Part 29. Maaf dari Alfan

183 14 0
                                    

Tak ada kebahagiaan yang nyata, selain keluarga

-Hanna Griselda

_______________________________

"Maafin aku, El. Ini juga aku lakuin cuman demi kalian. Baik-baik dirumah, ya!" Hadi memegang wajah Elvina yang hendak menangis.

Apalah daya, Elvina hanya bisa pasrah dan rela menerima nasib.

Hadi mengangkat kopernya ke bagasi mobil pribadi miliknya. Sementara Elvina diam tanpa berniat mengatakan satu patah kata pun kepada suaminya.

"Aku pergi dulu, ya. Jaga Alfan baik-baik." Ucap Hadi langsung dibalas anggukan oleh Elvina.

"Kamu juga hati-hati, mas." Ucap Elvina kemudian.

Hadi melenggang pergi. Ia menaiki mobil meninggalkan pekarangan rumah.

2 Minggu kemudian.

"Bunda, aku ngantuk." Ucap Alfan kecil kepada Elvina.

"Bunda juga ngantuk, nak. Sebentar, ibu panggil dulu bi Suni untuk mengunci pintu." Ucap Elvina mengelus puncak kepala Alfan.

"Bi!!"

"Iya nyonya," bi Suni datang dengan tergesa-gesa.

"Pintu jangan lupa dikunci ya, terus bibi langsung tidur saja ini sudah malam." Ucap Elvina kepada pembantunya.

"Iya nyonya, siap."

Ni Suni langsung pergi ke pintu utama untuk mengunci pintu.

Suasana hampir malam, Elvina bergegas menuju ruang tidur mengantar Alfan.

Setelah itu, ia kembali ke dapur untuk mengambil air minum. Ni Suni sudah benar-benar tidur, kini di dapur hanya dia sendiri.

Tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu. Elvina menoleh tak percaya. Adakah tamu malam-malam begini.

Tok tok tok

Suara ketukan itu tidak berhenti. Sampai Elvina penasaran siapa sebenarnya yang tengah bertamu semalam ini.

Ia melangkah dengan membawa segelas air ditangannya.

"Iya sebentar." Ucap Elvina hendak membukakan pintu. Elvina membukakan pintu dengan perlahan.

Pranggg...

Bagai disambar petir, Elvina sampai menumpahkan air ditangannya dan membuat gelas air itu pecah dengan rasa kagetnya.

"Selamat malam, El. Gimana kabarmu?" Seringai jahat begitu tampak diwajah Mark yang tengah bertamu itu.

"Ngapain kau kemari?" Elvina mencoba menutupkan pintu, tapi nihil. Pintu itu ditahan kuat oleh tangan kekar milik Mark.

Iya, dia Mark. Kakak kandung Hadi yang selama ini masih mengincar Elvina untuk ia jadikan istri.

"Gak usah panik, El. Suamimu tidak ada, bukan?" Senyum sinis itu semakin membuat Elvina ketakutan.

Elvina melangkah mundur untuk menghindari Mark yang melangkah mendekatinya.

Bruk!!

Pintu dihentakkan begitu kuat oleh tangan Mark.

"Keluar kau dari rumahku sekarang bejad!" Elvina berteriak kencang.

"Hey hey hey.. pantaskah seorang adik ipar membentak seperti itu terhadap kakak iparnya, hah!" Mark membawa-bawa posisi keluarganya. Ia melangkah maju menghampiri Elvina.

"Bibiiii...eummm-" mulut Elvina dibungkam oleh tangan Mark. Awalnya, ia akan memanggil bi Suni, tapi kini mulutnya pun susah untuk dibuka.

"Diam kau! Atau nyawamu hilang sekarang juga!" Ucap Mark begitu menyeramkan di telinga Elvina.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang