Prologue

311 23 20
                                    

Sebelum senja hadir, fajar lebih dulu menyapa dunia.

Ketika cahaya oranye dari ufuk barat menjadi pertanda perpisahan, cahaya yang sama di ufuk timur sudah lebih dulu memberi salam untuk kita.

Aku ingin seperti cahaya itu, yang setiap hari menyapa dan memberi salam. Meskipun tidak semua orang melihat perjuangannya, meskipun 'dia' tidak menganggap perlakuan istimewaku.

"Karena sesungguhnya rasa sukaku lebih besar, sudah melambung tinggi, berjuta-juta jumlahnya, alat apapun tidak bisa menghitung rasa sukaku untuk--LANGIT? LO SUKA SAMA LANGIT?"

Aduh, dia temanku, panggil saja si berisik. Namanya Naura Dwi Rahayu, tapi panggil saja si berisik. Setiap mengintip buku harianku, si berisik ini akan selalu merecokiku. Selalu berisik, mengganggu konsentrasi.

"Lo beneran suka sama Langit? cowok songong itu?"

Aku mengangguk. Sangat yakin, di kepalaku bahkan sudah terpampang wajah Langit yang tampan rupawan itu. "Suka banget."

"Ish, lo ngapain suka sama dia? Dia kan... gay."

"Gue tau, dia sukanya sama cowok. Justru karena itu, gue mau berusaha buat dia suka sama gue, terus jadi normal lagi deh. Habis itu kita jadian, hidup bahagia sampai tua selama-lamanya."

"Lo... wah, gila sih lo. Harusnya lo jauhin dia."

"Nggak bisa, Naura! gue suka banget sama Langit. Sukaaaaaa banget, gimana dong?"

"Serah lu dah! pusing nih pusing!!"

Naura sibuk mengunyah makanan sambil fokus melanjutkan bacaannya. Sementara aku masih berusaha memikirkan berbagai cara untuk menaklukan hati Langit.

Langit harus suka sama gue juga, dan dia harus normal.

Selang lima menit, saat tanganku sudah akan kembali menulis buku diary, suara Mama menginterupsi segalanya.

"AMEL, TURUN NAK, INI ADA RAFIF NYARIIN KAMU!"

Rafif?

Akh, cowok sableng itu!

Rafif Dimansyah Fajaro. Cowok yang, ekhem, tampan dan manis itu memiliki rahasia. Saat itu aku tidak sadar bahwa nantinya cerita ini tidak akan menemukan ending, sebab ujungnya ada pada Rafif.

Kenapa?

Karena Rafif bilang bahwa terkadang cinta itu sebenarnya sering menipu kita.

Selain itu, dia mengatakan bahwa perpisahan adalah teman terdekat yang tak kasat mata.










Selain itu, dia mengatakan bahwa perpisahan adalah teman terdekat yang tak kasat mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
*
*

Halo semuanya...

Siapapun yang mampir di work ini, mohon beri dukungan kalian lewat vote dan comment nya ya.

Karena vomment kalian adalah vitamin buat aku biar bisa terus lanjutin cerita ini sampai selesai.

Semoga suka sama Prolognya ya. Suka langit juga boleh sih, Rafif juga boleh hehe...


Dari aku,

Calon Jodoh Huang Renjun

Our Time [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang