Berita hari ini. Dikabarkan siswi dari SMP Muda Cempaka [NE] bunuh diri di dalam kamarnya pada hari kelulusan. Diduga, korban memilih mengakhiri hidup akibat depresi dan trauma sebagai korban pemerkosaan.
♡♡♡
"Dira, kamu egois!" ucap cowok berkulit tan seraya bersidekap.
Ucapan itu berhasil membuat cewek bersurai hitam sebahu mengernyitkan dahi. Tiba-tiba cowok bernama Dito Lavian Mahendra yang merangkap menjadi pacarnya selama 1 tahun belakangan ini datang dan mengatakannya egois. Jelas membuat Dira kebingungan sendiri.
"Lho? Aku egois?" tanya Dira pada cowok yang berdiri di hadapannya.
Dito mengangguk kecil. "Iya, soalnya Ayah kamu aja manusia, Ibu kamu juga manusia, masa kamu sendiri bidadari." godanya mengedipkan sebelah matanya.
"Dit, apaan sih!" Dira menahan rona merah di pipinya. "Gombalan receh gitu pasti kamu ambil dari google, kan?" tebaknya.
"Wow! Kamu cenayang?" Dito balik bertanya, bibirnya sedikit terbuka.
Respon Dira hanya gelengan kepala, cewek itu mendudukan bokongnya di ayunan. Kulitnya yang putih bersih terekspos oleh sinar mentari di siang hari.
"Nggak, tapi aku pernah liat aja," jelas Dira.
Sudut bibir Dito tertarik sempurna, "jangan-jangan kamu ada niat buat gombalin aku juga, Dir." ujar Dito dengan tingkat kepedean tinggi.
"Pede banget," cibir Dira sembari meninju lengan Dito pelan.
Kedua remaja belia itu tertawa tanpa beban, air muka mereka menunjukan keceriaan. Dira yang pendiam, serta Dito yang humoris.
♡♡♡
Semilir angin kencang menerpa pepohonan, daun-daun bergerak tak tentu arah. Kedua remaja berdiri berhadapan ditemani oleh suara kicauan burung Kenari yang berterbangan di langit senja.
"Aku nggak tau mau mulai darimana," tutur Dira membuka obrolan di antara mereka.
"Bilang aja, aku pasti dengerin," balas Dito sambil mengusap bahu Dira yang dilapisi cardigan berwarna putih tulang.
Dito tersenyum tipis, sejujurnya ia tak mengerti maksud dari Dira yang memintanya untuk bertemu. Namun, cewek itu hanya terdiam dengan wajah tertunduk. Entah mengapa perasaannya tidak enak, tapi Dito memilih diam dan tak berani mengungkapkan.
Hembusan nafas panjang terdengar. Manik hitam milik Dira terlihat berlinangan air mata, wajahnya pucat pasi.
"Kita udahan ya, aku nggak mau buat kamu sakit kalau hubungan kita tetap lanjut." ucap Dira dengan satu tarikan nafas.
Mendengar itu sontak Dito terbelalak. Batu besar seolah-olah menimpa dadanya hingga menimbulkan rasa sesak.
"Dir... kenapa?" tanya Dito tak percaya.
Dira menggeleng, menundukan kepala. "Nggak apa-apa," jawabnya.
Tidak semudah itu untuk Dito mempercayai perkataan Dira barusan. Dito memegang kedua bahu cewek itu, sorot matanya berubah sendu saat bertatapan dengan sepasang mata Dira yang menyiratkan kesedihan.
"Kamu bosen sama aku? Atau kamu malu punya pacar kayak aku? Jawab, Dir." pinta Dito dengan nada memohon.
"Dit, aku mau pergi jauh," ucap Dira. Ia menyingkirkan tangan Dito dari bahunya.
Dito terpaku, perubahan Dira begitu drastis.
"Ke mana? Kita bisa LDR, kan?" tanya Dito meminta kepastian.
"Jangan! Aku mohon hubungan kita sampai sini, kamu berhak dapetin cewek yang lebih baik dan sempurna dari aku." tolak Dira mentah-mentah.
"Dir—" Bibir Dito terkatup rapat-rapat ketika Dira mengangkat satu tangannya ke udara.
"Makasih buat hari-harinya Dito, kamu sempurna. The sun that always creates a smile." gumam Dira seraya menahan rasa sesak yang menyelimutinya.
"Aku belum bilang setuju, Dira!" Dito berseru, tanpa disadari ia membentak cewek istimewa yang bertahta di hatinya.
"Tapi aku nggak mau buat kamu nyesel dan terpuruk," tukas Dira menarik nafasnya dalam-dalam. "Aku pergi, jangan pernah cari aku lagi." Air mata Dira turun perlahan membasahi kedua pipinya.
Dira memutar tubuhnya, mengusap air matanya kasar. Selepas itu ia berlari menjauh dari taman dengan air mata berderai, cewek itu sempat menolehkan kepala ke arah belakang, sekadar melihat respon Dito yang kini terdiam kaku dengan tangan terkepal kuat.
Hubungan mereka terpaksa harus berakhir sebelum kata penyesalan itu datang menjemput.
♡♡♡
Kamar bernuansa putih itu tampak menegangkan. Cowok yang tengah berbaring di kasur king size mengerjapkan mata, merubah posisinya menjadi duduk. Deru nafasnya bergerak tak teratur, matanya memerah menyiratkan kekecewaan serta kemarahan yang mendalam.
Keringat dingin mengucur deras. Dito mengusap rambutnya kasar, merasakan debaran jantung yang kian berpacu kencang. Memori kelam itu terlintas, bayang-bayang masa lalu seakan-akan begitu menakutkan dan membuatnya terpuruk.
Kejadian 4 tahun silam meninggalkan goresan luka. Dira-cinta pertamanya harus pergi jauh meninggalkannya sendiri. Rasa amarah kian menggebu-gebu, membenci dirinya yang begitu lemah bila nama Dira terlintas dalam benaknya.
Dira, hanya cewek belia yang merelakan kehormatannya direnggut oleh orang tak dikenal. Dira yang memilih mengakhiri hidup kala kelulusan itu tiba. Dira, yang tak akan terlupakan.
"Maaf, Dira." lirih Dito diiringi isakkan kecil.
____________________________________________
Selamat datang di lapak Dito.
Tinggalkan komen dan vote banyak-banyak ya. Semoga cerita ini rame.
See you next chapter ♡
@andini.h28
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA SEMBARANG [SELESAI]
Teen Fiction[Follow emak dulu, baru lanjut baca] _________________________________________ "Megiska cantik, kali ini gue nggak bohong, lo emang cantik kalau dilihat dari ruas-ruas jari." "Nggak usah muji kalau dihempasin lagi," "Kalau terima jadi pacar gue, l...