[2] SA(TUR)NUS ALDEVARO

1.9K 96 37
                                    

Now Playing

Rapsodi — JKT48

[Jangan lupa putar mulmed yang telah disediakan! Nikmati setiap alunannya sambil baca cerita ini yaaaa. 🥺❤]

Menjadi pemimpin itu gak gampang. Ia harus bisa mempertanggung jawabkan apa yang sudah mereka perbuat.

Saturnus Aldevaro.

•••••

Pasukan murid laki-laki berjaket hitam dengan lambang seekor Naga di bagian punggungnya itu tengah menuju ke arah parkiran. Mereka sengaja membunyikan klakson-klakson begitu keras membuat anak-anak yang berjalan menuju lorong atau yang masih di tempat parkir itu menatapnya dan sedikit minggir—memberi jalan untuk mereka lewat.

Lantas, mereka dengan segera memarkir kendaraan mereka. Empat cowok itu bukannya segera menuju kelas tetapi malah masih tetap di parkiran—duduk diatas jok motor mereka sendiri sambil merokok ataupun mengobrol ringan.

"Kemana tuh si Mars?" tanya Pongki yang baru saja menyadari bahwa Mars tidak ikut berangkat bersama. Padahal, sejak berangkat ke rumah Saturnus, cowok itu masih mengikutinya. "Padahal tadi berangkatnya bareng-bareng, loh."

Memang seperti itu, mereka berlima biasanya menerapkan strategi susul-menyusul. Jika, salah satu dari mereka belum juga datang, maka sebaiknya mereka memilih menjemput. Seperti yang dialami Saturnus tadi pagi.

"Paling juga jemput si Sandra, ketua lo ini mana mau jemput cewek," ungkap Arjuna seolah tau pikiran Saturnus.

"Lo kayak gak tau si Sandra kalau udah bucin banget sama Saturnus," ujar Pongki sambil menuding Saturnus. "Gini-gini dia ketua lo,"

Pongki terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kemudian cowok itu meringis. "Iya, juga sih,"

"Eh, tapi ngomong-ngomong Tur, lo itu kenapa sih gak mau kalau berangkat ama si Sandra?" tanya Pongki sedikit kepo.

Saat itu juga Saturnus melirik Pongki yang berada di depan bagian samping—tempat memarkirkan kendaraannya tadi. "Buat cewek gue lah, masa iya buat lo."

"BUCYINNN..." seloroh ketiga lelaki itu sambil melempari Saturnus batu kecil. Sedangkan, Saturnus hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Halahhh, Bos Bos! Jomblo ae ngaku punya cewek lo," ungkap Johan sambil menyesap rokok lalu membuang asap-asap itu melalui alat pernafasannya.

"IYA-IYA YANG PUNYA CEWEK MAH BEDA!!!"

"IRI IRI IRII!!!"

"Rokok Jun?" Johan menawari rokok pada Arjuna namun cowok itu menolaknya. "Si Juna mana demen ama rokok," balas Pongki sambil membenarkan tali sepatunya.

"Kalau sama Nesya, demen gak Jun?" goda Saturnus namun Arjuna masih diam. "Gue gak suka sama dia,"

"Bumi terus berputar, Jun. Emang sekarang lo gak suka dia, tapi suatu hari nanti lo yang bakal ngejar-ngejar dia," kata Saturnus mampu membuat otak Arjuna bekerja lebih cepat.

"CINTA DATANG KARENA TERBIASAAAA..." celetuk Johan dengan nada seperti orang bernyanyi.

Merasa risih karena teman-temannya menginterogasi antara Arjuna dan Nesya, cowok itu beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan mendahului temannya.

"Kelas, yok?"

Saat hendak menuju gerbang utama, keempat cowok itu dikagetkan dengan kedatangan siswi Andromeda bersama Elang—ketua Geng Phoenix. Mereka memandang Elang dengan sorot kebencian. Terutama Saturnus, rasanya laki -laki itu telah menghidupkan sinyal buruk kepadanya.

SATURNUS | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang