Dua Puluh

21.3K 2.5K 278
                                    

Mark mendengus melihat kegigihan haechan, mark sudah menyuruhnya untuk pulang tapi haechan masih bertahan disana menekan interkomnya berkata memiliki sesuatu untuk dibicarakan

Mood mark benar-benar sedang tidak baik sekarang, dan dia sedang berusaha menahan emosi dan perkataan kasarnya, namun haechan sepertinya sedang mencari kematiannya saat ini

"aku mohon, buka sebentar! Aku hanya minta 5 menit, setelah itu kau bisa mengusirku, ya ya ya?"

"kak mark~"

"aku akan menangis disini"

Jengah mendengar serentetan omongan tak berguna dari seorang haechan, mark membuka pintunya sedikit, begitu melihat wajah haechan, mark berniat menutup pintunya kembali, namun dengan cepat ditahan haechan sampai tangannya terjepit

Haechan menatap tangannya kesakitan, namun dengan itu mark akhirnya membuka pintunya, ia pun rela

"katakan dan segera pergi dari sini" ucap mark datar

Setelah pintu tertutup, mark yang hanya beberapa langkah mundur dari pintu segera menanyai haechan dan berniat mengusir bocah itu

"mark, aku... Tadi aku...."

"keluarlah" ucap mark, mengurut puncak hidungnya

"tidak! Aku tadinya ingin..ingin ikut pulang bersamamu, hanya saja jen-jeno.. Bagaimana aku mengatakannya, aku lupa bahwa aku sudah berjanji de-dengannya"

Raut muka mark kembali mengeras melihat pria yang lebih muda darinya menunduk menjelaskan sesuatu yang bahkan mark tidak dapat menangkap intinya

"aku tidak butuh penjelasanmu, keluarlah dari sini!" mark meninggalkannya

"aku menyukaimu!" teriak haechan lantang yang mampu menghentikan langkah kaki mark, namun mark hanya berhenti tanpa membalikkan badannya

"yang aku katakan di mobil kemarin tidak benar, ak-aku m-menyukai mu" cicit haechan

Mark masih diam hanya saja ia tersenyum remeh, "kau tak tahu malu, menyukaiku saat masih bersama pria lain, kelakuan murahan apa ini" ucap mark pelan

Haechan hanya mendengar samar, karna ia tadi masih sibuk dengan pikiran-pikirannya dan juga suara mark memang pelan, haechan hanya menangkap kata murahan

"mak-maksudmu?"

Mark mendekat ke arahnya "kau murahan! Masih belum jelas?" kata mark sambil menunjuk di atas dada haechan

Haechan tak mampu berkata-kata lagi, hinaan apa lagi yang diberikan mark, kenapa ia murahan? Kenapa, kenapa mark tega mengatakannya begitu?

"aku t-tidak murahan" ucap haechan rapuh, air matanya sudah menggenang

"kau bosan dengan priamu lalu lari padaku?" ucap mark tidak punya hati

"berhenti menangis haechan, aku muak melihatnya" ucap mark kasar

"keluar!"

"KELUAR!!"

Haechan dengan perasaan sakit hati berlari keluar dari sana, ia hanya ingin mengungkapkan isi hatinya tapi mark malah berlaku kasar dan mengatainya murahan tanpa alasan



Haechan menangis diluar pintu apartemen mark, ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang

"jeno....." ia kembali menangis
















Haechan menyenderkan dagunya dipundak jeno, jeno yang sedang mengendarai motornya hanya melihatnya melalui kaca spion dengan tatapan sendu penuh tanya

Ma Seule | Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang