Ada info di bawah
Sahabat itu apa? Orang yang selalu setia menemani saat kita sedang dalam fase sulit.
***
"Rafly." Panggil seorang wanita yang ada dibelakangnya
Kemudian Rafly menoleh lalu tersenyum lebar, "Ada apa?" Tanyanya dengan halus
"Besok temenin aku bisa? Ke tempat biasa." Tanya wanita tersebut
Rafly mengangguk, "Bisa, besok aku yang jemput atau pergi masing-masing?"
"Aku pengennya sih dijemput sama kamu. Tapi kamu sibuk nggak?"
"Mungkin nggak. Tapi setelah nggak ada jadwal di kampus, gimana?"
Wanita itu mengangguk, lalu teringat sesuatu, "Sebelum kemarin kamu ketemu aku, kamu ke mana? Aku telepon nggak diangkat." Tanyanya penasaran karena saat kemarin bertemu ia lupa menanyakannya.
Rafly terlihat gugup, bingung harus menjawab seperti apa. Namun, selang beberapa detik kemudian ia bisa mencari alasan yang tepat. "Tadi ke rumah Mama dulu sebentar. Hari ini kan weekend jadi aku datang ke rumah Mama dulu." Jawab Rafly lancar
"Oh.."
"Kapan kamu temuin aku sama mama kamu?" Sambungnya
Lagi dan lagi, Rafly terkejut dengan pertanyaan wanita di depannya ini. Kenapa pertanyaannya selalu tidak terduga seperti Dira.. Ah, mengingat Dira, Rafly jadi ingin menghubunginya. Dira apa kabar, ya?
Tak tahu malu memang.
"Sabar, ya? Nanti pasti aku temuin kamu sama Mama. Gapapa kan nunggu?" Ucap Rafly
"Aku kan emang selalu nunggu kamu." Jawabnya
Rafly melihat jam yang melingkar ditangannya menunjukkan pukul 9.00 itu artinya ia harus segera kembali ke kampus, "Aku balik ke kampus dulu gapapa?" Tanya Rafly
"Mau aku larangpun kamu tetep ke kampus kan?" Tanyanya balik
"Itu tugas aku, kamu maunya gimana?"
"Nanti siang ajak aku makan pokoknya."
"Oke."
Wanita itu mengangguk sembari tersenyum.
***
"Pengangguran.. Pengangguran.." Keluh Dira sambil memainkan laptopnya,
"Kapan sih gue dapet kerja? Capek gini terus, bangun siang, makan, pup, tidur terus aja gitu sampai 70 turunan."
Dira memukul pelan mulutnya yang tidak memiliki saringan itu, "Ini mulut labas aja nggak pernah difilter."
Ponsel Dira berdering, ternyata ada panggilan masuk dari Ghea. Ya, siapa lagi coba kalau bukan makhluk pengangguran—julukan baru Ghea—itu, Rafly kan nggak mungkin mencarinya.
"Pagi kaum pengangguran!" Sapa Ghea dari seberang sana
"Enak aja, lo juga sama pengangguran. Lagian ini udah siang kali."
Ghea terkekeh pelan, "Bagi gue ini tuh pagi. Karena gue baru bangun jam segini."
"Jadi, lo baru bangun udah jam 11 gini?"
"Yoi, eh—keluar yuk cari makan."
"Ngabisin duit gue aja lo, mending masak di rumah gue."