Part - 28 Kaget

206 14 0
                                    

Tidak ada yang paling menyakitkan, selain kenyataan.

Chapter. 28 kaget

_______________________________________

We spent 24 hours,
I need more hours with you
We spent the weekend getting even, ooh
We spent the late nights
Making things right between us

But it's all good, babe
Roll that back Wood, babe
And play me close

Cause girls like you run round with guy's like me
Til sun down when i come trough
I need a girl like you, yeah yeah

Girls like you love fun and, yeah me too
What i want when i come trough
I need a girl like you, yeah yeah

Hanna menyanyikan lagu yang selama ini menghantui hidup Agustian. Lagu itu sering ia nyanyikan bersama Lia, dahulu.

Hanna mengembangkan senyumnya setelah ia menyelesaikan nyanyiannya itu. Sementara Agustian, meski tangannya terus memetik senar gitar tapi pikirannya kini tengah melayang entah kemana.

"Gimana? Bagus kan suara aku?" Tanya Hanna dengan rasa bangganya.

Sementara yang ditanya tak bergeming sesikit pun. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Melihat kekasihnya diam dan melamun, Hanna menghela nafas dan mencoba membuyarkan lamunan Agustian.

"Kak! Woeeey!" Hanna mengagetkan.

"Eh, sorry! Sorry! Kenapa?" Kaget Agustian langsung beralih melihat mata Hanna.

"Kenapa bengong? Kesambet, ya?" Hanna jadi lupa dengan pertanyaan awalnya.

Agustian mencoba menetralkan rasa gelisahnya dengan senyuman yang ia paksakan.

"Iya. Kesambet suara kamu," Hanna blusshing sendiri hanya karena gombalan receh Agustian. Hanna mencoba menyembunyikan rona wajahnya dengan memalingkan pandangannya dari Agustian.

Ia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan yang ia tempati bersama Agustian itu.

"Emm,, ngomong-ngomong kamu udah sering kesini ya? Kayaknya karyawan disini udah pada ngenal kamu," Hanna mengalihkan pembicaraan.

"Iyalah mereka pada kenal aku, kan aku bos mereka," Agustian berucap tanpa melihat mata Hanna. Ia sibuk memainkan nada-nada di gitar yang ia pegang.

"Ma-mksudnya?" Hanna memajukan wajahnya meyakinkan.

"Aku pemilik toko ini, Hanna." Jelas Agustian dengan nada amat tenang.

Berbeda dengan Hanna. Dia terkejut bukan main, setelah mengetahui pemilik toko tersebut adalah pacar sendiri.

"Gak lucu!" Ketus Hanna tak percaya.

"Kamu gak percaya?"

"Buktinya?"

Agustian mendesah pelan. Ia kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan kearah satu ruangan.

"Sini! Ikut aku masuk!" ucap Agustian membuka kunci pintu didepannya.

Hanna ikut beranjak, menurut.

Mereka berdua langsung masuk ketika pintu sudah terbuka.

"Kamu liat aja isinya, pasti kamu kenal semua."

Agustian mengedarkan pandangannya memamerkan barang-barang yang ia punya. Hanna kembali membulatkan matanya tak percaya.

Ia melihat-lihat ruangan itu yang dipenuhi barang-barang milik Agustian. Ia melihat fotonya, alat-alat musiknya, baju kaosnya, bahkan alat-alat olahraganya disana.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang