Empat Belas

18.8K 2.5K 63
                                    

VOTE!






Keesokan harinya tepat setelah jam kerja berakhir, haechan memberanikan diri naik ke lantai atas tempat mark bekerja

Sebenarnya ia ragu tidak mungkin ia diberi izin kesana, tapi ya namanya haechan, berbuat tanpa berpikir sudah menjadi kebiasaan baginya

Haechan keluar dari lift yang membawanya ke lantai 9 gedung ini, lantai ini merupakan tempat para petinggi perusahaan, dan berdasarkan info yang ia berhasil korek dari renjun, posisi mark disini adalah direktur pemasaran sekaligus dengan lantai dimana ruangan mark berada

Haechan menemukan plank kecil berwarna gold di pintu dengan tulisan 'marketing director'

Haechan mengetuk sebentar dan masuk ke dalam, ternyata masih ada pintu lagi sebelumnya ada meja panjang disana yang diisi oleh beberapa orang, melihat kedatangan haechan membuat para orang itu mendongak dan bertanya padanya

"anda mencari siapa?" ucap wanita bername tag min yoo ri

"aah itu-aku mencari dir-direktur lee" jawab haechan gugup

Wanita itu terlihat kaget, "baiklah, anda siapa, dari divisi apa dan ada kepeluan apa dengan direktur?" tanyanya lagi

Haechan tidak tahu harus menjawab apa, dia hanyalah mahasiswa magang yang bahkan baru beberapa minggu disini, sangat lancang untuknya berada disini, dan bila ketahuan renjun dia bisa mati digantung berdiri

" aku.. aku..... "

Si wanita itu memperhatikan penampilan haechan, tidak ada badge penanda bahwa ia karyawan di kantor ini dan wajah haechan terlihat muda, asing sekaligus linglung

"kalau tidak ada keperluan, sebaiknya anda keluar dari ruangan ini, direktur sedang sibuk dan tidak ada menitipkan janji untuk bertemu dengan siapapun hari ini" ucap wanita itu ramah namun ada penekanan nada setiap katanya mengisyaratkan agar haechan segera pergi dari sana

Haechan membungkuk mengucap maaf dan segera pergi dari sana dengan terburu buru, setelah keluar dari sana ia pun menunduk dan merasa bodoh

Haechan keluar dari gedung itu dengan menunduk lemas, dia berjalan menuju halte bus "kenapa wajahmu makin kusut saja! Apa karna tidak melihatku beberapa hari?"

Mendengar itu, haechan menaikkan wajahnya

Jeno beberapa hari ini sudah tidak mengganggunya lagi karna disibukkan dengan persiapan ujian skripsinya, jangan lupa bahwa jeno itu berada di tingkat akhir perkuliahannya yang merupakan suatu kesenangan bagi haechan, entah kenapa kini pria menyebalkan ini kembali muncul disini bahkan saat kekalutannya, membuat haechan makin merasa buruk saja

Haechan mengabaikannya dan duduk di halte penungguan bus

"kenapa kau malah duduk!" teriak jeno

Haechan mendengus, "aku sedang tidak mood mendebatmu" haechan tau bertemu jeno artinya siap untuk berperang omongan

"kemarilah, aku juga sedang pusing dengan jurnal jurnal itu, kita bisa berdamai untuk hari ini" jelas jeno, haechan menatapnya tak yakin membuat jeno memutar mata kesal




















Besoknya di jam yang sama, haechan kembali berhenti di depan pintu ruangan mark

Ia ingin memaki otak bodohnya saja, tadinya haechan akan menekan tombol 1 tapi jarinya malah berakhir di angka 9 jadilah ia disini terdiam seperti orang bodoh di depan pintu ruang kerja orang lain

"apa yang sedang kau lakukan?" terdengar suara perempuan di belakangnya, haechan menoleh mendapati wanita cantik dan ramah yang ia temui beberapa tahun lalu, kim yeri

"haechan?" tanya yeri

"kak yeri?" jawab haechan

"wah aku tidak menyangka bertemu denganmu lagi, kau sudah besar tapi kau tetap yang terimut di mataku" haechan hanya menggaruk tengkuknya tak tahu membalas apa

"apa yang kau lakukan disini? Di depan ruangan mark" tanya yeri heran

"tidak ada, aku hanya salah tempat, aku-aku akan turun" ucap haechan ingin pergi saja dari sana

"eit, tunggu, karna kau sudah disini, kenapa tidak masuk dan menyapa mark?" yeri yang berkata begitu langsung menarik haechan masuk bersamanya, wanita yang kemarin sempat menyuruh haechan pergi membungkuk hormat pada yeri setelahnya menatap kaget pada pria disamping yeri

"mark ada didalam kan?" tanya yeri padanya

"ada, nona lee" dengan itu yeri kembali tersenyum pada haechan dan menariknya masuk kedalam

Ruangannya sangat nyaman, bersih dan indah, haechan sempat melihat sekeliling membayangkan ia yang mungkin nantinya tidak akan menginjakkan kakinya kesini lagi jadi ia melihat lihat tempat yang mark tempati hampir setiap hari

"kenapa kau kemari?" tanya mark dari meja kerjanya menatap yeri yang tiba tiba masuk ke ruang kerjanya, melihat yeri yang tidak datang sendirian membuat alis mark bertaut tidak suka "dan membawanya?"

"tenang dulu adikku, aku kesini untuk mengingatkan daddy menyuruhmu pulang, berhenti jadi workaholic kau bisa?" yeri mengikuti arah pandang mark ke haechan yang menunduk entah karna takut atau gugup, "aku melihatnya berdiri di depan ruanganmu, sepertinya dia memiliki sesuatu untuk dikatakan jadi aku membawanya masuk" jawab yeri santai namun seakan menjadi bumerang bagi haechan

Tatapan mark sudah menajam padanya, "katakan padanya aku akan pulang, kau tidak perlu kemari lagi" jawab mark pada yeri, "dan kau! Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak berada di sekitar ku kau tidak mengerti juga?!" ucap mark lebih keras pada haechan kini

"kau bukankah hanya mahasiswa magang disini? Sebaiknya kau lebih memperhatikan sikapmu, aku tidak segan segan untuk mengeluarkanmu kalau kau masih menganggapku sebagai kenalanmu" kata mark lagi pada haechan penuh penekanan

Jangan ditanya perasaan haechan, itu menyakitkan, ia hanya ingin melihat mark lebih dekat dan setidaknya menanyakan beberapa hal, bukankah mereka sudah dekat beberapa tahun silam, oh ataukan itu hanya perasaan haechan saja

Yeri yang merasa omongan mark agak keterlaluan pun menegurnya sedikit apalagi setelah melihat wajah sedih haechan

"aku-aku minta maaf" ucap haechan tak mampu menahan air matanya lagi dan pergi dari sana

"bagaimana pun dia masih adiknya sahabatmu, kenapa kasar begitu" ucap yeri memperingatkan mark namun menjaga nada suaranya tetap pelan, karna mark dan amarah bukanlah perpaduan yang baik

Yeri pun keluar dengan maksud mengejar haechan



















"kau sudah merasa baikan?" tanya yeri setelah haechan tenang, yang dibalas anggukan oleh haechan

Mereka duduk di bangku yang tersedia di depan swalayan dekat kantor mark

"dia memang batu es yang menyebalkan, aku juga sangat kesal padanya, ku harap kau tidak memasukkan ke hati atas omongannya, aku juga meminta maaf atas sikapnya" kata yeri

"tidak kak, itu bukan salahmu juga kak mark, tidak perlu minta maaf" ucap haechan lemah

"tapi tetap saja, haechan. Dia menjadi lebih dingin bahkan dari sebelumnya, dan perkataannya tak jarang menyakiti orang lain, itu sudah sering terjadi" ucap yeri, haechan mendengarkannya dengan serius

"itu juga salahku, harusnya aku tak disana dan mengganggunya bekerja" jawab haechan

Ma Seule | Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang