Cinta itu gak butuh alasan.
-Hanna GriseldaChapter 7. Nomor Agustian
*******
"gue duluan ya, Han," Audi melangkah pergi keluar kelas. Kelas mulai sepi karena penghuninya sudah pulang ke habitat mereka masing-masing. Hanna tidak ada niat pulang lebih awal hari ini. Mungkin karena langsung bekerja itu butuh badan fit.
Setelah lumayan termenung lama, Hanna memutuskan untuk keluar dari kelasnya. Ia melangkah perlahan dengan kedua tangan memegang tali tas gendongnya dipinggang.
Setelah berjalan cukup lama di koridor sekolahnya, mata indah Hanna menangkap bayangan seseorang yang sedang melewati lapangan basket sendirian. Setelah kira-kira ia mengenal siapa orang itu, Hanna berlari menghampirinya.
"Kak Jhon!" Ucapnya berteriak. Sang empunya nama seketika berbalik ketika terdengar suara seseorang memanggilnya dari belakang. Hanna dengan ceria melambaikan tangannya kearah Jhon dan segera menghampirinya.
"Hai kak!" Ucap Hanna dengan jarak yang mulai dekat. "Hai! Kok belum pulang?" Jhon heran karena sekolah sudah sepi , tapi Hanna masih ada disekitar sekolah.
"Belum pengin aja, kak. Lo juga kenapa belum pulang?" Hanna balik bertanya membuat Jhon tersenyum tipis.
"Tadi gue beresin ruang basket dulu," ucap Jhon mulai melanjutkan langkahnya menuju gerbang. Hanna mengikuti langkah pelan Jhon dan mensejajarkan dengan langkahnya.
"Ooh, rajin banget." Puji Hanna membuat Jhon seketika tersenyum menanggapi.
"Oh ya, kak. Kok gak bareng kak Agus, kemana dia?" Hanna mulai bertanya kepada topik yang sedari tadi ia rencanakan.
"Dia udah pulang duluan."
"Oohh.. "
"Gue heran deh sama lo, udah ditolak beberapa kali masih aja ngejar-ngejar si Agus. Apa alasan lo?" Jhon menatap wajah bingung Hanna yang sedang mencari jawaban yang tepat.
"Gue gak punya alesan." Hanna menjawab apa adanya. Singkat, jelas, padat dan tidak menimbulkan pertanyaan lagi.
Jhon menghela nafas perlahan dengan langkah masih perlahan bersebelahan dengan gadis yang ia klaim sebagai gadis limited edition.
"Kenapa bisa?"
"Semua yang tercipta di dunia ini memiliki alasan kenapa ia diciptakan. Kecuali cinta. Dia hadir gitu aja tanpa ngasih kepastian kenapa ia diciptakan."
Jhon tertegun sebentar. "Alesan cinta di adakan tujuannya agar manusia merasa bahagia, dan manusia hadir juga karena buah cinta orangtuanya, bukan?"
Hanna tersenyum nanar mendengarnya. Ya, mungkin tujuan sebenarnya cinta memang seperti itu bagi manusia yang beruntung.
"Omong kosong! Buktinya gue lebih bahagia bareng temen. Dan gue lahir-" Hanna memotong ucapannya sendiri.
Jhon masih menunggu apa yang akan disampaikan Hanna di kalimat selanjutnya. Namun, gadis itu malah menengok kearahnya dan nyengir tidak jelas.
Jhon mengernyitkan dahinya merasa heran.
"Udah deh, gak perlu dibahas. Gak penting bat dah, yang jelas gue udah jatuh sejatuh-jatuhnya sama temen lo yang..... brengsek itu." Hanna begitu hati-hati untuk mengucapkan kata 'brengsek' kepada Jhon.
"Bodoh!" Desis Jhon. "Lo itu cantik, pinter, kenapa bisa dibego-begoin sama cinta." Ucap Jhon mulai kesal.
"Cinta itu beda sama pelajaran, kak. Buktinya gue ngejar kejuaraan selalu dapet. Tapi ngejar kak Agus gak dapet-dapet." Ucap Hanna nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA ( End + Completed )✅
Novela JuvenilTAHAP REVISI Ketika perjuangan Hanna tak pernah dihargai. Tapi ia tak berhenti berjuang, di sanalah hukum karma yang akan bertindak. Agustian Lionel Martha. Cowok dingin dengan segudang pesona ini, pernah menyia-nyiakan orang yang sangat mencintainy...