Lima

25K 3.2K 112
                                    

VOTE!


2 minggu telah berlalu, kini haechan kembali ke rutinitas yang sangat tidak ingin ia jalani, kembali ke sekolah

"ini sudah tidak asik lagi, bagaimana bisa kita sudah kelas 3 sekarang, aku hanya makan dikantin dan bermain bola tangkap lalu lihat aku sekarang sudah kelas 3 saja huh" keluh jaemin, sahabat karib haechan yang memiliki mulut sama besarnya dengan haechan

Sama sama suka omong kosong

"kau benar, ini sungguh tidak seru" ikutnya mengeluh

Keduanya kini menelungkupkan wajahnya di meja perpustakaan, iya keduanya tengah berada di perpustakaan kini, perpustakaan yang merupakan tempat bagi siswa yang ingin mengisi kepala mereka dengan pelajaran berguna namun tak berlaku bagi kedua pria kecil ini

Perpustakaan hanyalah tempat bersembunyi yang nyaman, dilengkapi pendingin ruangan sehingga tempat menjadi sejuk, mereka baru saja kabur dari pelajaran olahraga, guru olahraga mereka pergi mengerjakan urusannya dan menyuruh para murid untuk latihan volly dan tidak diberi izin untuk pergi dari lapangan

mereka pastinya jauh lebih memilih istirahat di kantin daripada ruangan nyaman yang dipenuhi buku ini, hanya saja sedari tadi masih saja ada patroli oleh anggota osis sekolah, maka mau tidak mau kedua makhluk menyedihkan ini harus rela menginjakkan kaki malas mereka ke perpustaan yang sepi ini

"bahkan waktu kita tidak sampai setahun lagi disini, kita sudah pasti akan disibukkan dengan ujian ujian dan ujian" ucap jaemin

Ah benar kelas 3 identik dengan ujian, haechan jadi semakin ingin menyatukan dirinya di meja pespustakaan yang sempit ini

"hm jaemin, kau pernah kepikiran akan melanjut ke universitas mana?" tanya haechan tiba tiba

"tidak, aku bahkan langsung migrain saat mendengar namanya" ucap jaemin, mereka jadi hening beberapa saat

"aku mau masuk SNU" ucap haechan tiba tiba

Jaemin mengangkat kepalanya yang sevelumnya telah tertidur dengan nyaman dengan dialasi buku tebal dibawah pipinya

"apa kau salah makan? Kenapa kau melantur begitu?" jaemin tentunya menganggap haechan konyol sekarang, pasalnya peringkat mereka hanya berbeda satu tingkat 202 dan 203, dari 205 jumlah seluruh siswa kelas 12 di sekolahnya

Haechan yang mendengar itu hanya memutar bola matanya,"aku serius kali ini"

"kalau begitu aku dua rius, bagaimana?" tanya jaemin masih menganggap haechan bercanda

"memang tidak ada gunanya berbicara huh" ucap haechan merengut

"yaa kau merajuk?" tanya jaemin yang hanya dibalas dengusan oleh haechan

"tapi kenapa? Maksudku itu universitas besar, kita bisa memulai dari universitas terdekat yang tidak setinggi itu sobat" kata jaemin

Masuk akal memang, universitas itu merupakan satu dari sekian universitas terbesar di korea selatan, dan tentunya dengan kemampuan haechan meskipun ia meditasi selama seratus hari tak akan mungkin tercapai

Bodoh, memang bodoh. Haechan kembali menyesali mulut besarnya yang kemarin sembarangan menantang mark, mengantar kuliah hari pertama apanya bahkan baru mendengar nama SNU saja niatnya sudah ciut

Huft hendery beruntung sekali bisa masuk kesana dan bertemu mark, ia semakin ingin menangis jadinya, motivasi haechan masuk ke universitas itu hanyalah mark, ia akan tinggal di seoul dan masuk univ itu lantas apa, apa mark akan terpesona padanya karna sudah berhasil lalu apa, ini akan sia sia saja pikir haechan



"aku hanya ingin bertemu mark" rengek haechan dengan menumpuk kepalanya diatas tangannya di meja

"aku jadi penasaran dengan mark itu, bagaimana bisa pria biasa sepertinya membuat haechanku menjadi begini?" ucap jaemin setengah hati sebenarnya namun untuk menghibur haechan ia menggunakan kalimat yang bagus begitu

"dia bukan pria biasa kau tau!"

"wah lihat kau bahkan menyalak padaku untuk pria itu"

"sudah lupakan saja"

"tapi chan, kau serius ingin ke univ itu?"







































Tahun kini berganti, ini adalah hari pengumuman hasil test penerimaan mahasiswa universitas seoul

Haechan sedari tadi mengurung diri di kamar, bahkan melewatkan sarapannya, sampai sekarang sudah masuk jam makan siang ia tampak tetap tenang mengurung diri di kamarnya, bahkan ibunya sudah lelah meneriakinya untuk keluar

Ia menekan tombol di ponselnya dan menghubungi seseorang

"bagaimana kau sudah membukanya?" tanya haechan

"tidak, aku takut sekali, ibuku sudah pasti akan membunuhku kalau aku tidak lulus kau tau bagaimana aku merengek ketika ingin disana walau ibu sudah beratus kali memperingatkan" ucap jaemin ketakutan

"kau membuatku takut, aku akan langsung loncat saja dari lantai kamarku, aku bahkan tak punya muka lagi bertemu mark nanti" kata haechan sama takutnya

"aku bahkan sudah keringat dingin dari semalam, aku merasa melakukan kesalahan terbesar, aku dengan hati lapang akan mengubur diriku sendiri sebelum ibuku yang melakukannya" jawab jaemin

Ini merupakan sekumpulan percakapan antara dua orang sawan

Setelah obrolan mereka di perpustakaan, dimana haechan berkata ingin masuk ke SNU, pulangnya jaemin langsung merengek ke ibunya ingin masuk ke SNU yang ditanggapi oleh kernyitan oleh ayah ibunya seakan tak paham apakah anaknya kerasukan atau apa. Jaemin ingin bersama haechan biarpun kemana anak itu pergi

Merasa pusing dengan rengekan tak mutu seorang jaemin ibunya membawa jaemin ke tempat bimbingan terbaik di seluruh korea selatan, dan setelahnya jaemin harus kehilangan pikiranya karena setiap harinya dicekoki rumus dan mata oelajaran yang membuat matanya hampir keluar

Dan jangan lupa ibunya berucap tidak akan segan mematahkan leher anak semata wayangnya bila rengekan yang selama ini ia ributkan malah tak kesampaian, itu makanya jaemin sangat takut

"haechan ku harap kau menyiapkan lili putih untuk pemakamanku nanti, ayahku sudah pulang aku tak punya alasan apapun untuk menunda membuka hasil tesku bye" dengan itu panggilan terputus



Haechan kembali menggigit bibir bawahnya

apakah aku harus terjun sekarang

Haechan berlari ke arah balkon kamarnya dan melongok ke bawah lalu bergidik ngeri dan kembali ke kasurnya, "itu pasti akan sangat sakit, bagaimana kalau mukaku yang duluan kena, aku pasti akan berubah jadi jelek seperti hendery, ih tidak mauu" keluhnya sambil bergidik ngeri membayangkannya

"seo haechan keluar sekarang atau akan mama tarik kau keluar dengan paksa pada hitungan ketiga!" titah mamanya dan sekarang ia tak punya pilihan lain selain berserah








Jaemin, bawakan aku juga bunga lili putih di neraka

Ma Seule | Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang