Dua Puluh Satu

21.2K 2.7K 113
                                    

Vote! Mamao tau!👿



Menyadari kepergian mark, haechan kembali berlari mendahuluinya dan menghentikan langkah mark lagi

Anggap haechan sudah gila, bahkan sekarang ia sudah berjinjit mencium bibir mark

Mereka berdua terdiam selama 5 detik dalam ciuman di dalam apartemen mark yang remang

Haechan menarik diri perlahan sambil membuka mata menatap mark takut-takut, haechan mengulum bibir dan kembali berucap, "aku... aku"

Mark menarik tengkuk pria yang lebih muda, kembali menyatukan bibir mereka, haechan menutup mata, kali ini mark tidak menjadikannya pasif

Mata mark masih menatapnya nyalang ditengah ciuman, menyaksikan haechan menutup matanya dan airmatanya yang jatuh membasahi pipinya sebelum akhirnya ikut memejamkan matanya

Mark memiringkan kepalanya dan mulai menyesap bibir bawah haechan, ciuman itu bergerak perlahan namun begitu memabukkan, mark menahan tengkuk haechan dan membawa haechan menyender di dinding di sebelahnya

Haechan mulai membalas lumatan yang diberikan mark, mereka terlarut dalam ciuman yang berlangsung lama, sesaat mark melepaskan tautan mereka, haechan terengah menunduk di bawah tatapan mark

Mark mengelus tengkuk haechan sebentar lalu menurunkan tangannya, masih tak berucap apapun, hanya menatap pria yang lebih muda dengan tatapan nyalang

Haechan kini menaikkan wajahnya, kini mereka saling bertatapan saling menyalurkan ekspresi yang berbeda

Haechan masuk kedalam pelukan mark, "jangan menolakku sekali ini, aku mohon" ucap haechan lirih membuat mark hanya membiarkannya tanpa membalas pelukan haechan



"jeno bukan pacarku" ucap haechan teredam di dadanya tapi masih terdengar oleh mark, tapi mark diam tak menanggapi

"aku bilang jeno bukan pacarku" kata haechan menangis lagi

Mark melepaskan pelukan mereka, menatap pria yang menangis bahkan lebih kencang di depannya, haechan mengira mark akan mengusirnya lagi sekarang sehingga tangisannya makin menjadi

"kenapa kau terus menangis?" ucap mark jenuh mendengar tangisan haechan namun nada suaranya sedikit melembut

"apa kau akan mengusirku?" tanya haechan di tengah tangisannya

"aku akan melakukannya kalau kau masih menangis" ucap mark

"aku tidak tau kenapa aku menangis, air mataku terus keluar" ucap haechan masih terisak

"berhentilah menangis haechan, aku bersungguh-sungguh kali ini" ucap mark lagi. Tidak, mark tidak marah, ia hanya jenuh, memang jenuh menunggu haechan menghentikan tangisannya

Haechan berhenti menangis dengan takut-takut tapi masih terdengar sesenggukannya

"kau menyukaiku?" tanya mark padanya, sudah jelas, mark entah kenapa hanya ingin menggodanya lagi

Haechan sudah tidak sanggup menjawabnya, mukanya sangat panas, ia hanya masuk ke pelukan mark dan menyamankan diri disana berpikir kalau nantinya ia tidak akan merasakannya lagi sebaiknya ia memuaskan diri malam ini

"berhentilah menemui pria itu kalau begitu" ucap mark pelan

Haechan melepas pelukannya dari tubuh mark dan menatap mark ragu sambil mengerjap-ngerjapkan matanya

"kenapa? Kau masih ingin bersamanya?" tanya mark tiba-tiba yang membuat haechan menggelengkan kepalanya ribut menolak ucapan mark

"aku-aku ingin bersamamu" ucap haechan pelan, bahkan sangat pelan sambil menundukkan kepalanya

Mark menarik dagu haechan dengan satu tangannya, "aku tidak mendengar haechan" ucap mark

Haechan ingin menangis saja, ia sudah sangat malu, ia hampir meledak, kenapa mark masih saja mempertanyakannya, ini sudah sangat jelas ia tergila-gila pada mark, kenapa mark sangat jahat padanya

Mark menarik haechan kembali ke pelukannya, "aku mengerti" ucap mark mengelus punggung haechan sekilas

Haechan mengeratkan pelukannya pada mark, ia sangat bahagia, apa cintanya kini berbalas, tapi mark tidak mengatakan ia menyukainya juga, haechan berhenti berpikir dan hanya akan menikmati pelukan hangat yang diberikan oleh mark













Mereka kini ada diperjalanan mengantar haechan kembali, tak ada ucapan diantara mereka hingga akhirnya sampai di kediaman haechan

"ehm.. Kak mark" panggil haechan, mark menoleh padanya

"ki-kita ini apa?" tanya haechan ragu, mark mengernyit tidak mengerti

"hub-hubungan kita" cicit haechan

Mark terlihat diam berpikir, membuat haechan menatap bingung, apa mark tidak ingin berkencan dengannya

"apa yang kau maksud semacam berpacaran?" ucap mark to the point sambil menatap haechan, membuat haechan gugup

"hubungan semacam pacaran, kau mau begitu?" tanya mark lagi yang membuat haechan ingin menenggelamkan dirinya saja, haechan mengangguk sedikit menahan gugup dan juga jantungnya yang sedari tadi berdetak ribut

"baiklah kalau maumu itu, kita berpacaran"

Haechan bahkan tak mampu menahan senyumnya lagi untuk tidak keluar, ia bahagia sekali, ia berhasil meraih mark, benarkah ini? Hal yang selalu di damba-dambakannya

"tapi setelah kau berhenti menemui pria itu" lanjut mark yang sukses menarik kembali senyuman haechan

Definisi diterbangkan ke langit lalu dijatuhkan ke lembah sekali lagi oleh mark

Kini masalahnya pada jeno, pria tengik itu mana mau menuruti haechan, bagaimana kalau jeno masih suka mengganggunya, apa ia tidak akan bisa berpacaran dengan mark

Mark kembali mengelus pipi haechan yang sedang tenggelam dalam lamunannya, "masuklah" ucapnya

Haechan rasanya sudah di awang-awang sekarang mendapat perlakuan semanis ini dari mark















Haechan masuk kembali ke unit apartemennya dengan perasaan berbunga tak berhenti tersenyum walau matanya masih terlihat sembab

"sudah berbahagianya? Sekarang jelaskan seo haechan" ucap hendery melihat adiknya yang senyum-senyum sendiri melewatinya

Oh crap! Pikir haechan, sebelum jeno tentunya ia masih harus berhadapan dengan kakaknya terlebih dahulu

Ma Seule | Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang