#Chapter 31

350 96 18
                                    

Selena Pov

Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan saat ini,namun tiba-tiba Aku tertarik mendengarkan lebih seksama lagi setelah Aku mendengar tawa dari Sanum.

Lingga menatapku seketika,entah tatapan yang bagaimana?Dia seperti mengisyaratkan agar Aku kembali membaca dan tidak perlu tertarik dengan obrolan mereka atau sebuah isyarat selain itu,Aku pun tak tahu.

"Selena"

Aku terperanjat karena kaget,seperti orang yang ketahuan menguping,"Hah iya?"balasku

Sanum tersenyum,"Aku kembali ke ruanganku,have fun yaa selama di Indonesia"kata Sanum padaku

Aku hanya mampu mengangguk dan kembali membalas senyum untuk Dia,detik berikutnya Aku bisa melihat jika Sanum menghilang setelah menutup pintu ruang kerja milik Lingga.

"Kau kenapa?"tanya Lingga yang tiba-tiba saja sudah berada di depanku

"Oh tidak apa-apa"

Lagi-lagi Lingga tersenyum,"Tidak apa-apanya seorang wanita menunjukan jika Dia sedang ada apa-apa,terserahnya wanita artinya Dia sedang ingin di pimpin oleh seorang pria,memutuskan apa yang perlu diputuskan walau sepele dan bukan hal besar,saat Dia berkata Aku sedang ingin sendiri,maka saat itu sebenarnya Dia sedang butuh di temani,lalu saat-"

"Cukup Lingga"potongku sedikit kesal padanya,Lingga tertawa kecil,lalu sedikit mengacak puncak kepalaku.

"Sanum resign?"lanjutku bertanya

"Iyah,sudah waktunya Dia melanjutkan S2 di Aussi"jawab Lingga begitu tenang,Aku terdiam,mencoba memahami keadaan yang terjadi saat ini.

"Jangan melamun"ucap Lingga dengan sedikit menyentil hidungku

"Hei Kau mau kemana?"lanjutnya bertanya saat Aku beranjak dari tempat dudukku

"Kembali ke sofa,membaca sembari menikmati teh ku yang sudah dingin sepertinya akan lebih enak"jawabku

Lingga tertawa,lalu Dia berusaha menjajarkan langkah kakinya di sampingku

"Sana,Kau harus bekerja bukan?"tanyaku

"Menunggu Haris membawa berkas,nanti Aku baru pelajari dan tanda tangani"jawab Lingga

Aku menggelengkan kepala pelan,selalu saja merasa percuma jika berdebat dengan Air Lingga Dejavas.

Lingga Pov

Menunggulah hanya untuk mereka yang akan datang,berbicaralah hanya untuk mereka yang mau mendengar,merindu hanya untuk mereka yang akan menggantikan dengan hadir,mencinta hanya untuk mereka yang menerima dan mengembalikan,selebihnya jangan!hanya akan menemui sia-sia dan kehancuran.

Aku percaya dan yakin jika menungguku tidak akan sia-sia,rasanya Tuhan sudah menjawab sekaligus memberikan apa yang Aku mau saat ini,menatap wajah Selena dengan jarak yang cukup dekat,bisa mencium aroma parfumnya yang manis,lalu bisa mendengarkan suaranya yang lembut juga terkesan manja kadang.

"Lingga"

"Hmm"

"Jangan tatap Aku seperti itu"ucap Selena tanpa melihat wajahku sama sekali,Dia masih terlihat fokus dengan buku yang berada di kedua tangannya,Aku pun tersenyum samar.

"Aku sempat berpikir jika Tuhan tidak mengizinkan Aku untuk menatapmu lagi"kataku

Selena menatapku,sebentar!hanya seperkian detik,lalu Ia kembali membaca buku.

"Ternyata hatiku bisa mengalahkan logika"lanjutku lagi

"Apa Kau berpikir jika Aku akan bahagia tanpamu?"tanyaku

Selena menutup bukunya,lalu Dia sedikit menggeser posisi duduknya hingga sedikit berhadapan denganku.

"Aku selalu berdoa agar Kau selalu bahagia"ungkapnya

"Benarkah?"tanyaku

Selena mengangguk dengan cepat,"Ternyata Kau jahat"ucapku

"Hei-"

"Aku tidak bahagia tanpamu"potongku

"Apakah ada lelaki lain saat Aku jauh darimu?"lanjutku bertanya

Selena diam,tak bergeming dan hal itu membuatku semakin ingin tahu bagaimana kehidupannya Dia setelah Aku pergi.

"Selena-"

"Apa Kau tidak ingin melihat foto Momo?"potong Selena mencoba mengalihkan topik pembicaraan di antara Kami.

"Jawab dulu pertanyaanku"balasku

"Tidak ada"jawab Selena tegas,seketika bibirku mengulum senyum.

"Kau pikir ada laki-laki yang menerima seorang wanita dalam keadaan sekarat?"tanya Selena

Pertanyaan dari Selena membuat tubuhku kaku,apakah Aku melukainya?

"Selena-"

"Sudahlah lupakan ucapanku yang tadi"potong Selena

"Kenapa Kau bersembunyi dan tidak mengizinkan Aku untuk tetap di sampingmu?"tanyaku

"Semuanya sudah jelas,apa perlu Kita membahas ini lagi?"balas Selena

"Aku berpikir,mungkin jika Kita tetap bersama,Aku tidak bisa seperti sekarang"lanjutnya

Dahiku berkerut,menandakan jika Aku kurang faham dengan ungkapannya

"Mungkin alurnya akan berbeda jika saat itu Aku mengizinkan Kau datang menemuiku di rumah sakit,mungkin juga Aku tidak mendapatkan hidayah dan bisa memutuskan menjadi seorang mualaf seperti saat ini"ungkapnya

Aku menganggukkan kepala,sedikit demi sedikit sesuatu yang menyerupai pemahaman itu masuk ke dalam otakku.

"Apa Kau bahagia saat ini?"tanyaku dengan suara parau karena menahan sebuah emosi dalam jiwaku.

Selena tersenyum,lalu Dia mengangguk pelan,senyum di bibirku pun merekah,menyambut senyumnya yang begitu meneduhkan,lalu detik berikutnya Aku sedikit menarik tangan kanannya,Aku rengkuh tubuhnya,Aku membawanya ke dalam pelukanku.

#tbc,,,
Selamat pagi,happy reading dan semoga bahagia selalu yaa,,

The Secret HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang