"Aku dulu sangat dekat dengan kakakku. Sedekat kamu dengan Kai. Sebelum mereka mulai bertengkar dan mengabaikanku."
"Aku tidak tahu awal mulanya. Mereka benar, aku yang tidak tahu apa apa ini seharusnya diam saja dari awal."
"Memilih masuk kedokteran karena aku tahu kalau masuk jurusan seni malah akan memperburuk keadaan. Ayah bisa marah dan bisa saja rumah lebih buruk dari yang kamu baca."
"Kamu tahu apa yang lucu? Kami semua egois, Lena."
"Aku masuk kedokteran karena aku tidak mau menjadi bagian dari perusahaan ayah. Kalau kamu tanya apa aku senang, tidak juga. Ini keinginan ibu; salah satu anaknya menjadi dokter."
"Lagipula, ayah lebih mengharapkan Kak Yeonjun memimpin perusahaan atau Kak Soobin. Aku bahkan tidak ada di dalam daftar hahaha."
"Aku lega awalnya. Tapi yang ada, semua saudaraku menuntut hak kebebasan. Mulai egois."
"Rumah tidak pernah terasa seperti rumah setelah itu Lena. Aku sering di luar dan bermain dengan temanku atau sekedar belajar di kampus, persis seperti yang kamu baca di sana."
"Sudah. Kisah hidupku hanya sampai sana."
"Nona Seo, anda mendengarku?"
Aku terlonjak, mengerjap sejenak kemudian mengangguk. Terlalu larut memikirkan percakapanku dengan Beomgyu kemarin.
Ah, perutku sakit mengingatnya.
Sejak bangun tadi aku merasa tidak enak. Apa ramen yang kemarin kadaluarsa, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
virtual || choi beomgyu [✔]
Fanfiction[ғɪᴄᴛɪᴏɴ - ғᴀɴᴛᴀsʏ] "Ketuk dua kali untuk membuat dia nyata," begitu kalimat terakhir dari cerita yang aku baca. Ha. Bualan untuk anak anak. °txt fanfiction° •oc •choi beomgyu