11

1K 188 15
                                    

***

Kwon Jiyong baru saja selesai merekam bagiannya. Pria itu berjalan keluar dari ruang rekamannya kemudian menjatuhkan tubuhnya di sofa sembari bersenandung. "Jaemieobseo, jaemieobseo, jaemieobseo, jaemieobseo," nyanyinya, menirukan suaranya sendiri dalam lagu Ain't No Fun. Pria itu terlihat tidak bersemangat dan sudah satu minggu ia begitu.

"Kau masih bertengkar dengan Jiyeon? Sudah satu minggu kalian bertengkar karena Jisoo," komentar Yongbae, menyinggung alasan Jiyong tidak bersemangat.

Jiyong ingin mengatakan bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Bagaimana ia tiba-tiba merasa terganggu dengan Jiyeon dan sikapnya, bagaimana ia merasa takut pada gadis itu. Namun semua perasaan itu justru membuat orang-orang menatap heran padanya. Tidak seorang pun mempercayai Jiyong, sebab wajah cantik Jiyeon yang selalu terlihat anggun bak malaikat tidak pernah sekalipun berubah. Sejak malam Jiyeon di rawat di rumah sakit, Jiyong selalu terbayang-bayang akan wajah kekasihnya itu. Wajah dingin yang hampir tidak pernah ia lihat.

"Kau benar-benar berselingkuh dengan Jisoo?" susul Yongbae, sebab Jiyong tidak memberinya jawaban apapun. "Hei? Kwon Jiyong, aku bicara denganmu."

"Aku ingin membatalkan pernikahanku, aku takut," gumam Jiyong membuat beberapa pria di sebelahnya, lantas menoleh, menatap tidak percaya pada pria yang sebentar lagi akan menikah itu.

"Semua orang khawatir saat akan menikah," susul Tablo. "Aku juga khawatir waktu itu, itu wajar, jangan terlalu membebani-" ucap Tablo yang tersela oleh dering panggilan di handphone Jiyong.

Buru-buru Jiyong menjawab panggilannya. Itu bukan panggilan yang ia tunggu, namun rasanya senang menerima panggilan di saat yang sangat tepat– disaat ia ingin melarikan diri dari obrolan di sana.

"Hm? Lisa?" ucap Jiyong ketika ia menjawab panggilan itu.

"Cepat sekali," komentar Lisa sebab Jiyong menjawab panggilannya di dering pertama. "Oppa tidak sibuk?" susul gadis itu.

"Tidak, rekamanku baru saja selesai," ucap Jiyong, meski sebenarnya Yongbae belum selesai merekam bagiannya. Biasanya Jiyong akan tetap di sana sampai semua rekaman selesai, namun hari ini ia ingin melarikan diri. "Kau ingin bertemu?" tanyanya kemudian.

"Ya. Bagaimana kalau di bar biasanya? Maksudku, bar waktu itu."

"Jemput aku di agensi, ya?"

"Aku tidak punya mobil."

"Kau punya motor," balas Jiyong. "Jemput aku di agensi, telepon lagi kalau sudah sampai di pintu samping, pintu timur," suruh pria itu membuat Lisa mengiyakannya kemudian mematikan panggilannya.

Begitu panggilan berakhir, Jiyong menatap satu persatu temannya. Pria itu bertanya apa yang sedang mereka pikirkan, kemudian menyangkal kalau ia berselingkuh dengan Lisa. "Kami hanya berteman, apa yang salah dari teman lama yang sengaja bertemu untuk minum-minum? Lagi pula, Lisa punya alasan untuk menemuiku. Aku ingin mengajakmu, tapi kau harus rekaman. Susul saja nanti, selesai rekaman," ucapnya sembari menatap Yongbae.

"Apa alasannya menemuimu?"

"Ten bekerja untuk Jiyeon," jawab Jiyong. "Gadis itu penasaran dengan mantan kekasihnya."

Jiyong berbohong dan orang-orang mempercayainya. Sedikit ironis, sebab disaat ia berkata yang sebenarnya– kalau Jiyeon sengaja menjebak Jisoo– tidak seorang pun mempercayainya. Kira-kira tiga puluh menit kemudian, Lisa menghentikan motornya di depan seorang pria yang sudah menunggunya sejak lima belas menit lalu. Jiyong sengaja menunggu di sana, sebab ia enggan diintrogasi oleh teman-teman kerjanya di studio.

"Sudah lama menunggu?" tanya Lisa sembari melepaskan helmnya, menunjukkan rambutnya yang sedikit berantakan karena helm itu.

"Tidak," jawab Jiyong, yang dengan cepat menerima helm hitam lainnya dari Lisa. Helm itu milik Simon, dengan warna dan kaca hitam yang sama seperti milik Lisa.

"Tidak," jawab Lisa juga. Gadis itu menolak tawaran Jiyong untuk menyetir motornya. "Aku tidak bisa membiarkan orang lain mengemudikan motorku, ini milik perusahaan," jelas gadis itu sembari meraikan rambutnya yang kini panjang. Sebagian rambutnya ia masukan ke dalam jaketnya, sementara sisanya ia tutupi dengan helm.

Mau tidak mau Jiyong menurutinya. Tepat setelah ia memakai helm yang Lisa berikan padanya, pria itu bergerak naik ke atas motor Lisa, duduk di kursi penumpang motor besar itu sembari merapatkan resleting jaketnya.

"Jangan di lepas," ucap Lisa sembari mengarahkan tangan Jiyong untuk menyentuh pinggangnya. "Jangan menyentuh tempat lain juga, refleksku sering sekali melukai orang lain," tuturnya sebelum ia menurunkan kaca helmnya.

Hanya dalam beberapa detik, Jiyong terpaksa meremas jaket kulit yang Lisa pakai. Ia terkejut, sebab tanpa aba-aba, Lisa menyalakan kembali mesin motornya kemudian melesat di jalanan dengan kecepatan yang tidak biasa. Motor itu melaju terlalu cepat, terlalu gesit menyalip kendaraan-kendaraan lain, hingga Jiyong tidak bisa menikmati perjalanannya. Rasanya sangat cepat, sangat mengerikan hingga sepertinya Jiyong tanpa sadar menahan nafasnya selama perjalanan itu.

"Apa aku mengejutkanmu?" tanya Lisa kemudian, setelah mereka tiba di bar yang Lisa bicarakan. Gadis itu melepaskan helmnya setelah ia mematikan mesin motornya, kemudian menoleh untuk melihat Jiyong yang ada di belakangnya. "Oppa takut?"

"Hm... Ku pikir aku hanya takut pada Jiyeon, tapi ternyata semua wanita menakutkan," balas Jiyong yang sekarang turun dari motor itu kemudian melepaskan helmnya. Alih-alih memberikan helm itu pada Lisa, Jiyong yang hampir muntah karena mual dan mungkin mabuk darat, menjatuhkan helm Lisa di sebelah kaki gadis itu.

Lisa tidak mengatakan apapun. Gadis itu hanya tersenyum kemudian membungkuk untuk mengambil helm yang Jiyong jatuhkan. Dengan tenang gadis itu meletakan helmnya di atas motornya, menepuk bahu Jiyong kemudian mengajaknya masuk.

"Oh-"

"Apa yang kau lakukan di sini?" tegur Kyungho, yang kebetulan sudah berada di pintu bar itu sejak Lisa dan Jiyong datang ke sana. "Kau mengencaninya?" bisik pria itu.

"Bekerja," singkat Lisa. "Tolong jaga sikapmu, aku tidak ingin dia tahu siapa dirimu," bisik gadis itu beberapa detik sebelum Jiyong mulai berjalan mendekati pintu. "Selamat malam Direktur Jung, kau sudah akan pergi? Sayang sekali, seharusnya aku datang lebih awal," ucap Lisa, berpura-pura berpapasan dengan Kyungho yang akan pulang.

"Aku baru saja datang-"

"Tidak perlu," potong Lisa sebelum Jiyong mendengar ucapan Kyungho. "Aku bisa menyelesaikan tugasku sendiri, anda tidak perlu repot-repot bergabung dengan kami. Pulang dan beristirahat lah... Hati-hati di jalan," desak Lisa membuat sang ayah mau tidak mau harus berpamitan dan pergi dari sana. Jiyong menyapa kemudian berpamitan dengan Kyungho sebelum pria itu benar-benar pergi, namun pria itu juga tidak menawarkan segelas minuman pada Kyungho. Jiyong juga tidak ingin Kyungho bergabung dengan mereka.

Di dalam bar, Lisa duduk bersebelahan dengan Jiyong tepat di depan meja bar. Keduanya hampir berhadapan dengan seorang bartender kurus dengan rambut pendek yang hitam lurus. Pria yang sudah bertahun-tahun menjadi bartender itu meletakan sebuah gelas whiskey di depan Lisa, kemudian ia letakan juga sebotol jus jeruk di depan gadis itu. Sementara untuk Jiyong, sang bartender bertanya minuman seperti apa yang Jiyong inginkan.

"Whiskey," jawab Jiyong tanpa bertanya alasan Lisa memesan jus jeruk– gadis itu tidak boleh mabuk saat sedang bertugas. Yang itu artinya, Lisa tidak boleh minum-minum kecuali di hari liburnya. "Lisa-ya..." panggil Jiyong kemudian.

"Hm?" Lisa menanggapi. "Kenapa oppa terlihat suntuk hari ini? Sudah tahu dimana itu club delapan?"

"Jadilah selingkuhanku. Aku tidak ingin menikah."

***
Kalo abis baca It's Only My World terus kamu takut buat komen, ga usah takut kalo kamu mau komenin ceritanya, tapi kalo komen tentang "idolnya" yaaaa... Harus dipertimbangkan lagi hehe. Komentarin tokoh ceritanya juga gapapa, tapi bukan "idol" aslinya, karena ini cuma FF, oke?

Intinya mah biar engga terlalu OOT aja komennya. Kalo mau bahas yang lain (selain ceritanya) alias OOT, bisa dm/wa aja.

Terus komen2 yang ga aku bales itu... Sebenarnya pengen bales, tapi takut spoiler 😂 maap yha

Can't SleepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang