***
Kebakaran baru bisa diatasi setelah beberapa jam, evakuasi yang setelahnya di lanjutkan. Sekelompok petugas cepat tanggap, menarik pintu besi dan membuka ruang rahasia di sana. Jiyong yang pertama di keluarkan, sebab ia yang paling sehat di sana. Jiyeon selanjutnya, petugas cepat tanggap menarik Jiyeon yang Lisa dorong untuk bisa keluar dari ruang rahasia itu. Gadis itu hampir tidak sadarkan diri sebab terlalu banyak menghirup asap. Lisa dan Ten yang terakhir keluar, gadis itu membopong Ten di bahunya kemudian menyerahkannya pada petugas cepat tanggap begitu mereka menjauh dari puing-puing arang kayu.
Keadaan Ten hampir sama buruknya dengan Jiyeon. Mereka masuk tepat sebelum ledakan. Membuat tubuh keduanya terkena beberapa perabot akibat ledakan itu. Jiyeon pingsan tepat pada saat itu, sementara Ten yang tertimpa rak anggur berusaha keras untuk bangkit menyelamatkan tuannya. Untungnya di detik-detik mengerikan itu, Lisa datang dan membawa mereka berdua ke ruang penyelamatan.
Bagian terburuknya adalah di saat Lisa berusaha memasukan Jiyeon yang pingsan, dibantu oleh Jiyong juga Ten yang terluka. Gadis pingsan itu tidak bisa memanjat tangga, membuat mereka semua harus berhati-hati menurunkannya. Jiyong baru saja menangkap tubuh pingsan calon istrinya ketika Ten mengikutinya menuruni tangga dan Lisa menahan pintu besinya. Namun di saat-saat terakhir itu, sebuah kayu dengan bara yang merah menyala, jatuh tepat di atas pintu besinya, membuat Lisa yang baru saja menginjak anak tangga nomor dua, tertimpa pintu besi dan jatuh.
Mereka jatuh seperti domino. Kedua tamu yang terlambat itu, membuat Jiyong yang sebelumnya baik-baik saja, sedikit memar dan kotor, membuat Lisa yang sebelumnya juga baik-baik saja mendapat sebuah luka cukup besar di kepalanya. Puncak kepala dan lengan wanita itu terluka karena tepian pintu besi yang seharusnya menyelamatkan mereka.
Kembali ke waktu evakuasi, Jiyeon langsung di larikan ke rumah sakit sebab keadaannya yang sangat buruk– hampir tidak sadarkan diri meski sebelumnya ia telah sadar dari pingsannya. Lisa berasumsi wanita itu mengalami shock dan belum mampu untuk mengatasi keadaannya, karenanya keadaannya saat ini sangat mengenaskan. Ten punya banyak luka, meski tidak semua luka itu terjadi di villa.
"Tolong dia, kepalanya terluka," ucap Jiyong sembari mengikuti seorang petugas ambulance. Pria itu ingin Lisa yang di obati lebih dulu.
Empat ambulance membawa empat korban ke rumah sakit. Jiyeon yang pertama pergi, disusul Jiyong, kemudian Ten dan Lisa yang terakhir. Semuanya masih berjalan sesuai rencana namun rencana itu mengalami perubahan ketika di ambulance, seorang petugasnya menyuntikan beberapa mili cairan ke dalam infus Lisa.
"Maaf, aku tidak mengenalmu tapi ini yang akan terjadi kalau kau terlalu banyak tahu Reporter Han," bisik petugas itu, mengejutkan Lisa yang sialnya harus kembali bertarung untuk hidupnya sendiri di dalam ambulance yang melaju itu. "Kau harus mati karena terlalu banyak tahu, reporter Han."
Seseorang menginginkan kematian Lisa. Entah siapa orang itu, namun kali ini berbeda. Orang yang menginginkan kematian Lisa bukan orang bodoh yang membawa seorang pembunuh amatir. Petugas ambulance yang harus Lisa lawan kali ini jauh lebih profesional dibanding Ten apalagi Janghoon yang hanya tahu caranya memukul. Karena seseorang itu, di dalam ambulance yang melaju, dengan tubuh yang terluka, Lisa harus berusaha keras menghindari cairan dalam suntikan itu, ia harus berusaha keras menjauhi si pembunuh dengan seragam petugas cepat tanggap itu. Lisa sudah berusaha. Dengan kepala yang nyeri karena tertimpa pintu besi semalam, ia berusaha keras menyelamatkan dirinya. Dengan tubuh yang kesakitan karena terbentur dinding ambulance itu, Lisa berusaha keras melarikan diri.
Gadis itu sudah berusaha keras, meski sayangnya, ia gagal menghindari suntikan beracun itu.
Waktu berlangsung sangat cepat hari itu. Rasanya baru siang ini mereka diselamatkan, namun berita duka sudah menyebar kemana-mana. Kebakaran di villa pinggir kota memakan empat korban– satu orang kritis, dua orang luka-luka dan satu orang meninggal. Semakin malam, kabar duka itu berkembang semakin liar seperti ucapan Lisa tempo hari. Orang-orang penasaran kenapa kebakaran itu terjadi, kenapa G Dragon dan calon istrinya ada di sana, kenapa seorang reporter wanita tewas di sana dan banyak pertanyaan lain yang kemudian membentuk spekulasi-spekulasi dramatis. Drama perselingkuhan yang paling banyak diberitakan. Dua pria dan dua wanita yang terlibat perselingkuhan bertengkar di villa kemudian membuat sebuah kebakaran di sana– begitu cerita yang paling banyak mendapat pembaca.
Melihat berita-berita itu, emosi Ten meledak. Lisa masih hidup saat mereka di evakuasi. Gadis itu bahkan masih kuat membantunya berjalan sampai ke ambulance. Tidak mungkin Lisa benar-benar mati, para reporter itu pasti salah meliput berita. Kemarahan membuat Ten meninggalkan ruang rawatnya, ia berlari marah ke ruang rawat VIP namun di sana ada terlalu banyak pengawal. Dua di depan lift, dua di depan kamar rawat Jiyeon dan dua di depan kamar rawat Jiyong.
Seperti yang sudah bisa ditebak, keributan terjadi di lantai naratama itu. Ten bersikeras ingin menemui Jiyeon, sementara para pengawal melarangnya– meski Ten adalah senior para pengawal itu. Keributan yang terjadi membuat Jiyong serta managernya keluar. Pria itu menghentikan keributan di sana kemudian membiarkan Ten untuk masuk ke kamar rawatnya, untuk bicara di sana.
"Sudah ku bilang ini berbahaya! Lihat apa yang terjadi!" seru Ten, menyalakan kemudian menunjukan berita yang sedari sore tadi mengganggunya. "Kau dan kekasihmu membunuhnya, hyung!" marah Ten, sedang Jiyong hanya duduk tenang di ranjangnya, menepis jauh-jauh pikiran buruknya. Lisa tidak akan mati sungguhan, ia tidak perlu khawatir– yakin Jiyong dalam hatinya.
Masalahnya adalah, Jiyong tidak bisa meyakinkan Ten. Ia tidak bisa memberitahu Ten tentang rencana mereka, juga tentang rencana kematian palsu Lisa.
"Maafkan aku," ucap Jiyong, hanya itu yang bisa ia ucapkan sekarang sebab amarah Ten tidak pernah mereka rencanakan sebelumnya. "Maafkan aku, harusnya aku tidak memintanya untuk datang ke villa, maafkan aku," ulang Jiyong, berulang-ulang bahkan di saat Ten mengamuk sebab ia tidak bisa menyelamatkan Lisa.
Ten yang merasa bersalah butuh seseorang yang perlu di salahkan. Hanya ada Jiyong juga Jiyeon yang bisa ia salahkan, karenanya pria itu terus menyalahkan Jiyong yang ada di depannya. Jiyong membiarkan pria itu menyalahkannya, ia biarkan Ten menarik kerah bajunya, hampir memukulnya. Ia hanya memasrahkan dirinya pada sang manager yang menemaninya malam ini. Setelah akhirnya Ten berhasil dibawa pergi karena membuat keributan di bangsal naratama itu, Jiyong menelepon kantor berita tempat Lisa bekerja– karena hanya itu satu-satunya cara agar ia bisa menghubungi Lisa.
"Tolong jangan di matikan. Aku Jiyong, Kwon Jiyong. Aku tidak bisa menghubungi Lisa. Apa ini bagian dari rencana? Apa ada cara agar aku bisa menghubunginya? Aku benar-benar harus menghubunginya, ada hal yang perlu aku bicarakan dengannya," bujuk Jiyong setelah seseorang menjawab panggilannya.
"Kami juga tidak bisa menghubunginya," jawab seorang di ujung panggilannya– Eun Jiwon. "Kurasa kita semua tidak akan bisa lagi menghubunginya. Maaf karena harus memberitahumu di saat seperti ini. Agen Han Lisa, telah gugur dalam tugas. Meski berat, tolong jangan menyalahkan dirimu sendiri, semua ini tidak terjadi karenamu-"
"Tidak mungkin," jawab Jiyong. "Lisa memberitahuku, kalau ia akan mati lalu kembali hidup. Bagaimana bisa dia gugur dalam tugas? Ini hanya skenario yang sudah ia susun, bukan begitu? Tidak perlu membohongiku, Lisa sudah memberitahu semuanya padaku."
"Kami juga tidak ingin mempercayainya," jawab Jiwon masih terdengar tenang. "Ini kecelakaan kerja. Kami sudah mengkonfirmasi tubuhnya di rumah sakit dan tidak ada lagi yang bisa ku katakan selain... Jangan menyalahkan dirimu sendiri, tuan Kwon, ini kecelakaan kerja," tegas Jiwon membuat pening kepala lawan bicaranya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Sleep
FanfictionCome to my play room. Have a party with friends! Win your jackpot! ALL-IN 397-5 121-220! The wildest texas hold'em poker.