Part - 27 Menyakitkan

265 12 1
                                    

Chapter. 27 Menyakitkan
_______________________________________

"Mamah minta kamu main ke rumah,"

Posisi Agustian dan Hanna kini berada di parkiran sekolah yang hampir sudah sepi.

"Kalo hari ini, kayaknya gak bisa deh. Aku harus bantuin Tante Dewi  di toko,"

"Kenapa kamu harus kerja sih?" Agustian jengkel.

"Memangnya kalo aku gak kerja, kamu mau nafkahin aku?" Hanna menggoda.

"Ayo! Siapa takut?"

Hanna tersenyum meledek kearah kekasihnya itu. "Dih, jajan masih minta mamah ge kamu udah berani ngomong gitu,"

"Kamu ngeremehin aku?" Jengkel Agustian.

"Haha..enggak, enggak. Aku becanda." Hanna terkekeh geli.

"Pokoknya apapun alasannya aku gak terima. Asya kangen kakak cantiknya katanya," Agustian beralasan.

"Ini sebenernya, mau Asya? Apa mau kamu?" Hanna mulai berbuat jahil pada kekasihnya.

Agustian terhenyak

"Eh enggaklah! Ini murni pesan dari mamah."

"Yakin?"

"Iya. Cuman aku tambah-tambahin dikit, supaya kamu mau." Agustian nyengir sendiri.

"Nah kan! Kamu gak pernah bisa bohong sama aku," bangga Hanna.

"Bukan gak bisa bohong, cuman aku lagi mau bikin kamu bangga." Agustian memasang wajah sok bijak.

"Ngeles mulu kerjaannya,"

"Hahaha..ya udah deh iya."

"Pacaran wae atuh, bosss!" Ucap Uus yang baru datang menghampiri Agustian dan Hanna. Seketika Hanna dan Agustian menoleh kearah teman-temannya yang sudah sampai di dekat mereka.

"Sirik wae atuh, boss!" Agustian menimpali.

"Iyalah gue sirik, orang gue jomblo!" Tegas Uus.

"Tumben?" Hanna mengheran. Pasalnya, Uus tidak pernah jomblo sebelumnya.

"Tau tuh, si Imas masih gak mau Nerima gue," Uus curhat.

"Iye lah si Imas gak bakal mau, dia udah tau seluk beluk kebuayaan Lo!" Ungkap Daniel.

"Mungkin hanya Imasinasi, semata!"

Tiba-tiba mata Jhon menangkap seorang gadis cantik yang tengah berdiri di pinggir jalan.

Ia nampak sudah lelah berdiri di sana dengan terus melirik jam ditangannya.

Langsung saja langkah Jhon reflex mendekati gadis itu dengan segera, tanpa disadari oleh teman-temannya.

Ponsel Daniel tiba-tiba berdering. Ia segera merogoh sakunya untuk melihat siapa yang tengah menghubunginya.

"Hallo!" Ucapnya keseberang sana.

"Dan, lo dimana?" Ucap seorang cewek diseberang sana dengan nada sedikit terburu-buru.

"Di parkiran, kenapa Mey?"

"Tolongin gue.. hiks..hiks.."

"Lah, Mey lo kenapa? Lo dimana?" Nada bicara Daniel mulai khawatir.

"Gue kekunci di gudang.. gue takut..hikss,"

Tanpa basa basi lagi, Daniel langsung berlari menuju gudang sekolah yang lumayan jauh dari parkiran.

Ketiga temannya hanya menatap heran tanpa ada niat untuk bertanya. Percuma, bila bertanya kepada orang yang tengah buru-buru.

HANNA ( End + Completed )✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang