※13

943 315 163
                                    

"Kai, kamu mau ikut kakak pulang, tidak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kai, kamu mau ikut kakak pulang, tidak?"

"Tidak."

Lena membatu mendengar jawaban adiknya. Tidak percaya akan jawaban lelaki itu padahal Lena sendiri sudah menyiapkan beberapa rencana untuk membawa Kai di dalam kepalanya.

"Aku masih punya teman di sini, kak. Aku belum mau meninggalkan mereka," jawab Kai, menunduk kecil.

Teman, ya?

Agaknya Lena sedikit lupa kalau adiknya tidak seperti dirinya. Dia punya banyak teman, yang mungkin menjadi alasannya bertahan.

"Kalau ada apa apa, hubungi kakak, oke?" pesan Lena, tersenyum miris saat mengingat dia selalu memberi pesan yang sama setiap hendak pulang.

"Na, makan dulu, yuk?"

Lena berbalik. Melihat sosok yang akhir akhir ini rela ikut menanggung beban dengannya. Masih dengan senyum yang sama walau sudah mengetahui yang sebenarnya.

"Kai, kakak makan dulu sebentar, ya? Suster kesini bentar lagi buat cek infus, nanti kalau ada apa apa, hubungi aku, hm?"

Kai mengangguk paham, "Udah sana, ditungguin tuh, Kak! Daah! Selamat makan!"

"Hm? Kenapa?" Beomgyu berdeham saat melihat wajah murung Lena mendatanginya.

"Dia tidak mau ikut denganku ke Seoul. Rasanya seperti di lingkaran setan. Berputar putar di sini tanpa penyelesaian," gumam Lena.

Beomgyu mengusap pelan pundak Lena. Berharap dapat menyalurkan ketenangan barang sedikit. Gadis ini terlalu banyak berpikir, tidak bisa Beomgyu bayangkan serumit apa isi kepalanya saat ini.

"Sekarang, makan dulu yang penting. Kamu tidak boleh sakit."

»»——⍟——««

Aku melangkah tenang di sebelah Beomgyu yang masih mengoceh. Sesekali manggut manggut atau menjawab pertanyaan konyolnya.

Aku tahu, lelaki ini sedang berusaha mencairkan suasana agar aku merasa lebih baik, tapi mulutku enggan terbuka untuk menanggapi.

Melihat seorang wanita yang dengan panik berbelok ke lorong, atensiku jatuh padanya.

"Lena—apa kamu bahkan mendengarkanku?"

Aku mengabaikan Beomgyu yang merajuk, buru buru menghampiri wanita itu.

"Cari siapa?" cegatku sebelum dia mengintip ke kamar inap Kai.

"Oh? Anda... kakaknya? Saya gurunya Kai. Karena khawatir saya mau menjenguk."

Aku tersenyum lega, mengangguk, "Kai ada di dalam. Silakan."

virtual || choi beomgyu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang