Namgyeong, 972
SuA mengangkat roknya sedikit ketika ia berjalan turun dari tandunya. Itu adalah rumah hakim kota yang baru diangkat karena hakim lama dipanggil ke ibu kota untuk bekerja di istana. Beliau mengadakan pesta besar atas pengangkatannya itu dan mengundang seluruh bangsawan di kota untuk ikut merayakannya. Meski SuA menganggap itu norak, ia tidak bisa tidak datang dan lebih dibenci lagi oleh orang-orang pemerintah.
Rumah untuk hakim kota berukuran paling besar dan letaknya persis di pusat kota. Dan tentunya juga lebih besar dari rumah SuA. Itu terdiri dari satu bangunan utama dan banyak paviliun yang menurut SuA seperti menyaingi istana meski kenyataannya tidak sebesar itu. SuA tidak pernah menyukai orang-orang pemerintah. Selain karena tingkah yang menyebalkan, mereka juga berbau seperti tikus mati.
Pesta diadakan di halaman rumah. Lengkap dengan musik, tarian, serta berbagai jenis makanan yang seolah tak ada habisnya. Sangat banyak orang disana. Meski bangsawan yang tinggal di Namgyeong bisa dihitung dengan jari, mereka masing-masing membawa pengawal serta para pelayan sehingga jumlah yang hadir menjadi lebih banyak. Dalam pandangan SuA ini bahkan lebih ramai dibanding pasar.
SuA tidak peduli dengan hakim yang baru. Sebenarnya selain menghindari masalah, ia juga datang untuk mencari Singnie. Siapa tahu gadis itu ada disini. Bukankah kemarin ia mengatakan bahwa ia juga baru pindah ke kota ini? SuA menebak Singnie pastilah salah satu dari rombongan yang dibawa sang hakim.
Matanya menyapu setiap orang yang lalu lalang mencari tanda-tanda keberadaan Singnie ketika ia sedang duduk di sebuah meja bersama gadis-gadis bangsawan yang lain. Ia tidak peduli dengan obrolan yang tampak seru di sampingnya tentang hakim baru yang ternyata masih muda dan belum menikah. Ia terus mencari keberadaan dari seseorang yang tak kunjung ditemukannya.
Ketakutannya tiba-tiba saja muncul karena tak bisa melihat Singnie. Bagaimana jika Singnie pergi seperti waktu itu dan ia tidak bisa menemukannya. Ia merutuki dirinya yang tidak terpikir untuk mengikat gadis itu tadi malam agar tak bisa pergi kemanapun.
"Itu dia datang!" Gadis di sebelahnya menepuk bahunya dengan histeris ketika hakim kota datang dan duduk di singasananya. Padahal mereka tidak saling bicara sejak tadi.
SuA nyaris saja memukul gadis itu dengan sikunya karena merasa kesal, namun ia terhenti ketika melihat hakim kota yang duduk di bangunan utama. Itu adalah Singnie. Ia menemukannya.
"Bukankah ia tampan?" Gadis di sebelahnya terus memukuli bahunya, dan tampaknya ia bukanlah satu-satunya korban. Gadis lain yang berada di sisi satunya juga mengalami penderitaan yang sama. "Aku akan minta abeoji agar menikahkanku dengannya!"
SuA mengerling sinis. Ia melafalkan mantera cepat dengan suara rendah yang teredam musik dan keramaian. Detik berikutnya ketika ia telah selesai, gadis yang memukulnya tadi tiba-tiba saja muntah mengeluarkan makanan yang baru saja dicernanya.
"Menjijikkan sekali!" Cemooh SuA. "Apa dia mau menikah dengan orang yang berbuat seperti ini di pestanya?"
Wajah gadis itu merah padam. Dan sepertinya ia masih menahan muntah yang akan keluar.
"Kudengar dia adalah budak dari keluargamu," Gadis lain yang ditebak SuA adalah putri pedagang Choi berbicara padanya. Gadis itu sepertinya teman dari orang yang dibuat SuA muntah-muntah karena ia tak suka SuA mencemoohnya. "Namun, melihat bagaimana karirnya yang berkembang pesat, dan nama Kim yang ia bawa ... apakah ia anak haram ayahmu?"
SuA menahan diri untuk tidak marah. Ia baru saja membuat satu orang muntah. Ia tidak boleh membuat mereka semua muntah atau orang-orang akan merasa aneh dan mulai menyebarkan desas-desus.
"Kurasa Tuan Kim hanya kasian padanya," Gadis lainnya bicara. "Dia datang ke barak meminta pekerjaan. Dan mereka menjadikannya pesuruh. Uri-eorabi yang mengatakannya padaku. Dia salah satu prajurit. Meski ia memang anak haram, kurasa Tuan Kim tak akan membiarkan putra satu-satunya menjadi pesuruh."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wolf
Fanfiction"Saat panah cinta terlanjur mengenaimu, maka kau akan mati!" "Mana yang lebih menarik antara hewan berkaki empat atau Putri Yuan dengan segala keanggunannya?" "Tidakkah kau merasa bahwa dirimu menyedihkan ketika mengejar ranting yang dilempar oleh a...