Part-13 PAHIT

169 26 1
                                    

Aku sulit untuk bernafas. Karena setiap hembusan nafas yang aku lepaskan membuktikan pedihnya kenyataan, bahwa aku hanyalah seorang hama.
-Hanna Griselda

*************
Susana istirahat sekolah sangat dinantikan oleh para siswa. Mereka seakan menumpahkan rasa suntuknya ketika berada di dalam kelas selama 3 jam lamanya.

Dan mereka akan berhamburan mencari makan ataupun hanya menenangkan diri diluar sekitaran sekolah.

Bel sudah beberapa menit berbunyi, namun Hanna tidak berniat sedikitpun untuk beranjak dari tempat duduknya.

Hanna memilih membuka buku novelnya yang sangat menarik untuk dibaca. Menurutnya, novel itu sangat sesuai dengan keadaannya. Yup, seorang cewek yang tidak pernah lelah mendapatkan seorang cowok yang sangat disukainya.

Dan itu menarik simpati Hanna, dia akan berusaha seperti alur cerita yang sama seperti novel yang sedang ia baca tersebut.

"Hantu! Lo gak bosen apa baca buku terus?" Ucap Zizi menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya.

"Alurnya menarik," jawab Hanna singkat sambil terus membaca novel ditangannya. Sifatnya yang kutu buku, membuat ia siap mengorbankan waktunya untuk membaca semua novel yang ia punya.

"Mending ngantin," ujar Audi.

"Duluan aja." Ucap Hanna masih fokus membaca buku kesayangannya.

"Kenapa lo? Kok akhir-akhir ini jarang banget ngantin?" Tanya Audi penasaran.

Hanna hanya pura-pura fokus terhadap novelnya. Ia memang mendengar apa yang Audi katakan. Tapi, ia akan sulit menjawab jika uang jajannya akan ia sisihkan untuk membeli hadiah ulang tahun jelly bean-nya.

Dan jika Hanna mengatakan itu, teman-temannya tidak akan mungkin setuju dengan tindakannya. Jadi, ia memilih diam saja.

"Hantu! Woy! Budeg ya lo?!' kesal Zizi.

"Ish! Ganggu aja gue lagi fokus baca juga." Kesal Hanna.

"Lagian orang nanya, dicuekin!" timpal Zizi lagi.

"Enggak. Kalian duluan aja gue gak mood. Nanti kalo gue mau, gue nyusul," ucap Hanna masih bernada cuek.

"Ya ya ya, kalo Lo gak akan ikut nonton basket," ucap Zizi.

Hanna menoleh temannya dengan tatapan heran. "Ini kan bukan hari Kamis, buat apa ngintip. Gak bakal menang body bagus juga." Ucap Hanna.

"Eh, hari ini kelas XII IPA 1 jadwal olahraga." Timpal Audi.

"Gak tertarik! Yang gue tunggu tuh kelasnya kak Agus, bukan kelas kelas mana-mana lagi." Tegas Hanna.

"Heuh! Agustian mulu dipikiran Lo." Malas Zizi.

"Tapi, body-body cogan kelas XII IPA 1 juga gak kalah bagus sama kak Agus loh, Han!" Ucap Audi.

Hanna menghela nafas malas. "Siapapun itu, gue tetep gak tertarik!" Ucap Hanna tegas dan kembali membaca novelnya.

Audi dan Zizi memutarkan bola matanya malas. Temannya yang satu ini memang hanya Agustian, Agustian dan Agustian.

"Susah emang ngomong sama orang yang udah tergila-gila sama cinta," kesal Zizi.

"Itu kalian tau!" Hanna nyengir.

"Hati-hati loh, kelas ini tuh ada penghuninya." Ucap Zizi pelan-pelan ke telinga Hanna yang dibalas tatapan tajam. Audi hanya tertawa melihat kedua temannya.

Melihat kedua temannya yang melenggang pergi, Hanna kemudian merogoh ponsel di tas punggungnya. Dia senyum senyum sendiri ketika tadi malam ia sempat saling berbalas pesan dengan Agustian meski sebentar.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang