Hanseong, 1301
Singnie dan Tuan Park kembali menjelang sore. Mereka hanya berdua padahal Tadashi mengatakan Handong juga ikut bersama keduanya. Tentu saja itu membuat SuA khawatir, terlebih Singnie dan Tadashi menunjukkan bahwa sesuatu yang sangat buruk sedang terjadi.
"Apa yang terjadi? Dimana Handong?" SuA menyambut keduanya dan langsung mencecar mereka dengan pertanyaan.
Dahi Singnie malah mengernyit setelah mendengarnya. "Handong?"
"Katanya dia menyusul kalian ke kota," SuA menatap Tuan Park berharap pria itu mengetahui keberadaan Handong, tapi dari wajah kebingungannya, keduanya sama-sama tidak tahu. "Kita bicarakan di dalam!"
"Aku khawatir tak ada cukup waktu." Singnie menahan SuA dan ekspresi horor terpancar jelas dari wajahnya. "Orang-orang yang menyerang keluarga Jung juga ada di sini. Mereka telah tiba di Hanseong."
Kini SuA yang tampak bingung karena bukankah prajurit istana yang menghabisi keluarga Jung? Lalu apa yang mereka lakukan sejauh ini dan meninggalkan istana?
Tuan Park menjelaskan pada SuA dan beberapa penyihir lain yang kebetulan berada disana. Bahwa dalang dibalik tragedi ini adalah sekelompok pemburu penyihir yang berasal dari barat. Mereka menghasut istana dengan menuduh bahwa penyakit Sejabin yang tak kunjung sembuh disebabkan oleh ilmu hitam. Karena itu mereka mendapat bantuan pasukan yang tidak sedikit dari istana.
Informasi ini didapatkan Tuan Park dari seorang penyihir pengembara yang dulu sekali pernah ia temui ketika melakukan kunjungan ke rumah SuA. Orang itu mengatakan bahwa di barat telah lama dimulai perburuan penyihir dimana para penyihir ditangkap dan dibakar hidup-hidup. Mereka juga mengirim kelompok-kelompok kecil ke berbagai daerah dengan memanfaatkan situasi negara tersebut untuk memusnahkan penyihir yang ada disana. Mereka bukanlah manusia. Mereka adalah penyihir hitam yang tidak suka melihat para penyihir yang memiliki hubungan baik dengan manusia dan berusaha memusnahkan semuanya. Mereka tidak hanya banyak, mereka juga sangat kuat.
Karena itu, pelindung sihir tak akan ada lagi gunanya. Mereka tidak memanfaatkan energi alam sebagai sumber kekuatan, melainkan mendapat kekuatan dari para penyihir yang mereka bunuh.
"Jadi, kita harus segera pergi dari sini!" Ujar Singnie setelah Tuan Park menyelesaikan kronologis ceritanya.
SuA hanya diam memikirkan apa yang harusnya ia lakukan. Alih-alih pergi melarikan diri, bukankah kini hal yang lebih mendesak adalah menemukan Handong?
"Mereka tidak akan berhenti dan akan terus memburu penyihir," Tadashi angkat bicara.
"Itu benar," Tuan Park setuju dengan apa yang dikatakan Tadashi. "Mereka akan tetap menemukan kita kemanapun kita pergi karena tujuan utama mereka adalah memburu penyihir. Mereka harus dihentikan atau tidak hanya kita yang jadi korban, melainkan juga para penyihir lain di luar sana."
"Kita harus melawan!" Ujar Tadashi lagi.
"Aku tidak ingin kehilangan keluargaku!" Tegas SuA. Ia tidak setuju dengan apa yang dipikirkan oleh Tadashi dan Tuan Park. Ia terlalu takut untuk kehilangan. Baginya, tidak masalah jika harus terus melarikan diri dan bersembunyi seumur hidupnya selama ia tidak perlu kehilangan siapapun. Orang-orangnya, keluarganya. "Dan juga kita harus menemukan Handong terlebih dahulu."
"Aku akan kembali untuk mencarinya," Singnie menawarkan diri.
"Aku ikut!" Sahut SuA.
Singnie menggeleng karena tidak suka dengan keinginan SuA tersebut. "Ada orang-orang yang sedang memburumu di sana. Kau tidak bisa pergi."
"Aku yang membawa Handong kemari. Aku juga yang membuatnya menjadi penyihir hingga ia terlibat dalam masalah seperti ini. Aku yang harus memastikan bahwa ia baik-baik saja." SuA bersikeras. "Aku tidak akan menjadi bebanmu. Biarkan aku pergi."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wolf
Fiksi Penggemar"Saat panah cinta terlanjur mengenaimu, maka kau akan mati!" "Mana yang lebih menarik antara hewan berkaki empat atau Putri Yuan dengan segala keanggunannya?" "Tidakkah kau merasa bahwa dirimu menyedihkan ketika mengejar ranting yang dilempar oleh a...