9- Diabolic [2]

10.9K 1.5K 856
                                    

Tidak terasa, sudah sampai part 9 di season 2, aku bakalan pakai alur maju sampai ke depannya ya. Karena kita akan ending dalam waktu dekat, aku usahakan setiap hari bisa up.

Jangan lupa untuk tekan vote dan beri komentar seramai atau sebanyak mungkin ya, kalau ada 400/500 komentar, aku sudah senang sekali. Tolong apresiasinya.

So, let's get it! Tidak ada yang tidak bersalah di sini. Bedanya, besar atau kecil, fatal atau tidak.

*




Sebuah bibir mencetak senyuman tipis, Jungkook menutup pintu penthouse dengan begitu pelan. Pria itu tertawa lalu seketika, ekspresinya berubah. Ia berjalan menjauh sambil mengeluarkan revolver dari saku jasnya, lalu ia mengecek amunisi beda dingin itu, penuh.

Pria itu menekan tombol lift dan masuk ke dalamnya, sebelum lift tertutup, ia sempat melihat Soohyun keluar dan menatapnya dari jauh. Jungkook mengangkat tangannya. Saat pintu tertutup, pria itu mengepalkan tangan.

"Kim Soohyun bajingan" gumam Jungkook.

"Kenapa kau mengusik gadisku," lanjutnya.

Pintu besi itu terbuka, Jungkook disambut oleh beberapa orang. Ia berjalan menuju mobilnya dan melajukan mesin dari mobil supercarnya yang memang jarang dipakai. Jungkook senang menggunakan itu ketika pikirannya kalut, ia bisa membelah jalanan Seoul dengan kecepatan tinggi.

Sementara itu di dalam penthouse si pemuda Jeon. Hasa tengah duduk di depan cermin rias, gadis itu menyemprotkan parfum di sekujur tubuhnya, lalu menggunakan beberapa perhiasan, seperti anting dan kalung. Bukan gayanya, tapi entah mengapa, sedang ingin.

"Pria itu, sampai kapan dia menganggapku bisa bertindak karena bayang-bayang Jungkook. Aku bisa melakukan apapun sebelumnya tanpa bantuan Jeon Jungkook," ujar Hasa. Ia meremat sisi meja. Lalu menunduk dan menghela nafas.

"Nona Han."

Hasa menoleh dan berjalan dengan cepat untuk membuka pintu kamarnya. Ia melipat kedua tangan di depan dada.

"Kita bisa pergi sekarang," kata Soohyun, Hasa menurunkan tangannya, pria itu tersenyum kikuk lalu berjalan menjauh. Bibir Hasa tersenyum, gadis itu buru-buru mengambil tas tangan lalu ikut turun ke bawah.

Selama di perjalanan menuju apartment Seoji. Soohyun sama sekali tidak berbicara. Cuaca yang awalnya terang, kini mulai mendung dan awan gelap timbul di mana-mana. Hasa menggigit bibir, ia memutuskan untuk menyalakan musik.

"Saya tidak bohong, saat saya bilang menyukai Anda. Saya, mengagumi Nona Han. Dan perihal pertanyaan yang Nona berikan tadi, saya terlalu gugup karena terkejut."

"Intinya, kau punya perasaan pada Seoji bukan?" tanya Hasa lagi. Soohyun melirik dan Hasa menoleh ke arahnya.

"Teman Nona yang bernama Yera, dia berhasil bekerja di apartment Nyonya Seoji. Apa yang akan dia lalukan di sana?"

"Dia hanya membantuku mengenal Seoji dengan baik. Kau tau, Soohyun ssi, terkadang, orang yang kita anggap sebagai musuh, adalah orang yang tidak bersalah. Hanya saja karena mata kita sudah ditutupi rasa benci, kita bisa menuduhnya yang tidak-tidak. Hari ini, aku mencoba mengubah pandanganku."

Mendengar penuturan Hasa yang masuk akal, Soohyun diam-diam setuju akan hal itu. Ia melirik ke arah jendela mobil di sebelah kiri. Lalu menunjuknya.

DIABOLIC ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang