Sekarang, aku sedang menjadi tawanan seorang pemuda berkelakuan anak anjing yang menyeretku mengitari pusat perbelanjaan.
Ini gara gara aku bilang kalau ada waktu istirahat sebelum bekerja di kafe nanti malam. Beomgyu jadi memaksaku untuk menemaninya beli baju.
Tapi dipikir juga, dia memang butuh pakaian. Sudah dua hari dan dia memakai kaos yang sama. Jorok.
"Lihat aku!" Dia keluar dari ruang ganti, berpakaian bak model.
Aku mengangguk saja. Toh, dia terlihat cocok dengan pakaian apapun. Dia tampan.
Aku cuma sedang menenangkan batinku yang menjerit, mengira ngira sebanyak apa uang yang dia keluarkan hanya untuk membeli pakaian.
Gila. Sepertinya satu set baju yang dia pakai tadi bisa untuk uang makanku lima hari.
"Aku memilih yang ini saja, deh. Kamu tidak ada yang mau dibeli, Lena?" tanya Beomgyu, berjalan di sampingku yang melihat lihat pakaian.
Aku menggeleng. Aku harus menabung, karena ada kebutuhan yang lebih penting sekarang.
Tiba tiba Beomgyu menarikku ke arah lain, tidak memberikan aku kesempatan memprotes karena dia terus mengoceh.
Berisik.
"Jadi, aku tadi melihat kaus yang ini. Bahannya enak dan modelnya juga bagus. Katanya kalau beli sepasang akan dapat diskon!" seru Beomgyu antusias.
Aku mengangguk saja, "Ya sudah, sana beli. Kenapa menyeretku?"
"Kan sepasang, Na. Kaus satunya buat kamu saja karena model wanita." Dia mengambilkan warna yang menurutnya paling netral.
Aku mengernyit, hendak menolak mengingat ini tanggal tua. "Tidak usah, aku—"
"Aku yang bayar, oke? Kamu ukuran apa sih? M ya? Atau L? Karena jelas S terlalu kecil—ADUH! KENAPA DIPUKUL?"
"Kamu mengatai aku gendut?!"
"Bukan begitu! Lihat ukuran S nya saja seperti anak SMP!"
"Ck, aku yang M!" sahutku cepat, keburu kesal.
Melihat senyum di wajahnya yang mengembang, aku sadar melakukan kesalahan. Oh tidak, aku menerima traktirannya.
"Beomgyu—"
"Akan aku bayar!" Dia melesat menjauh sebelum aku sempat menariknya, membiarkan aku mengumpat di dekat manekin toko.
Kalau begini, hitungannya aku seperti berutang budi!
»»——⍟——««
Aku melirik pemuda yang belum berhenti tersenyum sejak membayar belanjaannya tadi.
Cih. Lihat senyum bangganya. Bisa bisanya dia tersenyum seperti itu setelah menghabiskan banyak uang.
Apa aku juga akan senang kalau menghabiskan uang banyak?
KAMU SEDANG MEMBACA
virtual || choi beomgyu [✔]
Fanfiction[ғɪᴄᴛɪᴏɴ - ғᴀɴᴛᴀsʏ] "Ketuk dua kali untuk membuat dia nyata," begitu kalimat terakhir dari cerita yang aku baca. Ha. Bualan untuk anak anak. °txt fanfiction° •oc •choi beomgyu