Part-12 jam 2 pagi

142 26 1
                                    

Bukan kamu kok yang gak peka, akunya aja yang terlalu berharap.
- Hanna Griselda

**********

Hanna menghampiri sepedanya yang masih terparkir di taman bermain tadi. Taman sudah hampir sepi, pendatang, pedagang bahkan tukang parkir pun sudah tidak terlihat.

Setelah sepedanya siap untuk dinaiki, Hanna kelupaan sesuatu dibelakangnya.

"Ah, sapu tangan gue!" Ucapnya sambil membalikkan badan.

Dugg

Badannya memantul kepada badan kekar di depannya. Ia sungguh kaget dengan seseorang yang tengah tersenyum menggoda kearahnya.

"Astaga!" Ucapnya kaget.

"Eh, sorry sorry! Saya gak sengaja." Ucap cowok itu kemudian.

"Kak Bram, kok bisa disini sih?" Hanna menggaruk-garuk tengkuknya yang tak gatal.

Cowok yang tak sengaja ia tabrak ternyata Bram.

"Saya lagi lewat sini aja. Kamu?" Ucap Bram seraya menunjuk kearah Hanna.

"Sama." Ucapnya singkat.

"Sendirian?"

"Jomblo apa daya, kak" Hanna tertawa hambar.

Bram terkekeh.

Tanpa mereka sadari, dibalik sebuah pohon belakang ada seorang cowok yang tengah memerhatikan mereka dari tadi.

"CK! Kesini cuman liat orang pacaran, gak guna!" Ucap cowok itu seraya melenggang pergi.

Agustian.

******

Malam yang kembali mencekam kembali hadir menyelimuti setiap pengantar tidur Hanna. Besok kembali sekolah, dan ia harus semangat.

Sebelumnya ia membuka ponsel dan terdapat beberapa notifikasi dari beberapa temannya.

From. Kecoak gulung

Han kok lo gak sekolah? Kemana?
Hanna??
Heii kok ngilang?
Lo baik-baik aja kan, Hann?
Han nih PR gue belum beres, mana Bu Wita udah masuk nih. Kok Lo gak dateng?
Lo ngeselin deh Han.

To. Kecoak gulung

Heboh banget sih Lo. Maafin gue gak sekolah kemaren, ada masalah dikit.

Send

From. Kak Jhon tamvan

Han, Lo dimana? Kok gak sekolah?

Mata Hanna sedikit kaget. "Kok kak Jhon tau gue gak sekolah, ya?" Ucapnya memainkan bibirnya.

Kemudian ia menekan satu kontak. Kontak yang ia simpan beberapa hari yang lalu. Kontak yang sekarang membuat senyumnya mengembang.

Ia ragu untuk mengirim pesan ke kontak itu. Tapi ia juga penasaran.

Akhirnya ia mengetik sesuatu ke nomor itu.

To. My jelly Bean❣️

Hallo kak! Ini Hanna🥰

Hanna kembali menutup ponselnya dengan tangan dan menyimpannya di atas kasur.

Hanna menghela nafas lembut kemudian hendak keluar dari kamarnya.

Alfan yang hendak menaiki tangga dengan susah payah memakai tongkatnya, tak sengaja menangkap bayangan Hanna yang ingin kebawah.

Alfan menatap cukup tajam kearah Hanna dengan masih susah payah menaiki tangga.

Hanna yang tidak tega melihat Alfan kesusahan, segera menghampiri dan membantu pertahanan Alfan.

"Hanna bantu yah!" Ucapnya tersenyum.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang