Waktu itu tidak pernah salah, tapi kamu yang tidak mau memahami waktu. Kamu selalu menarik ulur perasaan ini tanpa menjamin adanya kepastian.
***
"Hana.." Ucap Rafly
"Iya?"
"Kenapa, Raf?" Sambung Hana
Rafly diam
"Oh iya, katanya kamu bakal kenalin aku ke Mama kamu, kapan? Sekarang, ya?" Pinta Hana
"Nggak bisa, Ana." Tolak Rafly secara langsung
"Kenapa?" Tanya Hana yang bosan dengan jawaban Rafly.
"Nggak tepat waktunya." Ucap Rafly
Hana menyunggingkan senyumnya, "Waktunya yang nggak tepat atau kamu yang nggak mau kenalin aku ke Mama kamu?" Kata Hana sinis
Rafly menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali, "Bisa nggak sih kita setiap ketemu jangan bahas soal Mama aku?" Protes Rafly
Hana berdecih, "Terus aku harus bahas apa? Bahas status hubungan kita yang nggak jelas ini?" Tanya Hana
Rafly rasanya ingin menghilang dari tempat sekarang juga. Semua wanita ternyata sama saja, sulit dimengerti.
"Kamu maunya gimana? Aku bingung." Kata Rafly
"Ya aku mau kepastian." Ungkap Hana lirih
***
"Pak, ini salad yang paling enak yang pernah saya cobain." Ucap Dira sambil mengunyah makanan yang penuh di dalam mulutnya.
"Tapi ada yang lebih enak selain di sini." Ucap Deva
"Serius?" Kata Dira, "Di mana, Pak?"
"Kamu ngarep diajak pergi sama saya lagi, ya?" Tanya Deva pede
Dira menelan kuat-kuat makanannya—hampir tersedak, "Pede banget kalau ngomong, Pak." Ucap Dira tidak terima
"Percaya diri itu penting." Kata Deva
"Tapi terlalu percaya diri itu nggak baik." Balas Dira
HAHAY SKAK
"Habisin. Nanti saya akan antar kamu pulang." Ucap Deva
"Siap!"
***
"Makasih buat traktiran dan tumpangan gratisnya, Pak." Ucap Dira sambil membuka pintu mobilnya
Dira berjalan ke arah pintu masuk, namun tiba-tiba Deva memanggilnya, "Dira?" Ucap Deva pelan
Dira otomatis menoleh, "Ada apa?" Tanyanya
Terlihat dari gestur tubuhnya Deva sedang gugup, "Besok kamu jangan terlambat." Ucap Deva
Dira menaikkan sebelah alisnya, what the hell? Tanpa perlu Deva ingatkan, Dira memang selalu on time. Lagi pula kenapa Deva tiba-tiba berubah menjadi malaikat baik? Biasanya seperti dakjal.
Eh, siapa yang kelakuannya mirip dakjal?
"Udah, Pak?" Tanya Dira iseng
Deva langsung buru-buru membalikkan badannya masuk ke mobil namun ia berbalik lagi, "Besok ada meeting lagi. Jangan lupa siapin materi yang saya butuhkan, ok?" Ucap Deva
Wait, ini seperti bukan Deva yang Dira kenal. Deva ini bukan tipe orang yang suka mengingatkan orang lain berkali-kali. Prinsipnya adalah hidup orang lain bukan tanggung jawabnya.