※09

1K 317 187
                                    

"Apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?"

"Kenapa menatapku begitu?"

"Siapa?"

"Kamu, Lena."

Aku mengernyitkan dahi, bingung. Memang aku menatap dia daritadi?

"Tidak usah percaya diri begitu. Aku melihat perempuan yang berjalan kemari daritadi," jelasku, kembali membuka mulut dan memakan makan siangku.

Beomgyu yang bingung memilih langsung menoleh. Dasar lambat. Dia telat sedetik untuk melihat bagaimana gadis itu jalan ke arahnya.

Kini, gadis yang bersamanya tadi sudah berada di sebelah meja kami. Tersenyum manis menatap Beomgyu. Cantik.

"Hai. Terima kasih sudah membantu tadi," ujarnya.

Beomgyu mengangguk santai, "Bukan apa apa. Lain kali jangan jalan sendirian kalau begitu."

"Iya." Gadis itu mengulum senyum. Kemudian tangannya terulur ragu, "Kalau berkenan, ini untuk rasa terima kasihku."

Beomgyu sedikit terperanjat saat sebuah roti isi disodorkan tepat di depannya. Sempat sempatnya Beomgyu melirikku ragu saat ada makanan menganggur di depannya.

Aku membalas tatapannya dengan apa? Kenapa melihatku?

Setelah itu dia mencibir, menyahut roti isi dari gadis itu, berucap terima kasih.

"Padahal tidak perlu repot," katanya.

"Aku tidak repot sama sekali. Oh iya, aku Shin Ryujin, Jurusan Psikologi." Dia mengulurkan tangannya, berharap mendapat jabatan.

Aku masih di sini, menikmati tontonan di depanku. Dimana Beomgyu menjadi bingung, dan Ryujin yang sedang berusaha berkenalan.

Beomgyu menjawab ragu, "Aku Choi Beomgyu, Jurusan Seni."

"Seni? Wah, hebat. Bagian mana?" tanyanya antusias.

"Musik."

"Oh, keren! Kamu bisa bernyanyi. Atau alat musik?"

"Eum... Keduanya... kurasa?" Beomgyu melirikku lagi, seperti bertanya iya, kan?

Dia berharap aku menjawab apa memang?

Jadi aku hanya mengendikkan bahuku, menyuruhnya kembali fokus pada gadis itu.

"Luar bisa. Oh, dan ini...?"

Akhirnya Ryujin menyadari kehadiranku di sini. Saling melempar senyum, aku menyapa, "Hai."

"Dia Lena, pa—"

"Temannya Beomgyu," selaku cepat sebelum Beomgyu mengatakan omong kosong.

Ryujin mengangguk ramah, "Hai, Lena!"

Melirik kecil, aku bisa menemukan wajah Beomgyu merutuk. Mungkin menyumpahiku di dalam kepalanya sekarang.

"Boleh aku makan siang dengan kalian?" tanya Ryujin ragu.

virtual || choi beomgyu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang