"Apa kabar?" tanya Ghea mendahului.
"I'm good." jawab Rafly.
"Jadi, hal penting apa yang mau kamu kasih tau?"
"Bapak mau pesan apa?" tanya Ghea.
"Hm, kayaknya nggak. Soalnya sebentar lagi ada meeting sama para Dosen."
Ghea mengangguk paham. "Ya udah, saya juga nggak pesan."
"Pesan aja, kamu 'kan nggak sibuk sekarang."
"Nggak lah, masa nanti saya nongki di sini sendiri kayak jomblo dong." .
"Bukannya kamu sama Rasya?"
"Mungkin."
"Kok mungkin?"
"Ya, biasanya laki-laki 'kan kalau udah lama pacaran suka bosan." jelas Ghea.
"Maksdunya Rasya udah bosan sama kamu?"
Ghea mengangguk lagi.
Mungkin Ghea merespon dengan anggukan sudah cukup jelas untuk menjawab pertanyaan Rafly.
"Jadi, ada apa Ghea?"
"Terus terang, Pak, kayaknya Pak Rafly udah nggak bisa punya peluang buat dapetin Dira lagi."
Rafly sedikit agak tersentak mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh Ghea. Pasalnya, selama ini ia rela menghabiskan waktu hanya untuk mencari pembenaran ini agar ia bisa kembali bersama Dira lagi.
"Kenapa?" tanya Rafly.
"Bapak sering liat 'kan story Dira akhir-akhir ini?"
Rafly menggeleng. "Dira nggak pernah buat story."
Ghea mengangkat sebelah alisnya. "Tapi, di saya ada kok."
"Isinya apa?"
"Foto berdua bareng atasannya."
Sudah Rafly duga. Ternyata, orang yang menggantikan posisi Rafly adalah orang terdekat Dira. Bagaimana tidak, sebelum Rafly dan Dira putus, mereka sudah dekat. Ketika Rafly pertama kali melihat CEO Dira itu, Rafly merasa bahwa Deva memiliki perasaan lebih pada Dira.
"Oh. Mereka udah pacaran?" tanya Rafly sembari menyembunyikan ekspresi kalutnya.
"Saya juga kurang tau, soalnya Dira nggak pernah cerita semenjak dekat sama Pak Deva."
Ghea melihat sebelah tangan Rafly mengepal kuat diatas meja dengan wajah yang menahan marah. Sedikit senyuman samar yang tercetak di wajah Ghea. Entah senyuman apa itu. Mungkinkah Ghea senang melihat Rafly menderita seperti ini karena telah menyakiti sahabatnya atau Ghea senang karena Rafly tidak bisa mendapatkan Dira lagi karena Dira bukan orang yang pantas bagi Rafly?
Siapa yang tau ke depannya?
"Jadi, Pak Rafly masih mau ngelanjutin misi kita?"
"Walaupun nantinya Dira nggak bakal bisa jadi milik saya lagi, tapi, saya mau ini tetap ke bongkar. Saya nggak mau nikah sama Hana."
Ghea mengangguk. "Oke, kalau ada info terbaru nanti saya kabarin. Tapi, Pak Rafly free setiap waktu 'kan?"
"Asal jangan ganggu saya ketika jam mengajar."
***
Setelah Rafly pulang, Ghea menghubungi Dira untuk bertemu di tempat yang sama. Walaupun Ghea tau Dira masih kerja, namun, apa salahnya mencoba. Ternyata, Dira menyanggupinya.
Setelah Dira meminta izin untuk keluar untuk mencari makan karena tadi belum sempat istirahat, Deva mengizinkannya asal ia ikut. Terbiasa istirahat dan makan berdua ke mana pun, Deva jadi ingin mengikuti Dira ke mana saja.