Aku akan memahami hanya untuk sementara saja bukan untuk selamanya. Sebab, untuk memahami kamu selamanya hanya akan menjadikan aku sebagai perempuan bodoh.
***
Matahari cerah di hari Minggu membuat gadis cantik yang masih tertidur pulas di kasurnya tiba-tiba terbangun karena ada panggilan masuk ke ponselnya. Sangat kesal bukan pagi-pagi seperti ini sudah ada yang mencarinya?
Dira meraba-raba ponsel yang sedang berdering itu, setelah berhasil menemukannya, ia mengucek kedua matanya sembari mengumpulkan nyawa kembali.
Dira menghela napasnya setelah tahu siapa yang meneleponnya pagi buta seperti ini. Siapa lagi kalau bukan Deva?
"Kamu temenin saya, ya." Ucap Deva sambil membuka percakapan
"Hah?"
"Saya mau beliin calon pacar saya baju."
"Y-ya terus urusannya sama saya apa?"
"Kamu sekretaris saya."
"Itu 'kan di kantor bukan di luar kantor."
"Mulai sekarang kamu sekretaris pribadi saya."
"Loh? Nggak ada ya perjanjian kayak gitu."
"Yang jadi boss siapa?"
"Bapak."
"Berarti suka-suka saya."
"Dasar semena-mena."
Tut.
Dira menelungkupkan wajahnya ke dalam selimut. Sangat malas sekali rasanya harus mandi pagi di hari Minggu. Tidak bisa kah Dira bangun siang hari ini?
***
"Udah rapi aja tumben." Kata Bunda sambil menyiram bunga-bunga kesayangannya itu
"Hari ini aku mau keluar ya, Bun," Ucap Dira
"Sama Rafly?" Tanya Bunda
Dira menggeleng, "Sama Pak Deva." Jawab Dira
"Kok nggak sama Rafly? Dia jarang banget ke sini, Dir."
BUKAN JARANG, TAPI NGGAK PERNAH LAGI.
"Sibuk." Ucap Dira singkat
"Gimana mau nikah kalau sibuk terus?" Sindir Bunda
Seketika mood Dira langsung berubah kenapa harus membicarakan pernikahan sekarang?
Teringat Rafly, kebetulan Dira belum menghubunginya beberapa hari ini. Ia mengambil ponselnya lalu mengetikkan pesan bahwa hari ini ia harus menemani bossnya.
Terdengar suara klakson mobil yang ada di depan halaman rumahnya, Dira langsung pamit ke Bunda.
Sesampainya di mobil, Dira dengan tak sabarnya langsungin bertanya, "Emang Bapak punya pacar, ya?" Tanya Dira
"Kapan saya bilang punya pacar?" Tanya Deva balik
"Waktu di telepon." Jawab Dira
"Calon."
"Oh.."
"Emang ada yang mau sama Bapak?" Sambung Dira. Deva melirik tajam pada Dira sedangkan Dira cekikikan sendiri.
"Kamu free 'kan hari ini?" Tanya Deva
"Free sih, tapi gara-gara Bapak minta saya temenin jadi nggak free."
Deva diam sambil fokus menyetir, sedangkan Dira juga diam bingung mau membahas apa lagi. Akhirnya ia membuka ponselnya namun tidak ada balasan dari Rafly. Dira jadi bertanya-tanya ke mana Rafly? Padahal hari ini adalah hari Minggu yang artinya Rafly pasti libur.