#Chapter 20

365 98 45
                                    

Lingga Pov

•satu tahun kemudian,,,

"Hhhuuff lelah sekali"gumamku sembari menutup laptop yang berada di depanku,Aku sudah kembali ke Indonesia,usahaku untuk mencari Selena belum menemukan hasil,hampir seluruh rumah sakit di kota Inggris Aku datangi,apa Aku menyerah?mungkin iya,tapi Aku percaya dan yakin,jika Selena masih hidup,dia pasti baik-baik saja.

Kesibukanku saat ini adalah mengurus beberapa usaha keluarga,beberapa store milik Nenek juga Restoran dan Hotel milik Kakekku.

Seharusnya tidak hanya Aku yang mengurus dan meneruskan usaha ini,bagaimanapun anggota keluarga yang lainnya juga berhak,tetapi mereka memilih mempercayakan semuanya padaku,salah satunya kakak sepupuku Bang Zafran.

"Lingga"

Kedua mataku segera terarah pada sumber suara,Aku melempar senyum "hai"balasku

"Sudah selesai?"tanya Sanum

Aku segera menganggukkan kepala,"Mau pulang sekarang?"lanjutnya

"Iyah"jawabku

Beberapa bulan yang lalu,setelah Sanum menyelesaikan S1 nya di Oxford,Dia kembali ke Indonesia,lalu untuk mengisi waktu senggangnya Aku meminta Dia bergabung di perusahaanku,jika nanti Sanum memilih keluar untuk bekerja di tempat yang lebih layak dan sesuai pasionnya,maka tentu saja Aku akan mengizinkan Dia keluar.

                                   ***

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini?"tanyaku ketika di dalam mobil bersama Sanum

"Alhamdulilah semua lancar dan baik"jawabnya

Aku tersenyum mendengar jawaban dari sahabatku itu,"Bagaimana dengan dirimu sekarang?"tanya Sanum

"Aku baik,semua juga berjalan dengan lancar"jawabku

"Bukan itu"balas Sanum

Aku sedikit meliriknya,lalu kembali fokus ke depan karena saat ini Aku sedang mengemudi.

"Perasaanmu,hatimu saat ini bagaimana?"tanya Sanum

Aku terdiam,detik berikutnya Aku kembali tersenyum,"Apa Kau sudah menemukan keberadaan Selena?"lanjutnya

"Belum"jawabku singkat

Sanun terlihat menghela nafasnya panjang,Dia salah satu orang yang Aku ceritakan bagaimana perasaanku pada Selena.

"Bagaimana kalau Selena sud-"

"Dia masih hidup,Dia baik-baik saja,Aku yakin itu"potongku

"Aku tahu,tapi seandainya Dia sudah bahagia dengan seseorang,apa Kamu siap untuk patah kembali?"tanya Sanum

Pertanyaan Sanum terlalu menyakitkan,tapi menurutku ada benarnya juga,apa Aku siap jika melihat Selena sudah bersama orang lain?

Aku menggelengkan kepala,menepis semua pikiran terburuk yang akan terjadi di masa depan,patah atau tidak?Aku tidak perduli,melihat Selena tersenyum dengan keadaan sehat itu sudah lebih dari cukup untukku.

"Jangan sia-siakan seseorang yang sekarang ada untukmu Lingga,keberadaan Selena saja masih belum Kamu ketahui,ini sudah satu tahun,bahkan lebih"ucap Sanum

Aku hanya diam,tidak ingin memberi respon apapun pada Sanum.

Selena Pov

Aku tersenyum melihat Momo duduk diatas sajadah yang sudah Aku siapkan untuk sholat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum melihat Momo duduk diatas sajadah yang sudah Aku siapkan untuk sholat.

Sudah satu tahun Aku menjadi mualaf,keputusanku bukan karena siapa?Aku hanya mengikuti apa kata hatiku,selama masa penyembuhan kanker,hampir setiap hari Aku bertemu dengan Dr.Angel,seorang dokter yang beragama islam,setiap hari pula Aku selalu mendengarkan Beliau membaca Alqur'an dan berdzikir.

Aku merasa senang,Aku benar-benar menikmati kebersamaanku bersama Dr.Angel,hingga akhirnya ketika Aku melewati masa kritisku di Rumah Sakit,Aku memilih islam sebagai keyakinanku sampai saat ini.

Beruntungnya keputusan yang Aku ambil di dukung oleh orang-orang yang berada di dekatku,seperti Vivi dan Nyonya Dacota.

Tuhan begitu indah merancang skenario kehidupan seseorang,sel kanker di tubuhku berhasil Aku lawan,saat ini Aku hanya perlu bersabar untuk menjalani tahap selanjutnya.

Dr.Angel mengatakan,meskipun sel kankerku di nyatakan sudah mati,tetap saja Aku harus mengontrol pola makan dan istirahatku dengan sangat baik agar sel itu tidak lagi tumbuh,menghindari makan makanan panas dengan memakai alat-alat dari plastik misalnya,lalu rajin berolahraga dan mengecek darah.

"Kau mau sholat?"tanya Vivi

"Iyah"jawabku

"Baiklah,Aku tunggu di meja makan kalau begitu"balas Vivi

Aku tersenyum,"Kau makan dulu saja,nanti Aku akan menyusulmu"kataku

"Tidak,Kita makan bersama saja"ucap Vivi

Pada akhirnya Aku tinggal di rumahnya Vivi,Dia yang memintaku,tapi Aku sudah berjanji pada diriku sendiri,jika keadaanku sudah lebih baik dan sudah bisa bekerja lagi,Aku akan mengumpulkan banyak uang,lalu Aku berikan pada Vivi,sahabatku.

"Terimakasih Ya Alloh,Engkau selalu mengirim orang-orang baik-baik dalam hidupku"ucapku dalam hati.

#tbc,,,
Happy reading,,,,
Jangan nangis lagi,senyum dong wkwkwk.

The Secret HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang