Tuhan tidak mengharuskan kita sukses. Tuhan hanya mengharapkan kita mencoba.
- Mario Teguh
********
3 hari berlaluAgustian kini tengah menyesap rokok dan segelas kopi hangat di warung belakang sekolah. Ia bersama ketiga temannya sudah berlangganan khusus ditempat itu.
"Lo liat deh, anaknya mas Bejo makin manis aja, iya gak?" Ucap Uus menatap jahil seseorang gadis yang membantu mas Bejo mengelola warungnya.
"Halah! Buaya lo," ucap Jhon kepada Uus.
"Daripada jomblo akut," timpal Uus.
"Mending jomblo! Kita bisa meresapi puing-puing pahitnya masa lalu," ucap Jhon melirik Agustian dengan bicara di puisikan.
Agustian melemparkan korek tepat pada wajah mulus milik Jhon yang meledeknya.
"Sakit anyieeng!" Pekik Jhon meringis.
"Ngomong lagi! Gue tampol!" Sarkas Agustian.
"Weh, Weh, Weh...kenapa jadi bar-bar hahahaha..." Daniel tertawa terbahak-bahak diikuti teman-teman lainnya kecuali Agustian.
"Apa kabar si Lia?" Tanya Uus kepada Agustian.
"Gak ngurus!" Ucap Agustian ketus.
Mereka memutarkan bola matanya malas.
"Kalau dia balik ke Indonesia, apa yang mau lo lakuin?" Tanya Jhon.
Agustian meneguk kopinya dan kemudian menyimpan gelas itu dengan sedikit kasar di meja.
"Kenapa nanya ke gue, dia bukan siapa-siapa gue lagi!" Sarkas Agustian.
"Gak mungkin lo cepet lupain dia, kan?" Tanya Daniel kepada Agustian.
"Gue udah lupa!"
"Terus kenapa sikap lo tetep gak berubah?" Tanya Jhon.
"Emang kenapa dengan sikap gue?!" Agustian menatap tajam Jhon tepat di depannya.
Jhon hanya mendelik seraya memalingkan wajahnya malas.
Agustian meneguk habis kopinya. Ia kemudian beranjak meninggalkan ketiga temannya tanpa sepatah kata pun.
Agustian berjalan melewati lapangan basket menuju ruang UKS. Yup, apalagi yang akan ia lakukan selain tidur siang di ranjang UKS.
Ketika hendak membuka pintu UKS, dia tidak sengaja mendengar suara orang yang sedang ngobrol dari dalam.
"Gue beneran gak percaya bisa nyelesain ini semua." Ucap seorang cewek.
"Saya percaya kamu pasti bisa!" Ucap seorang cowok di depannya.
"Tapi gue belum pernah berpengalaman sebelumnya."
"Memangnya yang berhasil itu semuanya yang udah berpengalaman? Kadang mereka yang baru mencoba bahkan bisa menjadi lebih baik." Ucapnya lembut.
Agustian dengan jelas mendengar obrolan dua orang di dalam UKS itu. Ia berdecih dan mendelik.
Agustian tahu itu siapa. Itu Hanna. Namun siapa laki-laki yang tengah bersamanya. Ia merasa belum kenal dengan suara itu. Itu membuat Agustian sedikit penasaran.
"Cih! Cewek murahan! Semua cowok di deketin" Gumam Agustian tanpa ia sadari.
Tiba-tiba pintu UKS terbuka tanpa Agustian bisa menghindarinya.
Hanna muncul di balik pintu dan membulatkan matanya kaget.
Agustian hanya pura-pura menatapnya datar. Padahal ia sendiri merasa kaget ketika pintu ngadak-ngadak terbuka.

KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA ( End + Completed )✅
Teen FictionTAHAP REVISI Ketika perjuangan Hanna tak pernah dihargai. Tapi ia tak berhenti berjuang, di sanalah hukum karma yang akan bertindak. Agustian Lionel Martha. Cowok dingin dengan segudang pesona ini, pernah menyia-nyiakan orang yang sangat mencintainy...