Part 33. pergi

326 13 0
                                    

Tanpa berfikir panjang, Agustian langsung pergi ke rumah sakit terdekat. Siapa tau aja Alfan ada disana dengan Hanna juga.

Suasana nampak semakin gelap. Mentari sebentar lagi akan tenggelam, meninggalkan bumi dan seorang pemuda yang tengah memperjuangkan cintanya.

Jalanan pun yang asalnya ramai menjadi sepi. Untung saja hari ini tidak hujan. Jadi perjalanan Agustian aman-aman saja. 

Sesampainya dirumah sakit, Agustian menanyakan kepada receptions tentang pasien yang ia cari.

"Permisi mbak,"

"Iya mas. Ada yang bisa saya bantu," ucap seorang perawat yang berjaga disana.

"Saya mau tanya, apa ada pasien bernama Alfan disini?" Tanya Agustian. Ia mencoba nama kakaknya dulu, siapa tau dia yang lagi berobat.

"Sebentar ya mas," perawat itu segera mengecek buku daftar pasien.

"Mohon maaf, mas. Nama pasien atas nama Alfan tidak terdaftar disini." Jawabnya.

"Bagaimana dengan nama Hanna?" Tanya Agustian.

"Sebentar ya mas," perawat itu kembali memeriksa buku daftar pasien. Dan ia pun menemukannya.

"Iya mas. Pasien atas nama Hanna berada di kamar no 343 lantai 3." Jawaban itu membuat Agustian sangat senang.

"Makasih banyak mbak." Agustian langsung pergi dan mencari lift untuk naik ke lantai 3.

Ia segera mencari kamar no 343 itu. Setiap pintu ia lihat. Dan akhirnya ia bertemu dengan orang-orang yang ia kenal.

Ada Zizi, Audi, Alfan, Bram dan Bisma tentunya. Mereka berada tepat di depan ruang inap no 343.

Mereka kaget dengan kedatangan Agustian ini. Semua mata tertuju kepada seorang pemuda yang terlihat cape itu. Keringat di pelipisnya mengalir deras. Seperti sudah lari maraton.

"Apa Hanna ada di dalam?"  Tanyanya entah kepada siapa.

Semua orang nampak diam. Tak ada yang lepas dari tatapan pemuda itu.

"Iya, dia kritis. Kamu siapanya Hanna?" Tanya Alfan.

"Ini yang namanya Agustian, Al. Yang tadi saya sebut pacarnya Hanna." Ungkap Bram.

"Tapi tidak sekarang. Hanna sudah jadi milik gue," Bisma selalu mengklaim Hanna miliknya. Apalagi di depan Agustian seperti ini.

Darah Agustian mendidih. Tapi ia harus tetap sabar. Itu memang nyata. Hanya saja ia tidak bisa menerimakan hal itu.

Sementara Zizi dan Audi hanya diam saja.

"Apa yang terjadi sama dia?" Tanya Agustian lagi.

"Dia kecelakaan."

Agustian kaget mendengarnya. Dia merasa sangat jahat sekali. Orang yang selama ini peduli padanya, tak ia pedulikan.

"Apa boleh gue masuk?" Ucap Agustian.

Semua orang mengalihkan matanya ke Alfan. Alfan hanya mengangguk mengiyakan.

"Tapi, harus sama kita. Gue takut Lo apa-apain nanti si Hanna." Curiga Zizi.

Agustian mengangguk saja. Ia cukup bahagia akan bertemu Hanna.

Audi dan Zizi ikut masuk dan berjalan dibelakang Agustian. Cowok itu berjalan perlahan menghampiri Hanna yang terbaring disana.

Tatapannya tak lepas dari wajah Hanna yang kini tengah terlelap di ranjang rumah sakit.

Agustian menyentuh tangan Hanna yang dipasang impusan disana. Ia menatap sendu tangan itu kemudian mengusapnya lembut.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang