#Chapter 40

404 99 35
                                    

Selena Pov

Jakarta,
Pada akhirnya Aku benar-benar hidup dan tinggal di bawah langit Ibu Kota Indonesia,tidak begitu sulit untukku menyesuaikan diri disini,hanya saja Aku masih merasa kesulitan ketika berkomunikasi dengan beberapa orang.

Pengetahuanku tentang bahasa Indonesia ternyata cukup buruk,jika biasanya Aku dan Lingga berkomunikasi dengan kata baku,maka disini Aku harus menyesuaikan diri ketika berkomunikasi dengan saudaranya Lingga,seperti Bang Zafran,Ziofa,juga Aruna,mereka sering memakai kata atau kalimat baru yang di miliki Jakarta,Loe-Gue misalnya.

Pengetahuanku tentang Islam juga lebih baik sekarang,dalam satu minggu tiga kali ada seorang Uztadzah yang datang untuk membimbingku,sedangkan setiap harinya Aku memiliki Nenek yang begitu sabar membimbingku,tentu saja seorang Vanesha Najwa.

Saat ini Lingga tinggal di sebuah Apartemen,sedangkan Aku?Aku tinggal bersama Kakek dan Neneknya,di pondok kopi.

Kegiatanku disini hampir semuanya Aku lakukan bersama Nenek,Aku menemani beliau datang ke store dan ke kantor,jika kalian bertanya apakah Aku bekerja di perusahaan keluarga mereka?jawabanku tidak.

Tugasku hanya mengamati dan sesekali membantu Nenek,selebihnya Aku di wajibkan untuk fokus memperdalam Islam,menghafal do'a dan surat-surat pendek dalam Alqur'an.

Tidak ada kata lain selain bersyukur,iyah!tentu saja Aku sangat bersyukur,bahkan Aku merasa beruntung,Aku tak hanya memiliki Lingga sebagai tempat berlindung untuk berkeluh kesah perihal hidup,tetapi disini Aku benar-benar memiliki keluarga,satu keluarga besar yang sangat welcome terhadapku,semuanya menerimaku dengan baik,bahkan sangat baik.

Bertemu,mengenal dan dekat dengan sosok Lingga,Aku merasakan banyak sekali kehangatan yang sudah sangat lama tidak Aku miliki,bahkan Aku sangat takut untuk bermimpi memiliki sebuah keluarga yang bisa memperlakukan Aku dengan baik.

"Nih"ucap Lingga dengan menyerahkan sebuah lembaran kertas kepadaku juga Aruna yang sedang terisak menangis.Itu sebuah lembaran tentang informasi kehilangan kucing.

"Sudah jangan nangis,nanti Candy pulang,Dia pasti ketemu"lanjutnya

Aruna semakin terisak,Aku memeluk dan sedikit memberikan usapan di punggungnya agar lebih tenang.

Candy adalah seekor kucing britiesh yang hampir serupa dengan Momo,hanya saja warna bulunya lebih terang.

"Punya kucing itu sama halnya Kamu punya tanggung jawab Dek,gak bisa seenaknya begitu,apalagi Candy sudah besar,harusnya mah melihara kucing itu dari masih kecil"ucap Lingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Punya kucing itu sama halnya Kamu punya tanggung jawab Dek,gak bisa seenaknya begitu,apalagi Candy sudah besar,harusnya mah melihara kucing itu dari masih kecil"ucap Lingga

"Kata Papa ngadopsinya yang udah gede aja,biar cepet"balas Aruna

"Cepet apa?"tanya Lingga

"Cepet gedelah,gak usah nunggu lama gedenya"jawab Aruna

"Nah itu yang salah,Kamu sama Papa salah konsep"balas Lingga

"Abaaaaaang"teriak Aruna dengan terisak kembali

The Secret HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang