Part-22 Khawatir

156 17 1
                                    

Bertahanlah, karena tawaku kembali hadir saat kehadiranmu aku pedulikan.

- Agustian Lionel Martha

********

Hanna sampai di pekarangan rumahnya ketika hari sudah lumayan gelap. Ia mulai menerangkan lampu-lampu rumah dan halaman agar tidak terlalu menakutkan.

Seperti biasanya, ibu dan kakaknya belum juga pulang dari kantor mereka. Tapi itu membuat Hanna jadi semakin leluasa untuk menyiapkan makan malam mereka tanpa khawatir.

Hanna langsung masuk kamar dan membersihkan dirinya di kamar mandi. Kemudian ia memakai setelan rumahan dengan kaos kebesaran dan celana jeans selutut.

Dengan hati yang sedikit tenang, Hanna mulai berkutat dengan alat dapur untuk memasak. Suasana sepi nan hening, semakin menguatkan suara-suara pisau yang beradu dengan talenan ketika ia memotong beberapa sayuran.

Ia melihat jam yang tertera disana menunjukan pukul 09.00. tidak jarang ibu dan kakaknya akan pulang selarut ini bahkan lebih.

Namun bagi Hanna tidak masalah itu semua terjadi. Asal mereka masih menganggapnya untuk bisa tinggal dirumah mereka.

Setelah selesai memasak dan kemudian menghidangkannya, Hanna langsung beranjak naik untuk ke kamarnya.

Banyak tugas yang harus ia kerjakan sekarang. Mulai dari pelajaran sekolah, sampai beberapa administrasi tokonya. Ia mulai berhitung dengan otaknya yang lumayan encer.

Hanna tidak menyia-nyiakan kemampuan berfikirnya hanya untuk bermalas-malasan. Justru ia memilih hal yang menantang.

Apalagi sejak seminggu kemarin, ia dipercayai lagi untuk ikut lomba olimpiade tahun ini. Betapa bahagianya Hanna, ia akan mendapatkan dana apabila ia menang lagi. Semoga saja.

Tiba-tiba satu notifikasi masuk membuat kegiatan Hanna yang sedang fokus terhenti. Ia merogoh sakunya dan mengambil ponsel itu kemudian membukanya.

My jelly Bean❣️

Lo lagi sibuk gak?

                Me
      Enggak, kenapa?

My jelly Bean❣️

Asya dari tadi gak mau tidur. Pengen ngeliat muka lo.

               Me

         video call aja, kak.

Kemudian Agustian mengajak Hanna video call, guna menghibur adik satu-satunya itu. Dengan senang hati, Hanna langsung menerimanya.

Senyum Hanna merekah, ketika disana ada Asya yang sedang melambai kearahnya.

"Hai kakak cantik!!!.. Asya kangen banget tau."

"Hai Asya manis.. kak Hanna juga kangen loh sama kamu."

"Kalau gitu, kapan kakak cantik main lagi kerumah?" Celoteh Asya membuat Hanna tak henti-hentinya melukis senyum.

"Emm..kapan-kapan aja ya! Soalnya kak Hanna suka sibuk." Ucap Hanna membuat Asya cemberut seketika.

"Kak Hanna sibuk apa? Emang lebih penting itu daripada Asya?"  

"Bukan begitu, kakak harus ngurusin tugas sekolah. Jadi nanti kalau tugas kakak beres, kak Hanna  janji main deh, ya!" Rayu Hanna.

"Janji ya!"

"Janji!" Ucap Hanna seraya menampilkan jari kelingkingnya.

Bruk!!! Praaaaaaang!!!

Tiba-tiba suara barang pecah berkali-kali terdengar dirumah Hanna. Dengan kaget Hanna melihat kesana kemari dari pintu kamarnya.

"Suara apa itu?" Ucap Agustian diseberang sana merasa khawatir.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang