#Chapter 12

348 96 24
                                    

Lingga Pov

Kita tidak sedang merumitkan pertanyaan-pertanyaan yang sesungguhnya abu-abu,entah perasaan yang tak terbalas,entah rasa sayang yang harus terpaksa di lepas,entah tentang pilihan yang menyesakkan,atau bahkan tentang yakin yang di iringi rasa ragu.

Menjalani hari tanpa Selena ternyata tidak mudah,tidak segampang seperti apa yang Aku fikirkan,terkadang ada keinginan untuk menemui Dia untuk sekedar mengobati rindu,tapi Aku enggan!bukan karena Aku membencinya,tapi Aku takut jika rindu ini semakin parah.

"Ini Apartemenmu?"tanya Sanum

"Iyah"jawabku

Sanum terlihat bingung,entah apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.

"Kau kenapa?"tanyaku

"Ah Aku hanya kagum dengan bangunan dan interior Apartemen ini"jawabnya

"Apartemenku ada di lantai 14"kataku

Sanum tersenyum,lalu kami kembali berjalan dengan cara beriringan,sepulang dari kampus,Aku sengaja mengajak Sanum datang ke Apartemenku,Aku ingin mengajaknya makan bersama dengan Mama sekaligus mengenalkan Dia sebagai sahabat baruku selain Maher.

                                    ***

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Ma"

"Hei,Kamu sudah pulang?"tanya Mama

"Iyah"jawabku sembari mencium kedua pipi Mamaku

"Oh bawa teman rupanya"kata Mama

Aku mengangguk,lalu mengenalkan Mama pada Sanum.

"Dia sahabatku Ma,seharusnya Maher juga datang,tapi sore ini Dia ada jadwal bersama dosen katanya"ungkapku

"Sampaikan salam Mama untuk Maher yaa"balas Mama

Aku pun tersenyum begitu juga dengan Sanum.

"Duduk dulu nak,biar Tante buatkan minum dulu"ucap Mama pada Sanum

"Tidak usah repot-repot Tante"balas Sanum

"Cuma minuman,tidak ada yang merasa di repotkan"jawab Mama

Setelah Mama kembali pergi ke dapur,Aku duduk di sofa single,sedangkan Sanum duduk di sofa panjang.

"Kau punya kucing?"tanya Sanum

"Hah"

"Itu ada beberapa mainan kucing,dimana kucingmu?"tanya Sanum kembali

Aku tersenyum ketika melihat bola dan beberapa mainan milik Momo yang tertinggal di Apartemenku.

"Itu milik Momo,dulu sempat ada kucing di sini"jawabku

"Lalu sekarang?"tanya Sanum

"Dia sudah bersama seseorang"jawabku

"Siapa?"tanya Sanum lagi

Aku hanya tersenyum,saat Aku akan menjawab,Mama datang dengan membawa minuman untukku juga untuk Sanum.

Selena Pov

"Kau harus tenang,segala penyakit pasti bisa di sembuhkan"ucap Vivi menenangkan Aku

Benarkah begitu?kanker leukimia stadium 4 bisa sembuh?rasanya mustahil jika Tuhan tidak memberikan keajaiban pada hidupku.

"Selena,Kau dengar Aku?"lanjut Vivi bertanya

Aku tersenyum lalu mengangguk lemah,"Aku dengar Vi"jawabku

"Sekarang Kau harus berhenti bekerja,mulai fokus pada kesehatanmu"ungkap Vivi

"Tidak mungkin Vi,Aku masih butuh uang"balasku

"Kesehatanmu itu lebih penting!"seru Vivi

"Aku tahu,tapi bagaimana bisa Aku menebus obat-obat Kanker jika Aku tidak bekerja?"tanyaku

Vivi diam,Dia menundukan kepalanya,detik berikutnya Aku melihat kedua pundak rekan kerjaku itu bergetar.

"Hai,Kau menangis?"tanyaku

"Apa Aku melukai perasaanmu?"lanjutku lagi sedikit panik

Vivi menggeleng dengan terisak,"Bagaimana bisa Aku mengenal gadis sepertimu Hah?"tanya Vivi

"Hidupmu sangat malang sekali"lanjutnya

Rasanya Aku sudah lelah mengasihani diriku sendiri,Aku pun malu jika untuk mengeluh persoalan hidupku yang tidak pernah habis ini.

"Kau cukup kirim doa untukku"ucapku lirih

Vivi menatapku tajam,"Kau meminta doa dari seorang pemabuk sepertiku?"tanya Vivi

Aku mengangguk cepat,"Dasar bodoh"umpat Vivi lirih

Setiap malam Vivi sering menghabiskan waktunya di club,Dia akan mabuk bersama teman-temannya,meskipun begitu Aku sangat nyaman berteman dengan Dia,Dia salah satu orang baik yang Aku kenal di dunia ini.

"Berhentilah mabuk,Kau beruntung karena Tuhan masih memberikanmu kesehatan Vi"ucapku

"Itu sangat sulit,minuman itu sudah seperti candu untukku Sel"balas Vivi

Aku tersenyum,"Apa Aku harus menjadi pemabuk sepertimu agar kankerku cepat hilang?"tanyaku bergurau

"Kau!"seru Vivi

                                    ***

"Ada sel kanker dalam tubuhmu,Kanker Leukimia,dimana keadaan sel darah putih lebih besar dan kuat daripada sel darah merah,setiap hari sel darah putih itu memakan sel darah merahmu,itulah yang menyebabkanmu sering pusing dan cepat lelah,bahkan sering mimisan"

Penjelasan dari Dokter Willy masih saja terngiang di otak kepalaku,rasanya sangat sulit untuk melupakan perkataannya.

Apakah Tuhan begitu membenciku?atau sebaliknya?mengapa rasanya cobaan dalam hidupku tak ada jeda.

Lingga!
Saat ini Aku hanya ingin bertemu dengan Lingga,Aku ingin memeluknya untuk sekedar berbagi keluh kesah dengan Dia.

#tbc,,,
Happy reading ceunah,,,
Ah semoga seri ini belum menjadi fosil di perpustakaan WP kalian yaa

The Secret HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang