Part 37. Penjelasan

246 10 2
                                    

"Hanna gak papa kok, mah." Hanna tersenyum melihat kepedulian Maya sekarang. Ia menuntun Hanna duduk di sofa ruang tamu.

Agustian sudah duduk manis disana.

"Kakkaaaa cantiiikkk!!!" Asya berhambur dipelukan Hanna. Ia sangat merindukan kakak cantiknya itu.

"Hai sayang. Udah lama gak kamu." Ucap Hanna mengusap puncak kepala sayang.

Agustian tersenyum senang melihatnya.

"Ayo duduk, sayang. Kamu bener-bener masih lemes." Ucap Maya mempersilahkan duduk.

"Mama selalu lupa anak sendiri, kalo ada Hanna." Agustian pura-pura cemburu.

"Apa bang? Kamu cemburu?" Tanya Maya yang menyunggingkan senyumnya.

"Enggak. Untungnya yang disayang mama, Hanna. Kalo orang lain abang gak bisa terima." Agustian menatap Hanna yang memalingkan muka darinya.

"Kakak cantik, ayo main sama Asya." Ucap Asya menarik-narik tangan Hanna.

"Asya, kak Hanna nya lagi sakit. Sini mainnya sama Abang ya," ucap Agustian merenggangkan tangannya mengundang Asya ke pelukannya.

Asya seperti orang yang sangat sedih. Ia mengerucutkan bibirnya, lucu.

"Kakak cantik, kakak cantik sakit?" Tanya polos Asya.

Hanna tersenyum tipis seraya mengangguk pelan. Asya nampak sedih mendengar itu.

"Jangan sedih, kakak kan ada disini." Ucap Hanna membelai pipi Saya lembut.

"Kakak cantik mau tidur disini?" Tanya Saya bersemangat.

Hanna tersenyum lagi. Kemudian ia menggeleng pelan.

"Maksudnya sekarang kakak disini." Jelas Hanna membuat Asya tidak puas.

"Sini Asya! Abang punya sesuatu buat Asya." Asya menengok kearah kakaknya itu.

"Enggak. Asya maunya sama kakak cantik," Ucap Asya kekeh.

"Yaudah disini aja duduk, ya. Kakak gak bisa main dulu soalnya." Hanna meraih tubuh Asya dan mendudukkannya disampingnya.

Asya hanya mengangguk pasrah.

"Sayang, kamu mau makan apa?" Tanya Maya dengan perhatian.

"Gak usah mah. Hanna gak laper kok," tolak Hanna ramah.

"Kamu pasti bohong. Gak usah canggung, anggap aja rumah sendiri." Ucap Maya yang hanya ditanggapi senyuman oleh Hanna.

"Mah, anakmu yang disini yang laper. Kok gak ditawarin?" Agustian cemberut ditempatnya.

Maya menengok kearah anaknya yang sedang cemberut itu.

"Emang kamu anak mama?" Maya berucap dengan diakhiri dengan lelehan.

"Maaaahhh..." Agustian merengek seperti anak kecil membuat Hanna menyunggingkan senyumnya. Agustian terpaku melihat senyuman Hanna yang tulus. Ia sangat merindukan itu.

"Yaudah, mama ke dapur dulu sebentar ya." Pamit Maya diangguki Hanna.

"Mah, Asya ikut." Asya langsung berlari mengikuti mamahnya ke dapur.

"Kamu mau temenin aku beli kado buat Asya, gak?" Ajak Agustian.

"Sama Asya?"

"Enggak lah. Kita aja." Ucap Agustian mantap.

"Nggak. Aku gak mau," tolak Hanna.

"Aku gak terima penolakan pokoknya." Agustian berucap tegas.

"Lah, terserah aku dong."

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang