"Hei."
"Hm?"
"Kamu tidak merindukan Soobin atau Yeonjun?"
"Sangat, Na. Sangat. Aku juga rindu Ibu, rindu Ayah."
"Tugas mereka juga sudah selesai. Menurutmu mereka melihat dari atas sana?"
Lena berdeham, mengulas senyum tipis sambil mengamati awan di atas sana. Berbaring di hamparan rumput dengan orang yang dia sayang untuk melepaskan beban pikirannya sesaat.
"Jangan menangis. Kamu sudah tua. Nanti saja di rumah," celetuk Lena.
Lelaki di sebelahnya mendengus, terduduk seketika, "Lihat, aku tidak cengeng sepertimu," katanya bangga.
"Iya iya. Tidik cinging—BEOMGYU GELI!"
"HAHAHAHA BIAR!"
"Mamaaaa aaa Papa jangan sakiti Mama!"
"Papaaa!!"
Beomgyu terkejut bukan main saat seseorang memanjat punggungnya. Seorang lagi bahkan berdiri di antara mereka, memasang tameng.
"Hei, aku ini ayah kalian. Aduh! Astaga, galaknya!" keluh Beomgyu, ambruk setelah dibombardir serangan balita.
Ganti Lena yang tertawa puas, "Bagus, anak anak. Galakin aja!"
"Hiyaaa!! Hahahaha Papa cupu ah, masa sakit," cibir anak laki laki di samping Beomgyu.
"Wah, Choi Taemin, berani, ya."
Tanpa aba aba, kini Beomgyu yang menggelitiki lelaki itu—Taemin. Membiarkan balita perempuan yang masih asik menyerangnya duduk di perutnya.
"Taerin, nak, kamu kenapa malah tidur?" tawa Lena pecah saat melihat anaknya tidur di atas tubuh sang ayah.
"Capek, Ma," jawab Taerin seadanya.
Keluarga yang berisik di tengah hamparan rumput. Niat awalnya bersantai tapi berakhir bertempur di sana.
»»——⍟——««
"Kakek! Kami datang!"
Pria berumur yang terlihat masih bugar itu datang, menyambut keluarga sang cucu dengan senyum lebar.
"Astaga, dimana si kecil?" tanyanya senang.
Yang ditanya merengut, "Kakek, cucumu yang datang..."
"Ei, sudah tua begini padahal, masa masih minta pelukan dari kakek?" Si Kakek menarik tangan pria itu, menepuk punggungnya hangat.
"Nah, sekarang baru cicit kakek. Naa, anak anak dimana??" panggilnya.
"Sebentar!"
Tidak lama, kedua pria terpaut umur yang jauh itu melihat seorang wanita yang menggandeng anak laki laki, sementara seorang pemuda lain tengah menggendong si balita perempuan.
"KAKEEEKK!" sapa mereka.
"Kai sudah pulang?" sapa Kakek.
"Iya, Kek. Kakek sudah makan?"
"Sudah. Ayo masuk. Uuuu jagoan kecil kakek!" Tangan keriput itu terulur, menggenggam tangan mungil yang menghampirinya.
Terasa hangat. Beomgyu senang rumahnya kembali terasa hangat setelah banyak hal yang dia lewati.
Dia masih ingat bagaimana reaksi kakeknya saat dimintai tolong untuk menjaga Kai hingga pemuda itu dewasa. Saking senangnya, Kakek bilang kalau serasa kembali muda karena memiliki cucu belasan tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
virtual || choi beomgyu [✔]
Fanfiction[ғɪᴄᴛɪᴏɴ - ғᴀɴᴛᴀsʏ] "Ketuk dua kali untuk membuat dia nyata," begitu kalimat terakhir dari cerita yang aku baca. Ha. Bualan untuk anak anak. °txt fanfiction° •oc •choi beomgyu