Wow, aku suka ke-agresif-an kalian sama cerita ini. Aku bakalan rajin up, tapi, perjanjiannya...
Oke, ayo buat perjanjian dari awal, sama seperti Jungkook dan Hasa.Aku bakalan rajin up, tapi kalian juga aktif yaa di sini? Jangan lupa untuk beri vote dan tinggalkan komentar seramai mungkin. Jujur saja, jadi semangat sekali bacanya.
Dan, ayo menyelam dan tenggelam sama-sama di DIABOLIC, sesuai artinya Diabolic itu sangat jahat, kejam gaiss aduh hahaa. Jungkook, di sini maunya menyentuh terus, tapi dia sendiri disentuhnya susah.
Ok, let's get it! Tekan vote dan berikan komentar, ayo lanjut.
*
Perihal sentuh menyentuh, Hasa bukanlah orang yang menyukainya. Dia tidak suka disentuh, tidak suka pula menyentuh orang lain. Kecuali sahabatnya, Yera atau Hana, kakaknya. Tapi itu semua dalam konteks yang berbeda, dengan yang dimaksud oleh Jungkook.
Membaca isi email yang saat itu dikirim olehnya saja membuat Hasa sakit kepala tidak berujung. Padahal, dia baru membaca sampai peraturan ketujuh. Masih ada puluhan peraturan yang lain.
"Jadi, aku akan memuaskan nafsu birahinya?" gumam Hasa pada diri sendiri. Posisinya sekarang, berdiri di depan cermin kamar mandi pribadinya.
Wow, benar yang dikatakan si Jeon Jungkook itu. Fasilitas sangat memadai, bahkan lebih dari kata memadai. Rasanya, langsung menjadi bangsawan dalam sehari saja.
"Dilarang berteriak? Bahkan setiap waktu rasanya aku ingin meneriaki wajahnya," lanjut Hasa lagi. Ia mengambil gel pencuci muka. Lalu mulai membersihkan wajahnya.
Sekarang sudah pukul delapan pagi, Hasa tidak tau harus melakukan apa. Keluar dari kamar, menayapa Jeon Jungkook dengan senyuman, kecupan atau, yang lain? Bibirnya tersenyum ketika membayangkan ia duduk di pangkuan pria itu. Lalu berkata,
'Pagi, sumber uangku.'
Dia sungguh tidak tau posisinya sekarang itu apa. Dibilang kekasih, tapi terlalu banyak peraturan. Mau disebut gadis pribadi Jungkook, oke, itu terlalu aneh. Dia juga tidak mau jadi milik pria itu. Tapi kalau dilihat keadaannya sekarang, seperti sudah mutlak.
"Sedang apa di dalam?"
Tubuh Hasa reflek mundur ke belakang, terkejut dengan suara tiba-tiba itu. Ia membuka pintu kamar mandi dan melihat Jungkook berdiri di sana, pakaiannya rapi, berbeda dengan Hasa yang masih terlihat seperti orang dari antah berantah.
"Aku akan pulang malam. Jangan pernah keluar dari tempat ini. Kau paham, Kid?"
"Makanan?" tanya Hasa.
"Semua yang kau butuhkan ada di dapur. Kau juga bisa menghubungi koki pribadiku, nomornya ada di ponsel barumu yang aku taruh di atas meja makan."
Gadis itu menjilat bibir. Tangannya meremat pintu, Jungkook tercium sangat mahal. Maksudnya, gila! Pria itu harum sekali. Apa dia menggosok uang di sekujur tubuhnya!
"Uang?"
Satu alis Jungkook terangkat. Tidak menyangka kalau gadis itu akan menanyakan hal yang tentu sudah disiapkan sejak awal.
"Kartu kredit pribadimu ada di samping kotak ponsel barumu" jawab Jungkook lagi.
"Oh, oke."

KAMU SEDANG MEMBACA
DIABOLIC ✓
Fanfiction[Be wise: Mature content+Erotic] Semua hal gila dan seduktif ini berawal dari pertemuan tak disengaja, di mana Jungkook menyodorkan sebuah kartu yang berisi alamat tempat tinggalnya, dan berkata dengan raut wajah datar, "Lama tidak bertemu. Datangl...