#chapter 19

378 96 28
                                    

Selena Pov

Air mataku luruh begitu saja,mendengar penuturan Vivi tentang Lingga yang datang ke toko bunga hanya untuk mencariku.

"Tuhan,Aku ingin melihat dia sebelum tubuhku benar-benar sekarat"ucapku dalam hati

"Minumlah,Kau harus tenang"kata Vivi

Aku menggeleng lemah,Bagaimana bisa Aku tenang?sedangkan Aku tersiksa di sini,Aku butuh Lingga.

"Apa Kau mau Aku memberitahunya tentang keadaanmu?"tanya Vivi

Aku terdiam,memberitahu Lingga tentang keadaanku?

"Jangan"jawabku

"Kenapa?bukankah Kau juga sama seperti Dia?Kau merindukan Dia kan?"tanya Vivi

"Aku sudah sangat lama menjadi beban untuk Dia Vi,Aku tidak ingin keadaanku yang seperti ini menjadi beban lagi untuknya"jawabku

"Tapi-"

"Aku hanya ingin melihat Dia,tanpa harus Dia sadari"potongku

Vivi diam,Dia menggenggam jemariku,"Itu akan tidak adil untuk Lingga"ucap Vivi

"Tapi Vi-"

"Baiklah,nanti Aku akan coba bicara dengan Dr.Angel,semoga Kau masih bisa di izinkan untuk keluar sebentar"potong Vivi

Lingga Pov

Kakiku rasanya sangat sakit,beberapa hari ini Aku mencoba mengelilingi kota Inggris,berharap Aku bisa menemukan sosok Selena di tengah-tengah kerumunan dan toko-toko buku yang biasa kami kunjungi,namun Aku sama sekali tidak melihat sosoknya.

"Tidak mungkin kan jika Selena meninggal?"tanya Maher

Aku segera menatap sahabatku dengan tajam,"Aku hanya bertanya"katanya

Aku menggelengkan kepala dengan menghembuskan nafas panjang.

"Aneh saja Ga,tiba-tiba Selena menghilang tanpa ada jejaknya begitu"ucap Maher

"Makanya Aku cemas"balasku

"Apa dia tidak mengatakan sesuatu saat terakhir bertemu denganmu?"tanya Lingga

Aku mencoba berpikir,terakhir kali Aku bertemu dengan Selena adalah saat makan malam bersama di Apartemenku.

"Her"

"Hmm"

"Selena mimisan"

"Hah"

"Iyah,terakhir kali Aku bertemu dengan Selena adalah saat makan malam bersama di Apartemenku,Dia tiba-tiba datang tanpa alasan begitu"

"Lalu?"

"Ada Mama juga Sanum waktu itu,lalu Selena mimisan,dan Aku sangat tahu dari dulu Dia tidak pernah mimisan,apalagi darah yang keluar dari hidungnya cukup banyak"

"Kau tanya keadaannya saat itu?"tanya Maher

Aku pun mengangguk cepat,"Selena hanya mengatakan jika Dia baik-baik saja"jawabku

Sekarang Aku dan Maher sama-sama terdiam,lalu beberapa detik kemudian Aku sadar,Aku ingat jika Selena meninggalkan botol kecil dengan berisi obat,Aku masih menyimpannya.

"Aku ingat sekarang"seruku

"Ingat apa?"tanya Maher

Namun Aku tidak menjawab pertanyaannya,Aku justru segera beranjak dan memilih berlari,kembali ke Apartemenku untuk mencari botol obat milik Selena yang di simpan Mama pada kotak obat,waktu itu Mama mengatakan jika kemungkinan obat itu hanyalah vitamin biasa yang di konsumsi Selena untuk menjaga kekebalan tubuhnya.

                                   ***

"Sialan"umpatku dengan tetap mencari obat milik Selena

"Dimana obat itu?"tanyaku

Saat ini Aku sedang mencarinya,membongkar semua isi kotak obat di dalam Apartemenku.

"Ketemu"gumamku lirih

Rasanya jantungku seperti di pacu,mungkin karena Aku berlari tadi,dan keadaanku juga sedang panik.

Aku segera mengeluarkan ponselku,mengambil salah satu obat dari dalam kotak kecil,memfoto dan mengirimkan ke Kak Hara,Tunangannya Bang Zafran sepupuku,Dia adalah salah satu dokter umum di kota Jogja,rasanya Aku tidak perlu menjelaskan detailnya,Aku yakin kalian lebih faham siapa Hara Mocha?

Hingga lebih dari tiga puluh menit,Aku baru mendapat balasan pesan dari Kak Hara.

"Obat milik siapa itu?itu obat keras,harus ada resep dari dokter untuk memilikinya,kalau tidak salah itu salah satu jenis obat untuk pasien kanker"

-Hara Mocha-

Deg!!!!
Kanker?benarkah?kepalaku rasanya berat sekali,pandanganku menjadi gelap,Aku seperti hampir tidak sadarkan diri,namun Aku mencoba bertahan.

Otakku hanya ada tentang Selena,senyumannya,suara manjanya,tawanya dan terakhir ketika Selena bersikap aneh di depanku saat baru saja keluar dari kamar mandi untuk membersihkan hidungnya yang mengeluarkan darah.

"Selena kanker?"tanyaku lirih

Air mataku jatuh begitu saja,dadaku sesak,rasanya Aku ingin menepis semuanya,Aku ingin tidak mempercayai penjelasan dari Kak Hara,namun apa yang Aku lihat terakhir kali pada diri Selena memang banyak kejanggalan.

Di mulai dari tubuhnya yang semakin kurus,wajahnya yang pucat namun Dia beralasan tidak memakai make up,lalu darah yang keluar dari hidungnya,itu benar-benar menjelaskan bahwa apa yang di katakan Kak Hara adalah benar.

"Kamu dimana?Apa kamu masih bisa bertahan?"tanyaku dengan suara bergetar karena menangis.

#tbc,,,
Selamat pagi semua,happy reading,Bang Lingga sudah mulai menemukan titik terang meskipun rasanya sangat menyakitkan,please!!!jangan nangis,biar Aku saja.

The Secret HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang