Part-24 jadian

137 21 0
                                    

Setelah aku kenal cinta, kamulah yang paling aku ingat

Chapter 24. Jadian

********

Alfan berjalan menuju kamarnya tak lupa dengan tongkat yang selalu membantunya berjalan. Ia berjalan perlahan namun pasti.

Malam ini, ia memutuskan untuk pulang lebih cepat karena kegiatannya di kantor hanya membuatnya suntuk dan bosan.

Malam ini, Hanna belum pulang. Begitupun ibunya yang selalu lebih mementingkan pekerjaan dibanding apapun.

Alfan akhirnya duduk di sofa seraya memainkan ponselnya perlahan.

Tiba-tiba seorang gadis masuk dan berjalan gontai melewatinya.

Hanna sangat merasa kelelahan hari ini. Badannya serasa remuk karena bekerja keras seharian. Ingin sekali ia beristirahat dan menenangkan pikirannya.

Namun, niatnya ingin pergi menuju kamar seketika berubah karena melihat Alfan yang tengah duduk di sofa. Hanna berjalan menghampiri kakaknya tersebut.

"Bang, udah pulang?" Ucapnya ikut duduk disamping Alfan. Hanna lebih berani kepada kakaknya dibanding sama ibunya.

Pasalnya, dulu mereka sangat dekat bak kakak adik seharusnya. Tapi dengan ibunya, ia tidak pernah dekat ataupun ngobrol bersama.

"Tumben, cepet bang." Perkataan Hanna tidak digubris sedikitpun oleh Alfan.

"Emm.. abang pasti laper kan? Hanna masakin dulu makanan kesukaan Abang ya!" Hanna langsung beranjak tanpa menunggu jawaban dari kakaknya terlebih dahulu. Karena bagaimanapun, Alfan tidak akan menjawabnya.

Hanna langsung berkutat di dapur membuat satu makanan kesukaan Alfan dari dulu. Udang balado.

Niatnya, semoga hubungan ia dengan kakaknya segera pulih.

Setelah siap, Hanna langsung menghidangkan masakan itu tepat dihadapan kakaknya. Aroma udang balado menyeruak di hidung Alfan. Bagaimanapun caranya ia menolak, masakan itu adalah favoritnya dari dulu.

"Abang makan ya, Hanna mau bersihin badan dulu." Ujar Hanna lembut seraya beranjak menaiki tangga menuju kamarnya.

Seketika, mata Alfan yang semula fokus ke ponsel di tangannya beralih menatap sendu kepergian Hanna. Seberapa kuat pun Alfan menolak kehadiran Hanna, ia sangat memiliki kasih sayang layaknya kepada seorang adik.

Alfan tidak bisa membohongi perasaannya, ia sangat merindukan kebersamaan bersama adiknya itu. Menyuapinya, bermanja kepadanya dan paling bisa membujuk ketika Alfan dalam masalah besar sekalipun.

Tiba-tiba ingatan Alfan melayang tak jelas.

Flashback on

Alfan tengah bersama teman-temannya dirumah. Hari ini teman SMA-nya sengaja datang kerumah untuk berkumpul bersama.

Alfan nampak senang dengan kekonyolan teman-temannya.

Kemudian Hanna datang seraya membawa sebuah gitar ditangannya. Hanna dalam keadaan cemberut dan terlihat kesal.

Hanna langsung duduk disamping Alfan masih dalam keadaan cemberut.

"Kenapa dek?" Ujar Alfan menoleh.

"Tau nih, Hanna kesel deh sama ayah." Ujar Hanna masih cemberut.

"Lah, memangnya ayah ngapain kamu?"

"Hanna disebut payah main gitar coba, bang. Gimana gak kesel!!" Hanna menoleh kepada kakaknya yang sedang terkekeh pelan.

"Ish! Kok abang ikut ngetawain sih?" Ujar Hanna bernada sangat kesal.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang