7 - Hari Pertama

6.9K 910 67
                                    

Semakin ragu untuk melangkah bersama

***

Hari ini adalah hari pertama Dira bekerja. Ugh, sangat gugup sekali. Dira berjalan menuju meja kerjanya sesekali melirik karyawan lain siapa tahu ada yang memperhatikannya, tetapi nihil. Tidak ada yang tertarik dengan kehadiran Dira.

Ya, meja Dira terletak berhadapan dengan ruangan CEO, yaitu Deva. Kemudian Dira duduk dengan tenang, berhubung sekarang belum waktunya jam kerja, Dira membuka layar ponselnya mengecek apakah Rafly membalas pesannya apa tidak, hasilnya tidak. Mungkin Rafly sibuk, pikirnya.

"Dira." Sapa seseorang yang baru saja datang

Dira menatap seseorang yang baru saja memanggilnya, seketika Dira langsung sadar dan dengan sigap Dira langsung berdiri. "Selamat Pagi, Pak." Sapa Dira sambil tersenyum pada Deva

"Kamu ikut ke ruangan saya, ya." Ucap Deva

Dira mengangguk kemudian mengikuti langkah Deva. Deva duduk di singgasananya, sedangkan Dira masih memperhatikan gerak-gerik boss-nya itu.

"Saya hari ini ada meeting, tolong kamu atur jadwalnya." Ucap Deva

"Siap, Pak!" Balas Dira

"Satu lagi, tolong kamu atur jadwal saya selama seminggu ke depan." Ucap Deva

"Oh iya, saya tidak mau kamu terlambat. Kamu harus ada di tempat kamu sebelum saya datang. Mengerti?" Sambung Deva

Dira mengangguk paham, "Ada lagi yang bisa saya bantu, Pak?" Tanya Dira

Deva menggeleng

"Baik, kalau begitu saya permisi." Ucap Dira sopan sambil berlalu

Dira duduk di kursinya. Lalu mengatur napasnya dengan baik. "Oke, mari kita mulai. Semoga lancar buat hari ini." Ucap Dira

***

"Dira?" Sapa seseorang yang tampaknya Dira kenal dengan suara itu. Kemudian Dira menoleh, benar saja itu adalah suara Deva yang kini tepat ada di sebelahnya.

"Iya, Pak?"

"Kamu belum pulang?" Tanyanya

"Ya belum lah, Pak. Ini saya masih berdiri di sini." Ucap Dira sambil cengengesan

"Mau pulang bareng?" Tanya Deva

Dira terperangah, bagaimana ini? Mau menolak rasanya tidak enak namun daripada ia membuang uangnya untuk membayar ojek online lebih baik pulang dengan gratis.

"Ah, nggak usah, Pak." Tolak Dira malu-malu. Semoga saja Dira dibujuk oleh Deva.

"Oke." Jawab Deva

Dira membelalakan matanya, ia kira Deva akan membujuknya seperti kebanyakan orang. Dira menghela napasnya, ia menyesal telah menolak ajakan Deva.

Ponsel Dira berdering, kemudian ia merogoh ponselnya di dalam tas. Ternyata Randy meneleponnya. Kira-kira ada apa?

***

"Gue juga nggak tau sih, tapi ini drama emang bener-bener bikin kita masuk ke alur ceritanya. Pokoknya lo harus tonton." Ujar Ghea

Tidak ada angin, tidak ada hujan, malam ini Ghea tiba-tiba saja datang ke rumahnya sembari membawa dua bungkus nasi goreng khas abang-abang pinggir jalan. Tumben sekali Ghea mengeluarkan uang sakunya.

"Gue nggak ada waktu buat tonton kayak gitu." Ucap Dira

"Mulai deh sombong, baru aja kerja udah sok sibuk." Sindir Ghea

Dosen, Selalu Benar : Dira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang