9. KEHIDUPAN BARU DI KOST

462 78 269
                                    

Kamu dan segala kenangan
Menyatu dalam waktu yang berjalan
Dan aku kini sendirian
Menatap dirimu hanya bayangan

Tak ada yang lebih pedih
Daripada kehilangan dirimu
Cintaku tak mungkin beralih
Sampai mati hanya cinta padamu.

-Maudy Ayunda-

♡-Happy Reading-♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡-Happy Reading-♡

Satu per satu pakaian dimasukan ke dalam ransel hitam. Dito mengedarkan pandangan, mencari-cari barang yang perlu ia bawa. Minyak wangi itu perlu dan wajib dibawa, takut-takut ia malas mandi saat ada kelas pagi. Dito mengambil laptop dari meja belajar, tidak lupa dengan charger-nya.

Kacamata hitam yang berada di laci pun juga ia bawa. Besok ketika ada kelas, ia berniat memakainya untuk menghindari sinar ultraviolet yang dikeluarkan oleh kepala plontos Pak Egi—selaku dosennya mengalahkan 5 kekuatan Boboiboy yaitu api, air, petir, tanah, dan angin.

Dito melompat ke kasur. Berat rasanya meninggalkan kamar yang menjadi saksi bisu pertumbuhannya, dari pitik hingga segede kingkong. Katakan Dito sedikit lebay. Padahal jarak kost dengan rumahnya tidak begitu jauh, masih satu provinsi dan satu kawasan.

Bantal bergambar bunga-bunga itu dipeluk Dito erat-erat. Hanya bantal ini yang bernasib naas. Seringkali berubah seperti lautan yang memiliki banyak pulau dan beragam ciri khas serta bentuknya. Satu lagi, jangan lupakan baunya yang menyengat, bahkan Lisa-pun rasanya enggan untuk mencium aromanya.

Pukul 09.10 WIB. Hari ini ia tidak ada kelas, tentunya suatu kebanggaan karena bisa mengistirahatkan otak kecilnya. Dito bangkit dari kasur, melangkahkan kakinya mendekati mading kecil yang menempel di tembok. Ada yang hampir tertinggal.

Dito melepaskan paku kecil berwarna-warni yang mengelilingi secarik kertas tersebut.

Dito melepaskan paku kecil berwarna-warni yang mengelilingi secarik kertas tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepasnya, Dito membawa kertas itu sambil terduduk di ujung kasur. Senyumnya terukir seraya mengusapnya lembut. Dito menghela napas gusar, melipat secarik kertas menjadi dua bagian, lalu memasukan ke dalam ranselnya.

SEGITIGA SEMBARANG [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang