Sesuai janji yaaa, aku rajin up nihh. Sekarang, gantian kalian yaa, jangan lupa tekan bintang untuk vote dan tinggalkan jejak atau berikan komentar seramai mungkinn. Okeyy??
Sudah kahh??
Nah, nanti scroll sampai akhir yaa, kan kemarin aku sudah bilang kalau bakalan buat peraturan yang dimaksud Sir Dominant kita iniii.
So, let's get it!
*
*
Tirai kamar monoton Jungkook sudah terbuka sejak lima menit yang lalu. Hasa memandang takjub ke arah seorang pria yang kini tidur terlentang, wajahnya tenang. Gadis itu kembali mendekatkan diri, dia juga baru terbangun.
Tangannya dengan ragu menyentuh helai rambut Jungkook. Lalu Hasa memperhatikan wajah pria itu, kalau menangkap pergerakan, maka ia akan pura-pura kembali tertidur.
Melihat tidak adanya respon, jemari Hasa dengan berani, atau mungkin sudah masuk konteks lancang. Menyentuh wajah Jungkook.
"Apakah, ini yang kau tutupi dengan poni panjang dan kacamata tebalmu dulu?" tanya Hasa, pada Jungkook yang tertidur.
Jemarinya menyentuh kening, halus. Lalu ia menyentuh alis Jungkook, rapi. Kemudian menyentuh hidung bangir pria itu dan selanjutnya pelipis, kemudian, Hasa menelan air liur.
"Sir, izin memegang bibirmu" gumamnya.
Telunjuk gadis itu menekan bibir bawah Jungkook. Sempat berpikir, apakah ini bibir yang sudah dirasakannya selama dua kali? Hasa kembali menelan air liur.
Ia merebahkan dirinya, dadanya naik turun tidak karuan. Sedikit banyaknya, dia sudah mulai mengingat, peraturan apa saja yang sering disebut Jungkook. Salah satunya, tidak boleh memiliki perasaan apapun.
Tangan Hasa menyentuh piyama Jungkook, dengan mata yang melirik-lirik. Penasaran, apakah otot pria itu juga terbentuk dengan baik? Oke, ini terlihat seperti Hasa sangat kelewatan. Tapi rasa penasarannya sudah diujung.
"Peraturan nomor empat dan delapan belas. Tentang sentuhan," ujar Jungkook yang membuat Hasa mengubah posisinya menjadi duduk. Pria itu membuka mata dan menyandarkan dirinya di kepala ranjang.
"Kau mencoba menggerayangiku, Kid?"
"Tidak! Aku—"
"Lalu apa yang ingin kau lakukan? Mengecek bahan pakaianku?" sindir Jungkook. Hasa meringis, gadis itu menggigit bibir. Kenapa Jungkook selalu bisa membuatnya sulit berbicara.
"Maaf, tadi aku hanya, itu. Sir, maafkan aku" ucap Hasa berantakan.
Terdengar suara helaan nafas dari Jungkook. Lantas pria itu memperhatikan Hasa. Gadis itu tidak menatap wajahnya, melainkan memfokuskan dirinya pada benda lain yang ada di kamar.
"Duduk di sini," kata Jungkook. Pria itu menepuk pahanya yang terlihat sekal di balik celana piyama pendek yang kini sedikit terangkat.
Di dalam hati, Hasa meracau hebat. Ada umpatan, ada keluhan, dan banyak lagi. Tubuhnya mendekat ke arah Jungkook, pria itu meraih pinggul Hasa, membantu gadis iti untuk duduk di pangkuannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIABOLIC ✓
Fanfic[Be wise: Mature content+Erotic] Semua hal gila dan seduktif ini berawal dari pertemuan tak disengaja, di mana Jungkook menyodorkan sebuah kartu yang berisi alamat tempat tinggalnya, dan berkata dengan raut wajah datar, "Lama tidak bertemu. Datangl...