Setelah perdebatan batin yang cukup menguras waktu, aku memberanikan diri menelepon orang yang sempat membuat panggilan denganku di kafe tadi.
Ini sudah dering kesekian, tapi kenapa belum diangkat?
Apa ini terlalu larut?
Seharusnya tidak usah aku telepon, ya?
Mungkin dia sudah tidur?
Atau—
"Halo."
Padahal aku yang menelepon. Tapi suaraku sendiri yang tercekat. Gugup dan takut, meski sudah bertahun tahun mengalami ini.
"K-Kenapa menelepon tadi?"
»»——⍟——««
Beomgyu ingin memastikan apa Lena benar benar sudah mengganti plesternya atau belum. Bagi lelaki ini, Lena adalah tanggung jawabnya sekarang.
Itu gunanya dia di sini.
Di depan pintu kamar coklat, kediaman Seo Lena. Ragu mengetuk berpikir gadis itu sudah tidur. Tapi malah membelalak kaget saat pintu coklat itu terbuka.
"Oh? Belum tidur?" sapa Beomgyu, berusaha tersenyum seperti biasa agar tidak ketahuan kalau sedang salah tingkah.
Lena menatapnya datar, menggeleng, melenggang pergi melewati Beomgyu begitu saja setelah menutup rapat pintu kamarnya.
Mengerti kalau ada yang tidak beres, Beomgyu mengikuti Lena dalam diam, "Na," panggilnya.
"Len."
"Na."
"Lena."
"Tuli sungguhan?"
Lena berbalik, menatap Beomgyu lelah, "Apa?" ketusnya.
"Mau kemana malam malam?" tanya Beomgyu penasaran.
Ini sudah terlalu larut, bahkan dingin. Beomgyu yang memakai lengan panjang saja kedinginan, apalagi Lena yang hanya memakai kaus.
"Apa urusannya denganmu?"
Beomgyu sedikit terkejut. Seharian ini mereka menghabiskan waktu yang lebih baik dari kemarin, kenapa tiba tiba gadis ini kembali dingin?
"Tunggu sebentar."
Beomgyu berlari kecil, menyempatkan diri mengambil jaket untuknya dan Lena. Mempersingkat waktu dengan berlari ke arah Lena yang mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
virtual || choi beomgyu [✔]
Fanfiction[ғɪᴄᴛɪᴏɴ - ғᴀɴᴛᴀsʏ] "Ketuk dua kali untuk membuat dia nyata," begitu kalimat terakhir dari cerita yang aku baca. Ha. Bualan untuk anak anak. °txt fanfiction° •oc •choi beomgyu