Enam Belas

19.9K 2.6K 408
                                    

Sejak hari itu, haechan menjadi lebih diam dari biasanya, dia juga sudah dipindah ke accounting & adm. Departement, dia hanya ingin segera menyelesaikan program magang ini dan kembali ke dunia kampusnya

Haechan kembali menghembuskan nafanya sejak sedari tadi melamun, ia sekarang tengah berdiri di pembatas kaca lantai 2 yang berhadapan dengan pemandangan lantai bawah, ia tak tahu akan pergi kemana jadinya ia hanya berdiam disini, tak sengaja ia menurunkan pandangannya ke lobby lantai bawah menyadari eksistensi seseorang yang tidak akan pernah asing baginya

Mark

Dia bahkan masih bersikap biasa saja setelah mendorongku menjauh, kenapa aku yang menderita sendirian



Berawal dari ketidak sengajaan itu, beberapa hari belakangan haechan selalu berdiri disana melihat mark berjalan melewati lobby hingga menuju lift, sama seperti hari ini, jam makan siang akan berakhir sebentar lagi, haechan menanti penuh harap melihat mark dari kejauhan

Anggap dia gila, idiot atau apapun, bahkan setelah banyak kata menyakitkan yang diberikan mark, ia bahkan masih sanggup melihat wajahnya, terkadang ia merasa sangat bodoh tapi setelah kembali melihat wajah mark walau sebentar dan itu pun dar kejauhan membuat senyumnya muncul tanpa ia sadari

Mark yang berjalan dengan beberapa orang dibelakangnya berhenti sebentar menatap ke lantai 2, matanya sempat bersibobrok dengan mata haechan dalam beberapa detik yang membuat jantung haechan hampir meledak karna euforia bercampur ketegangan

Tak lama mark dengan wajah datarnya melangkah menuju lift, dan itu juga awal dari hari haechan tidak melihat mark berjalan melewati lobby itu, sampai bahkan sudah beberapa hari ini















Setelah pekerjaan yang diperintahkan padanya selesai, Haechan diberi waktu istirahat, haechan merasakan kepalanya sangat pusing, sedikit mengistirahatkan diri sofa di dalam pantry, ada sebuah sofa yang dibuat karyawan divisi itu untuk beristirahat sejenak, sofa itu ditutup oleh beberapa penyangga sehingga tempatnya menjadi sempurna untuk peristirahatan tanpa terusik





Haechan mengerjapkan matanya mencoba mengumpulkan nyawanya yang hilang, tidurnya tadi nyenyak sekali, ia bahkan tidak sadar ia masih di kantor

Melongok kesana kemari memperhatikan ruangan yang sudah dimatikan lampunya itu, dia menjadi sadar dia masih di kantor dan melihat jam di ponselnya, astaga sudah berapa lama aku tertidur, ini sudah pukul 10 lebih 20 menit dan tidak ada yang sadar telah meninggalkanku disini?!

Haechan keluar dari sana dengan tergesa, sebenarnya masih ada beberapa ruangan yang hidup lampunya, mungkin masih ada pegawai yang lembur pikirnya

Ia menunggu di depan pintu lift, ruangan lift berbentuk lorong tidak terlalu luas yang memang dibuat khusus untuk 4 lift di kantor ini

Lift yang haechan tekan masih tidak terbuka, malah lift yang di sebelahnya yang terbuka, ia menggeser dirinya kesana namun tak berkutik menyadari di dalam sana ada mark, mark juga membalas pandangannya

Haechan mundur dan membiarkan pintu lift tertutup, tak tahu kenapa air matanya malah turun membasahi pipinya

Haechan menghapusnya dan merasa heran kenapa air matanya malah turun, apa ia teringat ucapan mark kemarin atau melihat tatapan tajam mark yang membuatnya merindu, ia bahkan tak mengerti lagi pada hatinya

Hatinya tentu sangat sakit, cintanya tak berbalas, ia seharusnya tahu diri untuk tidak jatuh cinta pada orang sesempurna mark

Memikirkan itu, haechan jadi makin terisak dan berjongkok menutup mukanya meluapkan tangisan yang meledak karena pikirannya terus memutar ulang perkataan mark dan juga rasa cintanya pada mark yang masih ada hingga kini

Ma Seule | Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang