Part 26

109 21 15
                                    

Hanseong, 1301

SuA menjelaskan semua informasi yang didapat Singnie di kota pada Handong dalam perjalanan mereka kembali ke rumah. Handong setuju dengan SuA bahwa jika yang mereka hadapi adalah sesama penyihir, maka jauh lebih baik untuk melarikan diri daripada melawan. Karena, apakah banyak atau sedikit, akan ada penyihir yang mati. Baik itu dipihak mereka, ataupun dipihak lawan.

Singnie mempercepat kudanya hingga mendahului SuA dan Handong sambil memberi tanda bahwa bagian belakang telah aman. Tidak ada yang mengikuti mereka sehingga mereka tidak perlu mengambil jalan memutar. Melihat itu, SuA yang memegang kemudi ikut menambah kecepatan dan menyusul Singnie.

Ketiganya tiba di rumah tepat waktu. Malam baru saja menjelang, namun sudah terasa begitu mencekam.

Para penyihir yang tinggal telah menunggu lengkap dengan baju zirah mereka yang tak pernah mereka gunakan sebelumnya. Mereka selalu menyimpan sesuatu semacam itu juga persenjataan untuk berjaga-jaga siapa tahu ada bandit hutan atau penyamun yang datang menyerang. Tak ada yang pernah mengira bahwa itu akan digunakan pada hari seperti ini. Peperangan melawan sesama penyihir.

"Apa yang kalian lakukan?" SuA melompat turun dari kudanya dan menghampiri Tadashi dan Tuan Park yang berdiri paling depan. Sepertinya dua orang itu dipercaya memimpin pasukan penyihir. "Mengapa kalian membawa senjata sementara kita akan melarikan diri?"

Singnie dan Handong ikut turun dari kudanya. Handong melirik SuA berpikir gadis itu akan berubah pikiran melihat para pelayannya telah siap berperang. Sementara Singnie hanya peduli pada keselamatan SuA.

"Agassi, saya minta maaf!" Tadashi berlutut di depan SuA sambil bertumpu pada sebuah tombak dalam genggamannya. SuA benci melihatnya. Seseorang yang selama ini selalu menurutinya ... ia tahu permohonan maaf itu ditujukan untuk apa.

Tuan Park datang dan ikut berlutut di belakang Tadashi. Sontak para penyihir lain mengikuti. "Kami tidak bisa menuruti perintah Agassi. Ini bukan lagi tentang mereka yang akan menyerang kita. Ini tentang kelangsungan ras penyihir."

"Mereka harus dihentikan atau tidak akan ada yang tersisa," Tadashi menambahkan. Hal yang tidak biasa ketika Tadashi dan Tuan Park memiliki satu suara.

"Kita mungkin saja selamat untuk hari ini, tapi bagaimana dengan para penyihir lain di luar sana? Yang tidak tahu bahwa mereka memburu ras kita. Yang berpikir hidup dalam kedamaian, lalu tiba-tiba saja dibakar hidup-hidup. Tak ada paksaan kami melakukan ini. Kami melakukan ini, mengangkat senjata hari ini bukan untuk mati, melainkan agar bisa bertahan hidup. Orang-orang itu hanya akan bertambah kuat jika kita melarikan diri. Mereka harus segera dihentikan!" Tuan Park menundukkan kepalanya ketika ia bicara pada SuA menunjukkan bahwa sebenarnya ia merasa bersalah telah mengambil keputusan yang menentang perintah SuA. Ia merasa malu karena tidak memiliki loyalitas, tetapi ia juga tidak bisa hidup tenang dalam pelarian sementara ia mengetahui saudara-saudaranya yang lain dibantai secara brutal.

SuA tahu yang dikatakan Tadashi dan Tuan Park benar. Para penyihir sesungguhnya adalah satu tak peduli seberapa jauh jarak yang memisahkan mereka. Tetapi ia tetap tidak rela jika harus kehilangan satu saja dari anggota keluarganya. Mereka semua adalah harta yang paling berharga baginya.

"Tidak bisakah kita hanya pergi melarikan diri saja?" SuA mengajukan argument lemahnya tak peduli itu membuatnya seperti pengecut. "Aku tak akan memaafkan diriku sendiri jika ada salah satu dari kalian yang terluka karena berperang melawan orang-orang itu. Mereka membawa prajurit yang tak sedikit jumlahnya. Mereka penyihir hitam!"

"Kami akan menahan mereka di sini sementara anda pergi mengabari penyihir lain tentang perburuan ini." Kata Tadashi, masih bersikukuh pada pendiriannya untuk menentang SuA. Ia menengadah menatap SuA dengan menampilkan tatapan tajam penuh keseriusannya. "Kami tidak akan pergi dari sini! Aku tidak akan meninggalkan Tuan Kim!"

The Last WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang