Part 38. kembali

236 13 1
                                    

Hanna mondar mandir di apartemennya. Ia bingung sendiri dengan perasaan yang melandanya.

Ia sudah susah-susah mengubur dalam dalam rasa cintanya kepada Agustian. Tapi kenapa ia belum bisa lupa?

Ya Tuhan, Hanna sangat bingung.

Tapi ketika mendengar penjelasan dari Agustian, pertahanannya runtuh seketika. Ia kembali mencintai cowok itu lagi.

"Huft!!.. apa yang harus gue lakuin sekarang?" Hanna menjatuhkan dirinya di sofa. Sesekali ia melihat sekeliling apartemennya yang sangat sepi.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Hanna menengok kearah bunyi itu muncul. Dengan malas, Hanna mengambil ponsel itu dan mengangkatnya.

"Hallo, kak" ucap Hanna setelah mengetahui siapa yang menelponnya.

"Han, kamu di apartemen?" Tanya Bram kemudian.

"Iya. Kenapa gitu?"

"Kakak mau ke makam ayah, kamu mau ikut gak?"

Hanna terdiam sebentar. Ayah yang mana yang Bram maksud? Apakah Hadi atau ayah kandungnya?

Merasa Hanna tak ada jawaban, Bram kembali bersuara.

"Ayah kita. Ayah kandung kamu," jelas Bram membuat Hanna mengerti.

"Oh. Yaudah Hanna ikut." Ucap Hanna kemudian.

"Ini kakak udah di parkiran apartemen, kamu tinggal turun." Ucap Bram membuat Hanna menautkan alisnya heran.

"Lah, kok bisa?" Hanna segera berdiri dan mengambil tasnya.

"Sebelum kakak telpon kamu, kakak udah kesini duluan." Jelasnya.

"Yaudah, Hanna turun. Tunggu sebentar."

"Awas jangan lari-lari. Kamu harus jaga kesehatan kamu." Bram nampak khawatir.

"Iya, iya." Ucap Hanna segera mematikan ponselnya. Ia yakin Bram akan terus nyerocos padanya meski tema ucapannya hanya satu yaitu 'jaga kesehatan.'

Hanna segera turun kebawah untuk menemui kakaknya, Bram.

Setelah sampai diparkiran, ia mengedarkan pandangannya mencari dimana Bram berada. Ternyata Bram tengah berdiri di depan mobilnya dengan memakai kamera santai dan seperti biasa ujung lengannya dilipat rapi.

Setelah ketemu, Hanna langsung berlari menghampirinya.

"Eh, stop stop! Kamu jangan lari-lariii" teriak Bram cemas.

"Apaan sih lebay banget deh," Hanna memang sudah bisa berlari lagi sekarang. Rasanya waktu pemulihannya pun akan segera selesai.

"Kamu tau gak kalau sampai kamu terlalu aktif? Nan_" ucapan Bram terpotong oleh Hanna yang menyimpan jari telunjuknya dibibir Bram.

"Ssssstt.. kakak ribet deh. Udah ah, ayo! Keburu sore." Tanpa permisi, Hanna langsung memasuki mobilnya.

Bram terdiam sebentar. Tak menutupi kebohongan, Bram sangat kaget dengan kejadian barusan.

Dulu, sebelum ia tahu Hanna adalah adiknya, Bram pernah menaruh hatinya untuk Hanna.

Dan sekarang, ia rasa perasaan itu harus dikubur dalam-dalam dan diganti dengan rasa sayang layaknya seorang kakak dan adik.

Bram menyusul Hanna memasuki mobilnya. Ia duduk di kursi kemudi dan Hanna disampingnya.

"Lain kali jangan gitu ya," Bram memulai pembicaraan seraya memulai perjalanannya.

"Gitu gimana?" Hanna menoleh.

Bram jadi bingung menjelaskannya. Ia ingin berkata kalau ia sendiri merasa canggung jika Hanna berbuat seperti tadi.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang