#Chapter 26

362 99 41
                                    

Lingga Pov

Aku memarkirkan mobilku di halaman Sunyi,tidak sendiri,tetapi Aku mengajak Haris sekretarisku.

Setelah mobil sudah terparkir,Aku dan Haris segera masuk ke dalam Sunyi,hampir semua meja sudah terisi oleh pengunjung,hanya tersisa meja paling ujung yang dekat dengan jendela.

Masih ada cangkir kopi yang belum di ambil oleh karyawan sunyi,mungkin pengunjung yang duduk di sini baru saja pergi.

"Kaktus"gumamku lirih

"Iyah Pak,bagaimana?"tanya Haris

"Ah tidak Ris,Aku hanya ingat seseorang melihat kaktus-kaktus ini"jawabku

Haris tersenyum,lalu Dia mengeluarkan notebooknya,kemudian Dia membacakan beberapa jadwal satu minggu ke depan untukku.

"Apakah ada yang perlu saya ganti?"tanya Haris

"Tidak perlu"jawabku

"Lalu jadwal Bapak ke Inggris bagaimana?"tanya Haris

Aku diam sesaat,Inggris?apakah Aku harus pergi kesana untuk mencari Selena?lagi?

"Aku tidak tahu,jangan jadwalkan dulu"jawabku

"Baik Pak"balas Haris

Melihat kaktus ini membuatku semakin teringat tentang Selena,Dia juga sangat menyukai kaktus,lucu katanya,tidak semua yang berduri itu menyeramkan,maka dari itu Dia sangat gemar mengoleksi macam-macam kaktus di apartemenku dulu.

Selena Pov

"Innalilahi"

"Kenapa non?"

"Pak,boleh putar balik?kita ke Sunyi lagi,ada sesuatu yang tertinggal disana"

"Baik"

Kunci kamar hotelku tertinggal di Sunyi,tadi sebelum Aku pergi dari sana,Aku menyempatkan untuk ke kamar mandi dan sholat disana,kemungkinan kunci kamar itu tertinggal di westafel atau mushola Sunyi.

"Pak,tolong tunggu sebentar yaa?saya hanya sebentar"ucapku pada sopir taksi

"Baik Nona"balas sang sopir

Aku pun segera berjalan,sedikit berlari kecil,Aku harap kunci kamar itu masih ada di sana.

Ting

Suara dari pintu Sunyi terdengar,beberapa orang menatapku,namun Aku tidak perduli,Aku segera masuk ke dalam toilet,dan ternyata tidak ada,iyah!Aku tidak menemukan kunci kamar hotelku disana,maka Aku lekas menuju musholah.

"Tidak ada?"gumamku lirih

Akhirnya Aku memilih pergi ke meja barista,barangkali dari karyawan di sini menemukan kunci hotel milikku lalu menyimpannya.

Sekarang Aku justru bingung,bagaiamana caranya mengatakan jika Aku sedang kehilangan kunci kamar hotelku?sedangkan hampir semua karyawan di sini adalah orang-orang penyandang difabel.

"Aku kehilangan kunci kamar hotel,apakah ada yang melihat dan menyimpannya?"tanyaku,sungguh!Aku sangat panik sekarang.

Dari beberapa orang karyawan di sini,mereka terlihat bingung,mereka menatapku,Aku benar-benar tidak tahu caranya berkomunikasi dengan mereka.

"Oh Tuhan,Aku harus bagaimana sekarang?"tanyaku pada diriku sendiri

Lingga Pov

Saat Aku dan Haris sedang menikmati makan siang di Sunyi,Aku mendengar sedikit keributan di meja barista,Aku melihat seorang gadis berjilbab sedang panik,entahlah?Aku tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"Pak-"

"Saya ke sana dulu sebentar"potongku

Rasanya Aku tidak asing dengan suara gadis ini,bahkan Aku juga sedikit mengenali parfum dan heels yang di kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rasanya Aku tidak asing dengan suara gadis ini,bahkan Aku juga sedikit mengenali parfum dan heels yang di kenakan.

"Maaf,ada yang bisa saya bantu?"tanyaku

                                   ***

Tubuhku menegang,kakiku seperti terpaku,beberapa kali Aku memejamkan kedua mataku,berharap ini nyata,bukan sebuah halusinasi.

"Ya Alloh"

"Selena?"

"B-be-benarkah?"tanyaku

Gadis yang sangat mirip dengan Selena itu seketika mundur beberapa langkah,Dia sama terkejutnya sama sepertiku.

"Selena"

Dia menangis,namun dengan cepat ia mencoba menghapus jejak air matanya.

Semesta begitu baik,di saat Aku hampir menyerah untuk mencari Selena,pada akhirnya Aku bertemu sosoknya di sini,di Sunyi,di tempat yang dulu Aku pernah janjikan pada Selena untuk mengajaknya datang bersamaku,ke Sunyi.

Inggris menyembunyikan Selena begitu rapi,rasanya sangat kejam,sedangkan Indonesia?Indonesia justru yang mempertemukan Aku dengan Selena,rasanya sangat mustahil.

                                  ***

"Ris,boleh tinggalkan kami berdua?"tanyaku pada Haris

"Bisa Pak,silahkan"jawab Haris

Aku mengajak Selena untuk duduk,setelah tadi Dia keluar sebentar untuk membayar taksi.

Banyak sekali tanya di benak pikiranku,tentang keadaannya lalu tentang Selena yang sekarang mengenakan jilbab?seperti gadis muslim,selebihnya Aku tetap memuji kecantikan yang di miliki oleh Selena,Dia terlihat semakin cantik dengan jilbabnya.

"H-hai"sapaku untuk memecahkan keheningan di antara kami

"Hai"balasnya

"Bagaimana keadaanmu?"tanyaku

"Baik,Alhamdulilah"jawabnya

Ada perasaan terharu ketika Selena mengatakan kalimat hamdalah di depanku,benarkah?atau saat ini Aku sedang bermimpi?

"Ka-kamu?"

"Aku memutuskan menjadi seorang muslim"

"Be-benarkah?"

Selena mengangguk,"Banyak hal yang sudah Aku lalui,hingga akhirnya Tuhan menitipkan hidayah pada diriku"ungkap Selena

"Lalu bagaimana bisa Kamu di sini?"tanyaku

Selena tersenyum kecil,"Aku ingin menemuimu,Aku tahu setahun yang lalu Kau mencariku,jadi Aku ingin menemuimu untuk meyakinkan jika Aku baik-baik saja"jawab Selena

"Kanker-"

"Kau tahu hal itu?"potong Selena

"Iyah,Aku hampir gila mencemaskanmu"jawabku

Selena menundukkan kedua matanya,Dia menghindari tatapanku,seolah-olah Dia benar-benar merasa bersalah saat ini.

"I'm sorry"ucapnya lirih

#tbc,,
Selamat malam,happy reading,,,

The Secret HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang