimana kondisi kakimu?," Kirana bertanya penasaran, Kirana berpikir tidak terlalu parah,suaminya masih bisa memangku Leng Yuqi tadi.

"Entahlah, menunggu dokter datang besok," ucap Leng Xiao singkat, dia belum terbiasa mengobrol dengan wanita.

Leng xiao mengingat kalau besok Shao Lu pasti akan datang membawa dokter.
Dia juga ingin mengetahu info terbaru tentang kasus pemberontak Black Eagle dari Shao Lu, dia yakin membersihkan pemberontak dari markasnya sudah tepat,namun harus lanjut membersihkan anggota lainya hingga tak tersisa.

Kirana tidak tau harus berkata apa lagi,untung saja suara Leng Yuqi mengalihkan perhatian Leng Xiao dan dirinya.

Kirana tertawa geli melihat Leng Yuqi yang mengajak ngobrol kelinci-kelincinya, Leng Xiao diam-diam tersenyum melihat tingkah anaknya.
Mendengar tawa Kirana di sampingya dia merasakan jantungnya berdebar tidak semestinya.

MENOLAK MENJADI TOKOH PENJAHAT DALAM NOVEL (Open PO s/d 5 Agustus 2021)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang