Namgyeong, 982
Bukannya datang menemui SuA dan meminta maaf, Singnie malah lebih mendengarkan saran Tuan Park. Sebenarnya ia sadar bahwa dirinya bersalah atas tuduhannya kemarin pada SuA. Tapi, bukankah Tuan Park lebih berpengalaman? Istrinya saja banyak. Jika ingin mendapatkan seorang gadis, bukankah masuk akal mendengarkan orang yang lebih berpengalaman?
Sebenarnya ia tidak tahu semarah apa SuA padanya. Ia bahkan tidak berani bertemu dengan penyihir itu karena sadar ia yang bersalah. Ia langsung pulang begitu SuA menamparnya. Jujur saja, kemarahan SuA bahkan membuat jiwa serigalanya menciut ketakutan
Padahal, SuA tidak benar-benar marah. Saat itu ia memang lepas kendali karena panik atas apa yang terjadi pada Handong. Kemudian setelah Handong merasa lebih baik, dan bisa tidur dengan pulas, SuA mulai berpikir bahwa Singnie lah yang marah padanya. Penyihir itu mengira Singnie benar-benar berpikir bahwa ia memiliki hubungan khusus dengan Handong, atau setidaknya mulai berpaling pada Handong meski itu tidak mungkin. Ia tidak menyalahkan karena Singnie tidak melihat kejadian sebenarnya sementara tak akan ada yang mengerti bagaimana penyihir menyukai seseorang kecuali penyihir itu sendiri.
Lagipula salahnya karena menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengajari murid-muridnya dibanding bersama Singnie. Ia bahkan pernah menolak menemani Singnie memenuhi undangan pesta seorang pejabat padahal itu hanya sebentar saja. Bukan karena ia tidak suka menghabiskan waku dengan siluman itu, melainkan ia tidak suka pesta.
Dan setelah SuA memikirkannya lagi, bukankah wajar Singnie merasa cemburu? Selain Singnie, ia juga masih memiliki para penyihir lain serta para murid bersamanya. Sementara Singnie, hanya memiliki dirinya seorang. Para kawanan serigala telah lama musnah. Menjadi yang terakhir tersisa, Singnie tak memiliki tempat lain untuk kembali selain SuA. Para manusia yang selama ini berada di sekitar Singnie tak bisa disamakan. Mereka rapuh dan tidak memiliki loyalitas.
SuA baru akan pergi mengajar di kelas pagi itu setelah selesai memeriksa keadaan Handong ketika seorang utusan dari kantor hakim datang memberitahukan bahwa sang hakim terluka saat sedang menjalankan tugas. Utusan itu datang dengan membawa tandu untuk membawa SuA ke kota.
"Tadashi!" SuA memanggil seorang pelayan. "Aku akan pergi ke kota. Aku titip rumah padamu."
Tadashi adalah seseorang yang telah menjadi orang kepercayaan ayahnya dulu. Ia telah ada bahkan jauh sebelum SuA lahir. Bisa dikatakan pria itu adalah kepala pelayan di rumah SuA.
Pria itu hanya mengangguk, menuruti perintah SuA. Para pelayan yang tinggal disana, memang mengabdikan diri untuk keluarga Kim atas kemauan mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang diselamatkan oleh ayah SuA dan memutuskan untuk melayani keluarga itu untuk membalas budi baik Tuan Kim. Sementara beberapa penyihir lain yang telah selesai dengan pelajarannya akan keluar untuk membangun keluarga mereka sendiri. SuA yang mengikuti kebiasaan ayahnya tidak pernah menuntut apakah mereka harus tinggal atau pergi. Mereka mengajarkan sihir untuk membantu orang-orang, dan tidak pernah meminta imbalan atau balas budi apapun.
SuA masuk ke dalam tandu yang telah disediakan. Ia tidak bisa untuk tidak cemas begitu mendengar Singnie terluka. Mengabaikan beberapa hal logis dan melewatkannya begitu saja. Salah satunya adalah, Singnie yang merupakan veteran perang yang bahkan mampu menghentikan panah yang diarahkan pada raja. Terluka saat bekerja tidak ada di dalam kamusnya.
Hal lain yang ia lewatkan adalah, mengapa mereka membawa tandu saat memberi kabar bahwa hakim terluka? Jauh-jauh mendaki bukit dengan membawa tandu untuk memberitahu kabar penting sementara jauh lebih mudah jika berkuda saja.
Ia tak henti menggigiti kukunya karena cemas. Berharap bisa segera tiba di tempat Singnie. Tandu itu bahkan tidak terasa nyaman sama sekali ketika yang ada di dalam pikirannya hanyalah bertemu dengan Singnie dan menyingkirkan rasa sakit siluman itu secepatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wolf
Fanfiction"Saat panah cinta terlanjur mengenaimu, maka kau akan mati!" "Mana yang lebih menarik antara hewan berkaki empat atau Putri Yuan dengan segala keanggunannya?" "Tidakkah kau merasa bahwa dirimu menyedihkan ketika mengejar ranting yang dilempar oleh a...